Mohon tunggu...
Faris Dwi Ristian
Faris Dwi Ristian Mohon Tunggu... Guru - Sebagai pendidik disalah satu sekolah negeri yang ada di Jawa Timur

Jangan menyerah dan selalu kuat, karena kehidupan terkadang berjalan tidak sesuai keinginan. Dan menyadari bahwa dengan usaha dan kerja keraslah yang akan membuat rasa pencapaian itu ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Lupakan Perjuanganku Tahun 1947-1949 (Sejarah Lokal Kabupaten Lumajang Kecamatan Candipuro dan Pasirian)

9 November 2023   19:23 Diperbarui: 11 November 2023   03:32 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Jumat tanggal 10 November 2023. Ini merupakan hari pahlawan dengan momen peristiwa ini mengajak para pemuda penerus bangsa untuk belajar bagaimana perjuangan para pahlawan daerah untuk meningkatkan karakter nasionalisme. Perjuangan para pahlawan daerah Kabupaten Lumajang Kecamatan Candipuro dan Pasirian  pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda.

PERISTIWA 

Peristiwa yang terjadi di daerah Candipuro tidak lepas dari pengaruh peristiwa yang terjadi di skala Nasional. Pada tanggal 5 Mei 1947, keluar dekrit presiden No. 6 yang isinya membubarkan semua badan kelaskaran untuk digabung menjadi satu dalam TNI. Dalam hal ini, barisan Hizbullah Lumajang yang tadinya satu Batalyon dengan kompi Cholid bin Walid dibawah pimpinan A. Djalal dan Kompi Panjiwulung dibawah pimpinan Suwarno Fatah diciutkan menjadi satu kompi di bawah pimpinan Kapten Kyai Ilyas yang masuk pada jajaran Batalyon IV.

Susunan Kompi ini selanjutnya adalah sebagai berikutnya:

  1. Komandan kompi : 1 Kapten Kyai Ilyas

  2. Komandan seksi I : Lettu Abd. Djalal

  3. Komandan seksi II: Peltu Abd. Ra'uf

  4. Komandan seksi III: Peltu Abd. Aziz Masyhuri

  5. Komandan seksi IV: Serma Ilham

  6. Kepala Staf : Serma Abd. Hamid Yusuf. 

Masuk Belanda ke wilayah Jawa Timur pada masa Agresi Militer II, pasukan Kyai Ilyas yang masuk Batalyon IV Samsul Islam mendapatkan perintah untuk mengikuti induk pasukannya dengan tugas gerilya di daerah Pasuruan. Akan tetapi karena  pertimbangan taktis dan praktis, serta atas persetujuan dan komandan Batalyon Mayor Samsul Islam, pasukan Kyai Ilyas tetap diperkenankan untuk bergerilya di daerah Lumajang. ( Nur Hadi & Sutopo: 259-260). Perjuangan rakyat Lumajang untuk mempertahan kemerdekan benar sangat keras ketika pecahnya pertempuran pada tanggal 9 April 1949 pasukan Belanda dibantu KNIL dan Cakra melakukan gerakan di Desa Boreng, setelah sebelumnya Kyai Ilyas bersama pasukan tersebut ada di wilayah tersebut. Kompi Kyai Ilyas terkenal tangguh dalam memberikan perlawanan, menjadi salah satu target utama Belanda (Wahyudi dkk :122). 

Terjadi pertempuran sangat hebat antara Belanda dengan pasukan Kyai Ilyas namun dalam segi posisi serdadu Belanda datang dengan jumlah cukup banyak. Kyai Ilyas dapat merobohkan pasukan Belanda dengan tembakannya dan berlari untuk mengambil senjata otomatis sudah terlepas tangannya. Tetapi sebelum mengambil senjata pasukan Belanda, beliau diberondong peluru paha kanan dan pusarnya terluka parah (Nur Hadi & Sutopo:263). Dengan gugurnya Kyai Ilyas pertempuran tetap berlangsung sampai sore hari, saat fajar menunjukkan Maghrib akan tiba, Belanda meninggalkan arena pertempuran kembali menuju kota dengan mengemasi mayat-mayat kawannya. Pada saat itu pemakaman Kapten Kyai Ilyas dilakukan bertempat di Ledok Banjarwaru yang dipimpin oleh Kyai Sudja ( Sejarah pemerintahan Lumajang: 133)

Perjuangan tidak sampai disini semangat mempertahankan kemerdekaan semakin berkobar. Di wilayah Tempeh, Pasirian dan Candipuro dipimpin oleh pasukan Kompi Slamet Wardojo menjaga kemampuan secara eksis dan menjaga dengan hubungan baik dengan rakyat untuk perjuangan pasukan gerilya untuk menghindari dari incaran pasukan Belanda (Nur Hadi & Sutopo:271)

Pada saat itu pos dari daerah Candipuro dijaga oleh pasukan Belanda, pasukan dari Kompi Slamet pada kenyataan kalah dalam bidang persenjataan,namun perjuangan pasukan gerilya dibantu masyarakat sekitar. Peperangan pun terjadi membuat pasukan Belanda kocar-kacir dan korban kedua belah pihak berjatuhan. Namun pasukan gerilya tetap harus menjaga moril untuk menghadapi pertempuran selanjutnya.

dok.faris
dok.faris
Gambar ini merupakan bukti monumen para pahlawan daerah yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan dimana mengorbankan sampai titik darah penghabisan dalam perjuangannya. Monumen yang ada di Dusun Panggung Lombok ada dua prajurit yang gugur atas nama Sapari dan Kusnan. Pada monumen yang terletak di Desa Jarit Dusun Uranggantung satu prajurit atas nama Miftah dalam pertempuran Melawan Belanda Tahun 1949.

dok.faris
dok.faris

Monumen yang terletak di Dusun Joho Desa Pasirian bertuliskan 28 Prajurit namun sangat disayangkan sudah rusak, ini merupakan hal penting sebagai bukti dan penanda bahwa jasa beliau sangat besar bagi Lumajang dan Indonesia.

KONTRIBUSI TERHADAP PENDIDIKAN SEJARAH BERSKALA LOKAL

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pendekatan pembelajaran sejarah secara berurutan mulai dari SD, SMP, dan SMA adalah secara estetis, etis, dan kritis. Pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) pembelajaran sejarah dilakukan dengan pendekatan estetis. Maksudnya adalah bahwa sejarah diberikan semata-mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa. Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejarah diberikan dengan pendekatan etis, yakni untuk memberikan pemahaman tentang konsep hidup bersama, sehingga selain memiliki rasa cinta perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa mereka tidak canggung dalam pergaulan masyarakat yang semakin majemuk (Kuntowijoyo, 1995 : 4).

Saat ini, kurikulum sekolah sudah menggunakan kurikulum merdeka yang dimana sekolah dapat menumbuhkan dan menguatkan karakter Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari enam elemen pertama: Beriman, Bertaqwa, kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, kedua: Kebhinekaan Global, ketiga: Bergotong royong, keempat: Kreatif, kelima: Bernalar kritis: keenam: Mandiri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila salah satu ada tema kearifan lokal daerah lingkungan sekolah. Dari sini tugas pendidik untuk memberikan nilai lebih bagaimana menuntun siswa untuk berkembang sesuai dengan kodratnya zaman dan kodrat alam untuk selamat dan bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun