Tidak hanya itu, ketergantungan pada teknologi juga mengurangi waktu kita untuk melakukan aktivitas yang bisa meningkatkan kesejahteraan mental, seperti berolahraga, bersosialisasi secara langsung, atau bahkan sekadar merenung. Alih-alih meluangkan waktu untuk diri sendiri atau orang-orang terdekat, banyak dari kita memilih untuk "melarikan diri" ke dunia digital, yang ironisnya sering kali memperburuk perasaan tertekan atau cemas.
Namun, di tengah semua dampak negatif ini, penting untuk diingat bahwa teknologi itu sendiri tidak sepenuhnya buruk. Yang perlu kita lakukan adalah mengelola penggunaannya dengan bijak. Mempraktikkan "digital detox" secara berkala, misalnya, bisa menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Meluangkan waktu untuk berinteraksi secara langsung, tanpa distraksi teknologi, dapat memperbaiki kualitas hubungan sosial dan memberikan dukungan emosional yang lebih kuat.
Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa teknologi hanyalah alat, bukan pengganti hubungan manusia. Dengan menggunakannya secara lebih sadar dan terbatas, kita bisa menjaga kesehatan mental kita sekaligus memperkuat ikatan sosial yang sebenarnya menjadi inti dari kehidupan yang bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI