Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Stasiun Kereta Api Pasirian pada Masa Pendudukan Jepang

11 Desember 2023   05:21 Diperbarui: 11 Desember 2023   07:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumuber: Leiden University Libraries Digital Collections:KITLV 19335 (Jalur kereta api diatas sungai Moedjoer pada masa Hinda-Belanda)
Sumuber: Leiden University Libraries Digital Collections:KITLV 19335 (Jalur kereta api diatas sungai Moedjoer pada masa Hinda-Belanda)

Wilayah Lumajang juga mengalami perubahan ketika pendudukan Jepang dikarenakan terkenal sumber daya alam melimpah dan wilayah sebelah selatan langsung berbatasan dengan samudra Hindia dan wilayah Australia yang masuk dalam golongan sekutu.  

Jepang menganggap bahwa wilayah Lumajang terutama Pasirian merupakan wilayah yang sangat penting untuk pertahanan militer untuk serangan sekutu dari wilayah Australia. 

Pemerintahan Lumajang dirubah khusus pada daerah Pasirian (Gun) ini dapat diartikan dengan distrik atau kawadanan   membawahi  Tempeh dan Candipuro. 

Wilayah Pasirian di bagian Selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Australia. Letak geografis wilayah pasirian memberikan nilai lebih pada pendudukan Jepang. 

Eksisten stasiun pasirian pada masa Hindia-Belanda yang dianggap sangat penting untuk kegiatan perkebunan dan alat transportasi para pengusaha perkebunan untuk mengontrol wilayah  perkebunannya di wilayah Pasirian. 

Stasiun Pasirian pada masa penduduk Jepang mulai mengalami  pergeseran fungsi namun tetap dianggap penting bagi Jepang untuk mendukung proyek-proyek pertahanan untuk melawan sekutu di wilayah Pasirian.

Stasiun kereta api Pasirian mulai difungsikan untuk kepentingan militer Jepang dan mobilisasi para tenaga kerja untuk membangun proyek pertahanan Jepang. 

Pembuat bunker Jepang yang di area atas gunung tambo, puncak rangga dan daerah sekitar pantai bambang serta pantai Watu Pecak memerlukan tenaga dan bahan cor semen yang dipastikan bahan tersebut bukan dari Lumajang melain dari luar kota, dengan ini kereta api merupakan alat angkutan paling efisien dalam skala besar untuk mengangkut barang. 

Pada masa pendudukan Jepang kerja paksa yang disebut dengan romusha. Pelibatan romusha dari luar daerah pasti dimungkinkan untuk membangun proyek militer Jepang yang tidak mudah terutama membuat bunker diatas gunung dan dengan raung bilik mulai dari ruang-ruang sesuai standar Jepang, begitu juga dengan yang dekat pantai bambang, pantai Watu Pecak dan PLTA di dekat gunung gajah mungkur.

Romusha yang datang di Lumajang dengan skala besar ada kemungkinan menggunakan kereta api dan mobilitas  besar-besar dengan turun di stasiun kereta api Pasirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun