Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Pahlawan Kemerdekaan Daerah Lumajang Sebagai Sarana Membangkitkan Semangat Nasionalisme

1 Agustus 2024   05:07 Diperbarui: 1 Agustus 2024   13:42 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pahlawan  kemerdekaan merupakan gelar yang diberikan kepada para pejuang yang sudah berkorban jiwa dan raganya untuk memerdekakan wilayah Indonesia dari penjajah. Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang di wilayah Lumajang, ada beberapa tokoh yang menjadi teladan dalam semangat patriotisme dan kepahlawanan, menuju Indonesia merdeka dan membentuk fondasi negara yang berdaulat.

PERJUANGAN PAHLAWAN KEMERDEKAAN

Pada tanggal 27 Juli 1947 dengan dipimpin langsung oleh Sukartijo, dilakukan penyerangan atas tangsi Belanda di Jatiroto. Adapun, kekuatan lawan sebanyak satu seksi riil. Dari pertempuran mendadak dan tak terduga ini, telah membawa korban yang cukup besar dari pihak musuh. Kira-kira satu regu tentara Belanda tewas, termasuk seorang yang terkait dibatas miari, salah satu tangki meledak. Kemudian juga berhasil merampas senjata Belanda. Akibat dari serang tersebut Belanda mengadakan serangan balasan dengan mengepung Desa Rowokangkung. Akan tetapi mereka tidak berhasil  menangkap seorang pun di antara pasukan gerilya. Dengan tindakan biadab, diluar batas perikemanusian, pasukan Belanda memuntahkan peluru dengan jumlah tak terbatas.(Nur Hadi & Sutopo: 110-111)

Dalam pasukan Sukartijo, seperti yang sudah disebut, terdapat seorang pejuang wanita yang disebut yang gagah berani yaitu soegiarti (Soegito). Senjata yang biasa dipegang adalah senjata-senjata berat seperti mitralyur dan lain-lainnya. Bidikannya jarang meleset seperti yang terjadi di sepanjang jalan dreksi. Pada saat itu beliau mendengar ada kentongan, ternyata ada 4 (empat) orang pasukan Belanda pada masing-masing dreksi, sehingga semuanya ada 16 orang. Begitu mengetahui ada orang Belanda, Soegiarti masuk kedalam rumpun tebu. Dari sini kemudian dibunyikan mitralyurnya tepat pada sasaran, sehingga semua penumpang dreksi melarikan diri. Enam orang tewas. Senjata-senjatanya ditinggalkan begitu saja sehingga semua diambil oleh pasukan gerilya. Demikian perjuangan yang dilakukan oleh Kompi Sukartijo yang penuh dengan retorika (Diambil dari naskah yang disusun dalam rangka peresmian Monumen Juang Kompi Sukartijo di Desa Nogosari, eks kawedanan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang).

Pada tahun 1947 wilayah Indonesia mulai diduduki kembali oleh Belanda, tidak terkecuali wilayah Jawa Timur, Kabupaten Lumajang. Lumajang mulai tergerak untuk mendirikan organisasi kesatuan pasukan pada zaman revolusi:

  1. Kompi I, tempat konsolidasi Bodang, terdiri dari pasukan Kie Sendiri, Kei lain, Polisi Perawat, dengan nama komandan Mh. Yasir, jumlah anggota dan senjata: 60/30, komponen terdiri dari Pemuda atau gabungan.

  2. Kompi II, tempat konsolidasi Kartosuro, terdiri dari pasukan kie sendiri, kei lain, polisi, pegawai, dengan nama komandan Lt. Suwignyo, jumlah anggota dan senjata: 90/25, komponen terdiri dari variatif.

  3. Kompi III, tempat konsolidasi Krasak, terdiri dari pasukan campuran, nama komandan Lt. Suwandak, jumlah anggota 90/50, komponen terdiri variatif.

  4. Kompi IV, tempat konsolidasi Rowokangkung-Yosowilangun, terdiri dari pasukan putri pemberani (Sugiarti), nama komandan Lt. Soekartiyo, jumlah anggota dan senjata 150/50, komponen kesatuan TNI dan Zeni

  5. Kompi V, tempat konsolidasi Malang dan Penanggal, terdiri dari Skomen atau Kei Resimen, nama komandan Kol. Moch. Surudji dan Slamet  W., Jumlah anggota dan senjata kurang lebih 100 pasukan, komponen Resimen Menak Koncar.

  6. Kompi Ki SW, tempat konsolidasi Penanggal, terdiri pasukan campuran, nama komandan Slamet Wardoyo., jumlah anggota dan pasukan 100/100, komponen terdiri dari variatif.

  7. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun