Mohon tunggu...
Faris Fandana Revinata
Faris Fandana Revinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 2 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Saya merupakan Mahasiswa Semester 2 jurusan Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga. saya adalah seorang kpopers dan penyuka drama korea. hobi saya traveling sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Masyarakat Stres, Kemacetan di Sidoarjo Tak Kunjung Usai

9 Juni 2022   22:30 Diperbarui: 9 Juni 2022   22:32 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan jumlah kendaraan terbanyak ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Pertumbuhan kendaraan roda dua di Sidoarjo mencapai 5,7% per tahun. Pertumbuhan kendaraan yang tinggi menyebabkan masalah transportasi yaitu kemacetan lalu lintas. Kemacetan sudah menjadi pemandangan biasa saat melintasi kawasan Jalan Raya Gedangan Sidoarjo. Apalagi saat mendekati perempatan empat lampu merah Gedangan. Ada banyak hal yang membuat kawasan ini macet. 

Penyebab utamanya adalah tingginya volume kendaraan yang melintas, tidak sebanding dengan luas jalan. Kurangnya kesadaran pengguna jalan terhadap rambu lalu lintas, sehingga sering melanggar aturan yang ada, juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di simpang Gedangan Sidoarjo. 

Kendaraan yang melewati kawasan tersebut tidak hanya mobil keluarga dan kendaraan roda dua, tetapi juga banyak kendaraan besar seperti truk trailer dan tronton. Hampir setiap saat terjadi peningkatan volume kendaraan terutama pada jam sibuk seperti jam berangkat atau pulang kerja.

Saat memasuki jam padatnya pengguna jalan di jalur Gedangan, sering kita jumpai pengendara yang melanggar rambu lalu lintas. Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan jumlah kendaraan terbanyak ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Pertumbuhan kendaraan roda dua di Sidoarjo mencapai 5,7% per tahun. 

Pertumbuhan kendaraan yang tinggi menyebabkan masalah transportasi yaitu kemacetan lalu lintas. Kemacetan sudah menjadi pemandangan biasa saat melintasi kawasan Jalan Raya Gedangan Sidoarjo. Apalagi saat mendekati perempatan empat lampu merah Gedangan. Ada banyak hal yang membuat kawasan ini macet. 

Penyebab utamanya adalah tingginya volume kendaraan yang melintas, tidak sebanding dengan luas jalan. Kurangnya kesadaran pengguna jalan terhadap rambu lalu lintas, sehingga sering melanggar aturan yang ada, juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di simpang Gedangan Sidoarjo. Kendaraan yang melewati kawasan tersebut tidak hanya mobil keluarga dan kendaraan roda dua, tetapi juga banyak kendaraan besar seperti truk trailer dan tronton. 

Hampir setiap saat terjadi peningkatan volume kendaraan terutama pada jam sibuk seperti jam berangkat atau pulang kerja. Saat memasuki jam padatnya pengguna jalan di jalur Gedangan, sering kita jumpai pengendara yang melanggar rambu lalu lintas. Seperti yang seharusnya tidak boleh berhenti untuk belok ke kanan arah sukodono tetapi banyak pengendara yang tidak mematuhi hal itu sehingga terjadilah kemacetan yang panjang.

Makin hari kemacetan di sidoarjo makin bertambah parah, lama tempuh perjalanan dari Gedangan hingga Waru yang normalnya bisa ditempuh dengan waktu 10 menit jika terjadi kemacetan bisa 30-35 menit. Di Kabupaten Sidoarjo, sejumlah titik kemacetan yang dinilai parah selain di perempatan Gedangan adalah bundaran waru, kemudian di bawah jalan layang Waru, dan di pertigaan Kletek Taman. 

Kemacetan panjang yang biasanya terjadi dari Gedangan hingga Waru salah satu penyebabnya adalah bundaran Salud. Saat ini lebar jalan di wilayah pertigaan tersebut hanya 7 meter karena terhalang bangunan warung dan pertokoan. Ukuran yang terlalu sempit jika dibandingkan dengan volume kendaraan yang lewat. Selama ini di jalan tersebut menjadi titik penyebab kemacetan, pada saat pagi jam masuk kerja dan sore hari pada saat jam pulang kerja. 

Selain di Kawasan tersebut kemacetan juga terjadi di daerah Waru, selain menjadi kawasan pertemuan ruas jalan akses penghubung kota Surabaya dengan kota di provinsi Jawa Timur bagian selatan, timur dan barat, pada kawasan Waru juga terdapat Terminal Purabaya dan berbagai aktivitas industri. Tingginya volume lalulintas kendaraan pada kawasan ini cenderung berubah menjadi kemacetan. Apalagi jika sudah ada bus yang berhenti sembarangan sebatas menaikkan penumpang di luar terminal Purabaya.

Seiring dengan berbagai permasalahan kemacetan di Kabupaten Sidoarjo lalu bagaimanakah respons atau tindakan dari pemerintah daerah Sidoarjo?. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai merencanakan untuk segera mengatasi kemacetan jalan penghubung Sidoarjo sampai Surabaya dengan segera membangun jalan pendamping di Kecamatan Waru hingga Kecamatan Buduran. 

Pembangunan jalan pendamping tersebut memang perlu dilakukan mengingat jalan utama yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo tersebut sering kali macet oleh arus kendaraan.

Jika boleh mengkritisi seharusnya bukan hanya pelebaran jalan dan pembangunan fasilitas jalan di jalan yang sering terjadi kemacetan tetapi juga pemkab sidoarjo seharusnya juga memberikan fasilitas berupa transportasi umum yang mudah di jangkau di Kabupatan Sidoarjo yang juga nantinya transportasi tersebut terintegritas dengan transportasi di Kota Surabaya. 

Sebelumnya di sidoarjo sendiri sudah ada bus trans Sidoarjo yang beroprasi dari kecamatan Porong hingga terminal Purabaya. Tetapi saat ini transportasi tersebut sudah tidak terlihat lagi keberadaannya dan halte bus trans sidoarjo yang berperon tinggi itu sudah tidak terawatt lagi, seperti kaca yang pecah dan juga lantai yang kotor penuh dengan sampah. 

Seharusnya pemerintah kabupaten Sidoarjo memperhatikan hal ini, bahwa sesungguhnya solusi dari kemacetan bukan hanya membangun fasilitas jalan dan memperluas jalan tetapi juga perlu adanya transportasi umum seperti transportasi yang bisa menghubungkan antara Sidoarjo dan Surabaya dan juga transportasi yang terintegritas dengan stasiun atau bandara misalnya. 

Jika tranportasi yang sudah disediakan sudah terintegritas maka nantinya masyarakat kemungkinan besar akan lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Perlu disadari bahwa transportasi umum sangat penting keberadaaanya termasuk di daerah yang tingkat volume kendaraannya tinggi seperti di daerah pendukung kota Surabaya ini. Transportasi umum bukan hanya sebagai pengurang kemacetan tetapi juga nantinya akan ada banyak dampak positif jika banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah kabupaten. 

Jika nantinya masyarakat sudah beralih dan banyak yang menggunakan transportasi umum maka bisa dipastikan kemacetan akan mulai berkurang. Jadi solusi dari sebuah kemacetan yang tak kunjung usai bukan hanya sebatas pelebaran jalan dan pembangunan fasilitas jalan tetapi juga transportasi yang terintergitas dengan satsiun, bandara, terminal, kampus dan juga daerah perkantoran atau pabrik sehingga bisa meyakinkan masyarakat bahwa naik transportasi umum lebih baik daripada naik kendaraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun