Ia juga mengatakan bahwa PBB akan selalu konsisten dalam seruan dengan tujuan perdamaian dunia.
"Kami sangat konsisten dalam seruan kami untuk gencatan senjata, pembebasan sanderra, dan akses kemanusiaan yang lebih besar" lanjutnya.
Bahkan Amerika Serikat yang merupakan sekutu dari Israel mengecam serangan tersebut. Dilansir dari Times of Israel, John Kirby yang merupakan Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menganggap serangan itu berlebihan.
"Israel mempunyai hak untuk menyerang hamas, dan kami memahami bahwa serangan ini menewaskan dua teroris hamas. Namun, seperti yang kami jelaskan, Israel seharusnya mengambil segala bentuk pencegahan untuk melindungi warga sipil" ujar John Kirby.
Selain itu, Presiden Turki, Erdogan mengutuk keras penyerangan Israel terhadap Rafah. Dilansir dari detiknews.com, Erdogan meminta negara negara islam untuk bertindak atas penyerangan Israel terhadap Rafah.
"Saya ingin menyampaikan beberapa kata kepada dunia Islam: tunggu apa lagi untuk mengambil keputusan bersama?" ujar Erdogan.
Insiden serangan terhadap Rafah juga menimbulkan adanya Gerakan All Eyes on Rafah yang kini mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk selebriti, politisi, dan organisasi non-pemerintah. Berbagai tokoh publik menggunakan platform mereka untuk menyuarakan dukungan dan mendesak tindakan segera untuk membantu warga Rafah. Di platform Instagram, tagline "All Eyes on Rafah" telah diposting lebih dari 30 juta kali di Instagram Story. Ini membuktikan bahwa serangan terhadap Rafah memunculkan reaksi dan dukungan terhadap Rafah.
Insiden di Rafah ini menambah panjang daftar tragedi dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Meskipun Netanyahu telah mengakui kesalahan dan berjanji untuk melakukan investigasi, langkah nyata untuk mencegah kekerasan di masa depan masih menjadi tanda tanya besar.
Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, diperlukan upaya bersama dari kedua belah pihak serta dukungan komunitas internasional. Dialog dan negosiasi yang tulus serta penghormatan terhadap hak asasi manusia harus menjadi dasar dari setiap solusi yang diambil.
Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, harapan untuk masa depan yang lebih damai tetap ada, meskipun jalan menuju perdamaian tersebut masih panjang dan penuh tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H