Mohon tunggu...
Fariska Amalia
Fariska Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Fariska Amalia, seorang pembelajar yang giat mengasah pengetahuan dan keterampilan. Berbekal kejujuran, ketelitian, adaftif, kerja keras, loyalitas, dan daya juang yang tinggi, siap menjadi pribadi yang tumbuh secara profesional.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jet Pribadi dan Kue 400 Ribu: Potret Ketimpangan Indonesia?

7 September 2024   23:59 Diperbarui: 8 September 2024   00:04 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusi GINI bisa menjadi alternatif mengatasi ketimpangan di Indonesia:

  • Gunakan APBN untuk Pemerataan Infrastruktur 

Pemerintah diharapkan mampu memaksimalkan APBN untuk pembangunan infrastruktur yang merata di desa maupun di kota. Infrastruktur tersebut dapat berupa jalan sebagai akses mobilitas warga, jembatan penghubung antarwilayah, fasilitas kesehatan yang memadai terutama di daerah 3T, serta penyediaan akomodasi transportasi umum. Diharapkan dengan adanya pemerataan infrastruktur dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat sehingga ketimpangan dapat berkurang secara bertahap.

  • Intensitas Pendidikan dan Keterampilan SDM

Pendidikan merupakan pilar utama kemajuan bangsa dan juga sebagai fondasi pembentukan  keterampilan sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya, semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak minimal 12 tahun sekolah. Hal ini bukan merupakan tanggungjawab pemerintah saja, melainkan masyarakat juga harus turut aktif dalam mementingkan pendidikan. Dalam pendidikan tersebut tidak hanya mempelajari ilmu pasti, tetapi juga termasuk pelatihan karakter sehingga masyarakat yang terdidik mampu mengoptimalkan keterampilannya untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan membantu mengentaskan ketimpangan.

  • Negara Memperkuat Stabilitas Hukum, Ekonomi, Politik, dan Sosial

Stabilitas hukum, ekonomi, politik, dan sosial tidak dapat dipisahkan dan selalu ada keterkaitan satu sama lain. Keempat aspek tersebut bahu membahu menyongsong keadilan dan persatuan yang bertujuan untuk meminimalisir ketimpangan. Stabilitas keempat aspek tersebut dapat dilakukan dengan cara menaati hukum yang berlaku tanpa menormalisir tindakan suap, tetap melakukan tindakan ekonomi supaya deflasi tidak meningkat, turut serta dalam demokrasi untuk menciptakan hak suara, serta menghilangkan perbedaan antarkelompok-kelompok sosial agar tidak terjadi perpecahan dan tingginya ketimpangan.

  • Inovasi Ekonomi Berkelanjutan

Kemajuan ekonomi berkelanjutan dapat dilihat dari seberapa banyak inovasi yang diciptakan untuk memperlambat kondisi ketimpangan. Di zaman sekarang inovasi ekonomi dapat dilakukan menggunakan teknologi digital. Berbagai kalangan mulai dari atas, menengah, hingga bawah sekalipun dapat memanfaatkan platform digital untuk menambah kekayaan. Artinya, tak akan ada lagi ketimpangan jika inovasi ekonomi berkelanjutan dapat dilakukan secara maksimal.

 

Konsisten Berupaya Mengatasi Ketimpangan

Rasio gini ketimpangan di Indonesia menurun 0,009 poin dari 2023 ke 2024 menjadi 0,379. Namun penurunan poin tersebut bukan berarti masalah ketimpangan di Indonesia sudah teratasi sepenuhnya. Faktor-faktor seperti perbedaan kondisi demografi dan geografi, perbedaan kelas ekonomi, dan perbedaan peluang menjadi faktor utama terjadinya masalah ketimpangan di Indonesia. Agar tercapai rasio gini sebesar 0,377 -- 0,320 sesuai visi ke-dua RPJPN untuk Indonesia Emas 2045 diperlukan beberapa upaya tindakan GINI: Gunakan APBN untuk pemerataan infrastruktur, Intensitas Pendidikan dan keterampilan SDM, Negara memperkuat stabilitas hukum, ekonomi, politik dan sosial, serta Inovasi ekonomi berkelanjutan. Selain mengatasi ketimpangan, tindakan GINI juga diharapkan dapat menangkal dampak ketimpangan yang lebih serius, seperti pertumbuhan ekonomi melambat, kesejahteraan masyarakat menurun, serta perpecahan di masyarakat.

Referensi

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2024). Gini Ratio Menurut Provinsi dan Daerah. Diakses pada 2 September 2024, dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/OTgjMg==/gini-ratio-menurut-provinsi-dan-daerah.html

CNBC Indonesia. (2024). Kelas Menengah RI Menyerah, Banyak Mulai Jatuh Miskin!. Diakses pada 3 September 2024, dari https://www.cnbcindonesia.com/research/20240725070333-128-557434/kelas-menengah-ri-menyerah-banyak-mulai-jatuh-miskin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun