Menjalani tahun pertama sebagai anggota termuda kementrian PSDM pada waktu itu membuat saya bersemangat pada sertiap pekerjaan dan tanggung jawab yang di berikan kepada saya, setiap acara dan event dilaksanakan dengan sepenuh hati, Â terasa begitu menyenangkan menjadi anak bungsu di organisai hebat tersebut, bagaimana tidak, dalam penentuan kepengurusan atau mentri dalam setiap kementrian dipilih yang terbaik oleh presiden dan wakil presiden. dipimpin oleh senior kelas terbaik yang dipilih oleh orang terbaik.
Begitulah saya menjalani tahun pertama di organisasi ini. dijalani begitu saja seperti air sungai mengalir. Dan pada tahun berikutnya ketika presiden tahun lalu berganti dengan yang baru, maka dibentuk pula kepengurusan yang baru di dalam nya. Dan saya pun di tawari oleh mentri baru yang mengemban tugas di kementrian PSDM untuk kembali pberpartisipasi di dalam organisasi.Â
Tentu saya yang sudah terbiasa di beri tugas atau di suruh dalam pekerjaan di kementrian ini menerima nya langsung tanpa ragu sedikit pun. Namun yang sangat di sayang kan dalam dua tahun saya berpartisipasi dalam organisasi ini di kehidupan SMP saya, saya sama sekali tak menguasai atau tak memahami betul apa itu kehidupan ber organisasi yang sebenarnya, karena pada saat itu, disamping pola pikir saya yang lambat perkembangannya, yang saya lakukan melaksanakan perintah senior dan hanya menikmati keberhasilan yang diraih senior pengurus tanpa belajar bagaimana bisa atau bahkan mencapai keberhasilan seperti yang mereka raih.
Dan ketika saya lulus pendidikan SMP dan memilih untuk melanjutkan pendidikan SMA di tempat yang sama, saya kembali ditawari untuk mengisi keanggotaan yang sama di oraganisasi tersebut . Mentri dan senior di kementrian PSDM yang terpaut satu tahun di atas saya, performa nya begitu mengagumkan.
Namun di tengah menjalani keanggotaan pada kelas sepuluh, sering terbesit di benak saya, apa yang terjadi jika saya tetap menajalani kenanggotaan di kementrian ini untuk tahun yang ketiga? apakah saya akan diberi amanah seperti senior senior saya yang begitu hebat. Terkagum akan gemilang nya kinerja senior senior tersebut membuat saya sadar bahwa saya tak akan bisa menciptakan keberhasilan yang sama apabila di tunjuk sebagai mentri dari kementrian ini  atau bahkan hanya memenuhi tanggung jawab tersebut . Saya yang waktu itu terbiasa dan nyaman berada di bawah kepemimpinan orang lain, menjadikan saya orang yang tak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Suatu ketika saya pernah meyampaikan keganjalan pikiran tersebut kepada mentri yang setahun tingkatannya di atas saya dan meminta untuk tidak melanjutkan keanggotaan. Akan tetapi mentri atau senior tersebut memang orang yang betul betul hebat, ia memotivasi dan memberi arahan yang sebetulnya sangat tepat untuk saya.Â
Namun sekali lagi, sayang saya waktu itu masih bocah yang tak paham dan tak tau apa apa hakikat dari tanggung jawab itu sebenarnya. Yang terjadi pada saya hanya kembali bersemangat menjalani tugas sebagai "anggota" kementrian PSDM. Sehingga sesuai kerisauan yang pernah saya rasakan, saya mengalami kegagalan total saat mengemban amanah sebagai nahkoda kementrian PSDM yang dipercayakan teman teman saya.Â
Saya mengkhianati kepercayaan mereka dengan kelalailan dan ketidak cakapan, dan menzhalimi teman teman se kementrian yang tak dapat saya ayomi dengan benar. Bertahun setelah nya saya baru menyadari apa itu sifat bertanggung jawab yang sebenarnya dari kegagalan saya sebagai mentri dari organisasi tersebut dan paham sedikit akan fatal nya apabila tak siap dalam menghadapi setiap ujian yang kita hadapi, komluar biasa kegagalan yang di hadapi. Semoga dengan tulisan ini dapat membuat kita lebih baik kedepannya terutama bagi penulis sendiri, wassalam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI