Menjelang kegiatan G20 yang akan dilaksanakan di Indonesia pada pertengahan November mendatang, Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan kepada negara sekutunya, Australia, untuk tidak bergabung dengan perjanjian yang melarang penggunaan senjata nuklir (Treat on the Prohibition of Nuclear Weapons).Â
perjanjian TPNW merupakan perjanjian yang melarang secara menyeluruh segala bentuk tindakan mengembangkan, menguji, menimbun, menggunakan atau mengancam dan juga membantu negara lain melakukan kegiatan semacam itu.Â
AS sebagai salah satu negara yang melakukan segala bentuk larangan yang tercantum dalam TPNW tentunya menolak perjanjian tersebut dengan alasan perdamaian dan keamanan internasional.
"perjanjian itu tidak akan mengizinkan AS memperluas hubungan pertahanan, yang masih diperlukan untuk perdamaian dan keamanan internasional." ucap juru bicara keduataan AS di Canberra.
Saat ini negri kangguru tersebut tengah dilanda dilema dengan pernyataan yang dikeluarkan negara sekutu utamanya, padahal sebelumnya Anthony Albanese, Perdana Mentri Australia, sudah terlibat dalam advokasi melawan senjata nuklir dan menggambarkan senjata tersebut sebagai senjata "yang paling merusak, tidak manusiawi dan tidak pandang bulu yang pernah dibuat."
Potensi bencana senjata nuklir tersebut di Indonesia sudah dibicarakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Keenam RI, Â dalam cuitan akun twitternya.
"Terjadinya perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan" tulisnya dalam akun @SBYudhoyono (11/10).
Dalam pengamatan mentan Presiden Indonesia tersebut dunia beberapa waktu kedepan akan menghadapi krisis ekonomi, lingkungan dan keamanan. oleh karena itu beliau meminta para pemimpin negara yang tergabung dalam forum G20 negosiasi untuk menjamin perdamaian dunia.
"Wahai para pemimpin dunia, termasuk PBB, bertindaklah secara nyata untuk menyelamatkan dunia kita. Inaction is immoral. Gunakan forum G20 di Bali to Save our world, to save our planet." imbuhnya.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H