Mohon tunggu...
Faris Firdaus Alkautsar
Faris Firdaus Alkautsar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Kritis

Suka memandang suatu kondisi dari berbagai sisi, manusia harus berpegang pada kebenaran bukan mencari pembenaran dari kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Merah Putih (2009)

18 Oktober 2023   11:35 Diperbarui: 18 Oktober 2023   11:42 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review Film Merah Putih (2009)

Sinopsis. : Berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Di sana, mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.

Alur : Maju

Latar : Jawa Tengah pada saat Agresi Militer 1 Tahun 1947 

Kelebihan : 

- Penggambaran masa awal kemerdekaan hingga Agresi Militer 1 terkesan realistis.

- Para pemeran dalam film menjiwai peran mereka masing-masing.

- Meskipun film ini dirilis pada tahun 2009 akan tetapi memiliki kualitas visual effect yang bagus.

Kekurangan :

- Transisi penggantian scene dan latar tidak halus.

- Penyerangan Belanda saat malam perayaan kelulusan Tentara Rakyat dirasa tidak masuk akal, karena seharusnya kondisi militer sudah siaga semenjak Van Mook memutuskan untuk tidak terikat pada Perjanjian Linggarjati dalam kurun waktu 24 jam setelah pernyataan tersebut Agresi Militer 1 dimulai.

- Tokoh Marius yang pengecut yang tidak bisa membidik senjata dengan benar lulus sebagai kadet dari Sekolah Tentara Rakyat. Dan kenapa orang berpendidikan tinggi seperti Marius yang memiliki background sekolah kedokteran memutuskan jadi kader? Kenapa tidak jadi Dokter Tentara saja (bagian medis)? Dari sini bisa dilihat bahwa ada penokohan yang tidak logis.

- Ketidaklogisan cerita. Bagaimana ke 4 tentara yang tersisa bisa menyusup ke gudang senjata kemudian merampas senjata? Tidak mungkin gudang senjata hanya dijaga oleh 1-2 tentara musuh. Tak selesai sampai disitu bagaimana cara mereka mengalahkan tentara Belanda di sebuah jembatan tidak bisa diterima akal sehat walaupun sudah berhasil meledakkan tangki bahan bakar dan menyerang secara tiba-tiba dari jarak jauh. Tentara Belanda yang dilengkapi persenjataan lebih lengkap dengan jumlah yang lebih banyak jika dipikirkan secara akal sehat maka Belanda yang menang. Terdapat kejanggalan lagi yaitu dari seluruh penduduk desa yang dibantai yang selamat hanyalah seorang pria dengan beberapa anak laki-lakinya saja padahal seluruh penduduk desa sudah jelas-jelas tidak mau mengungsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun