Mohon tunggu...
Farikhah IntanWulandari
Farikhah IntanWulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel

12 Desember 2022   21:45 Diperbarui: 12 Desember 2022   21:48 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKS ANAK

Pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah pendidikan yang berawal dari keluarga. Keluarga memegang peranan terpenting dalam pengembangan pendidikan yang akan diperoleh anak karena anak belajar untuk pertama kali adalah dari keluarganya sendiri. Anak akan mendengar, melihat, mengamati, dan memperhatikan orang-orang yang ada disekitarnya dan akan mempraktikan sesuai yang telah mereka lihat dan mereka dengar.  Oleh karena itu keluarga haruslah pandai-pandai dalam menyampaikan pengetahuan yang akan diberikan kepada anak ,memilih pendidikan yang akan diterima anaknya sejak dini.Karena pendidikan yang diterima anak sejak dini akan mempengaruhi pendidikan anak kedepanya.Apalagi di era modern seperti saat ini banyak sekali tekhnologi yang mempermudah anak untuk mengaksesnya.Informasi tanpa batas sangat mudah diperoleh, apalagi media elektronik semacam TV, video, CD, film, internet, HP, dan media cetak seperti koran,majalah, tabloid, brosur, foto, kartuyang berbau porno dapat diakses oleh semua lapisanmasyarakat, dan semakin terbuka dan mudah, tanpa ada pengendalian yang memadai.Disini peran keluarga terutama orang tua dituntutuntuk selalu mendampingi anak untuk menyaring segala informasi yang akan diperoleh.Jika sebuah keluarga sudah memberikan bekal pendidikan yang baik pada anak dan tertanam pada diri anak maka anak akan mampu menghadapi kehidupan kedepanya dengan baik pula.

              Salah satu pendidikan yang penting diberikan kepada anak sejak dini adalah pendidikan seks. Mengapa pendidikan seks penting? Karena, saat ini masih banyak para keluarga yang menganggap pendidikan seks sangat tabu dan menjijikkan untuk dibicarakan dengan anak kecil.Padahal dari sinilah semua itu berawal.

              Pendidikan seks penting disampaikan kepada anak sejak dini ,hal ini dapat dimulai dari dasar pengenalan hingga hal-hal yang berkaitan denganya.Pendidikan seks yang diberikan harus sesuai dengan tingkat usia perkembangan dan pengetahuan anak.

              Clara Kriswanto Secara edukatif, anak bisa diberi pendidikan seks sejak ia bertanya di seputar seks. Bisa jadi pertanyaan anak tidak terucap lewat kata-kata, untuk itu ekspresi anak harus bisa ditangkap oleh orangtua atau pendidik. Clara Kriswanto, sebagaimana yang dikutip oleh Nurhayati Syaifuddin,16 menyatakan bahwa pendidikan seks untuk anak usia 0-5 tahun adalah dengan teknik atau strategi sebagai berikut.

1. Membantu anak agar ia merasa nyaman dengan tubuhnya.

2. Memberikan sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sayang dari

orangtuanya secara tulus.

3. Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan di depan umum seperti anak selesai mandi harus mengenakan baju kembali di dalam kamar mandi atau di dalam kamar. Anak diberi tahu tentang hal-hal pribadi, tidak boleh disentuh, dan dilihat orang lain.

4. Mengajar anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-  laki dan perempuan.

5. Memberikan penjelasan tentang proses perkembangan tubuh seperti hamil dan melahirkan  dalam kalimat yang sederhana, bagaimana bayi bisa dalam kandungan ibu sesuai tingkat kognitif anak. Tidak diperkenankan berbohong kepada anak seperti "adik datang dari langit atau dibawa burung". Penjelasan disesuaikan dengan keingintahuan atau pertanyaan anak misalnya dengan contoh yang terjadi pada binatang.Dapat diceritakan dalam bentuk cerita bergambar.

6. Memberikan pemahaman tentang fungsi anggota tubuh secara wajar yang mampu menghindarkan diri dari perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi tubuhnya sendiri.

7. Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap bagian tubuh dan fungsinya. Vagina adalah nama alat kelamin perempuan dan penis adalah alat kelamin pria,

daripada mengatakan dompet atau burung.

8. Membantu anak memahami konsep pribadi dan mengajarkan kepada mereka kalaupembicaraan seks adalah pribadi.

9. Memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak mau berkonsultasi kepada orangtua untuk setiap pertanyaan tentang seks.

10. Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks dengan memberikan pemahaman kepada anaktentang susunan keluarga (nasab) sehingga memahami struktur sosial dan ajaran agama yang terkait dengan pergaulan laki-laki dan perempuan.Saat anak sudah bisa nalar terhadap struktur tersebut orang tua bisa mengkaitkannya dengan pelajaran fiqh.

11.Membiasakan dengan pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya dalam kehidupan seharihari dan juga saat melaksanakan salat akan mempermudah anak memahami dan menghormati anggota tubuhnya.

              Sebagaimana telah disebutkan, teknik pendidikan seks tersebut dilakukan dengan menyesuaikan terhadap kemampuan dan pemahaman anak sehingga teknik penyampaian dan bahasa amat perlu dipertimbangkan.

              Clara Kriswanto Secara lebih luas, penelitian Katharine Davies memperkuat sisi penting pendidikan seks ini. Hasil penelitian Katherine menunjukkan bahwa perempuan yang telah menerima pendidikan seks pada usia dini, 57% menikah dengan bahagia.10 Pendidikan seks berperan positif dalam membangun mahligai kehidupan keluarga yang lebih baik karena dalam prosesnya ada desain pembelajaran yang mempertimbangkan tentang kebaikan anak.. (Roqib. 2008. "Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini". Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, (Online), Vol.13. (http://ebookily.org/pdf/7-pendidikan-seks-pada-anak-usia-dini-m-roqib-28790900.html, diunduh 2 Juni 2014 )

              Pendapat dari Kriswanto (2006) seksualitas dapat diajarkan sedini mungkin yaitu sejak anak dilahirkan. Ketika anak masih bayi orang tua khususnya ibu dapat memberikan rasa nyaman ditubuh anak dengan cara memberi sentuhan-sentuhan yang dilandasi kasih sayang, misalnya saat memandikan, selalu menjaga kebersihan bayi. Jadi keadaan si bayi, ruangan dan tempat tidurnya harus selalu dijaga kebersihannya. Hal itu akan berdampak pada penerimaan dirinya, anak merasa bahwa dirinya berharga, dicintai, disayangi, diperhatikan dan dirawat dengan baik. Saat anak mulai bisa diajak berbicara, orang tua bisa mengajak anak untuk mengenali bagian-bagian tubuhnya, misalnya mengenalkan organ-organ tubuh beserta fungsinya, seperti kepala, tangan, kaki, panca indera dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Hal ini dapat membantu anak untuk mengenali, menerima dan menghargai anggota tubuhnya.

              Peranan orang tua terutama ibu dalam memberikan informasi seksualitas kepada anaksangat besar, karena secara emosional ibulah yang mempunyai kedekatan dengan anak. Ibulah yang melahirkan anak, merawat anak sejak bayi, memberinya kasih sayang dan perhatian. Sikap ibu dalam memperlakukan anak sejak bayi membawa pengaruh pada anak untuk memperlakukan dirinya seperti halnya ibu memperlakukan dirinya. Jika ibu selalu menjaga kebersihan dan kesehatan pada anggota tubuh anak maka kelak anak juga akan lebihmenghargai dirinya sendiri.

 

              Menurut Freud (Santrock, 2002) rentang usia antara 3 -- 6 tahun anak berada pada tahap phallic. Selama tahap phallic kenikmatan berfokus pada alat kelaminnya. Kenikmatanmasturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalanbagi tumbulnya Oedipus Complex. Dimana anak laki-laki ingin memiliki ibunya danmenyingkirkan ayahnya, sedangkan anak perempuan ingin memiliki ayahnya danmenyingkirkan ibunya. Perasaan-perasaan ini menyatakan diri dalam khayalan pada waktu

anak melakukan masturbasi.

              Pada usia 3 sampai 4 tahun anak sudah mulai menyadari tentang perbedaan alat kelamin yang berbeda antara anak laki-laki dengan anak perempuan serta menanyakan mengenai perbedaan tersebut. Pertanyaan yang sering muncul pada usia ini adalah "dari manadatangnya bayi". Perilaku seksual yang biasanya muncul pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun adalah : (1) Menyentuh bagian-bagian pribadi mereka di depan umum, (2) Menggosokgosokkan bagian pribadi mereka dengan tangan atau benda yang lain, (3) Mencoba untuk menyentuh paya dara Ibu atau wanita lain, (4) Mencoba untuk melepas baju mereka di depan umum, (5) Mencoba untuk melihat orang lain yang sedang telanjang dan (5) Mengajukan pertanyaan tentang bagian-bagian tubuh mereka beserta fungsinya. Pada usia 4 -- 6 tahun perilaku seksual yang pada umumnya muncul adalah : (1) Menjelajah bagian-bagian tubuh mereka sendiri dengan teman-teman seusianya, misalnya dengan bermain "dokter-dokteran", (2) Meniru perilaku orang dewasa, misalnya mencium, memegang tangan teman lawan jenisnya, (3) Menyebutkan organ-organ vitalnya dengan istilah mereka sendiri.

 

Saat anak bertanya sebaiknya yang dilakukan orangtua menurut Tretsakis (1993) adalah :

(1) Mempunyai kesediaan mendengar yaitu dengan menyimak dengan cermat setiappertanyaan anak agar dapat mengetahui dengan benar apa yang sebenarnya ingin diketahuioleh anak. Menjawab sambil lalu akan membuat anak merasa bahwa orangtua kurang tertarikdengan pertanyaan anak, sehingga ada kemungkinan anak akan malas bertanya lagidikemudian hari. Ini merupakan situasi yang sangat merugikan bagi orangtua maupunperkembangan kepribadian anak. (2) Jangan menangguhkan penjelasan, apabila anak bertanya secara spontan itu adalah pertanda bahwa anak siap belajar. Sebab itu janganlah menunda penjelasan dengan jalan mengalihkan perhatian anak. Anak akan bingung dan heran mengapa orangtua tidak bersedia menjawab pertanyaannya. Jadi jawablah pertanyaan anak segera setelah anak selesai mengutarakannya. (3) Jawaban yang diberikan wajar dan sederhana, jawaban yang diberikan orangtua sebaiknya tidak melampaui batas kemampuanpemahamannya. Jawaban yang terlalu mendetail dan panjang akan membingungkan anak.Pertimbangkan faktor usia dan tingkat perkembangan intelektualitasnya, agar jawaban yang

diberikan benar-benar memuaskan rasa ingin tahunya.

              Ada banyak alasan mendasar mengapa pendidikan seks secara dini bagi anak-anak perlu dan penting (Tretsakis, 1993) yaitu : (1) Pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak menerima keberdaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase perkembangannya secara wajar. Pendidikan ini akan membantu anak-anak untuk mampu membicarakan tentang seks dengan perasaan yang wajar. (2) Pendidikan seks secara dini akan membantu anak-anak untuk mengerti dan merasa puas dengan peranannya dalam masyarakat menurut jenis kelaminnya. (3) Pendidikan seks yang sehat cukup efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu yang tidak sehat dalam benak anak-anak. Anak-anak mengetahui kenyataan dan tahu bahwa orangtuanya menjawab pertanyaan mereka dengan tuntas akan merasa tidak takut atau malu-malu lagi untuk melibatkan diri dalam perbincangan dengan orangtuanya mengenai seks. (4) Pendidikan seks yang sehat, jujur dan terbuka akan menumbuhkan rasa hormat dan patuh terhadap orangtuanya. Apabila orangtua bersikap jujur, maka anak juga akan terdorong mempercayai mereka dalam hal lain di luar seks. (5) Pendidikan seks yang diajarkan di keluarga secara terarah cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasiinformasi negatif yang berasal dari luar lingkungan keluarga.

(Sugiasih. Inhastuti. 2009. "Need Assessment Mengenai Pemberian Pendidikan Seksual yang Dilakukan Ibu untuk Anak Usia 3 -- 5 Tahun". Jurnal Psikologi, (Online, Vol.16, (http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210700009/2918tutiassesmen.pdf, diunduh 2 Juni 2014)

Liputan6.com, Jakarta - Aparat kepolisian Polrestabes Surabaya, Selasa siang (6/5/2014), melakukan pemeriksaan tes psikologi terhadap Andri Lugito, pelaku pencabulan anak TK di sekolah Panca Jaya di kawasan Putat Jaya, Surabaya. Korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkari Polda Jawa Timur (Jatim).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (6/5/2014), sehari-hari pelaku bekerja sebagai petugas kebersihan TK dan SMP sekolah tersebut.


Kompol Suparti selaku Kasubag Humas Polrestabes Surabaya mengungkapkan, setelah pihaknya melakukan tes psikologi terhadap pelaku pencabulan, diketahui ia nekat melakukan pencabulan karena suka dengan korban. Selain itu polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dari pihak sekolah dan orangtua korban.

Seperti diberitakan sebelumnya, Andri Lugito nekat mencabuli anak TK di kamar mandi saat korban sedang buang air kecil di sekolahnya.

Sementara itu, seorang kakek di Pandeglang Banten tega menyetubuhi anak berusia 7 tahun sebanyak 3 kali. Aksi bejat pelaku akhirnya terbongkar warga yang memergokinya tengah melakukan tindakan asusila terhadap korban di sebuah pemandian umum.

SP, kakek 69 tahun warga Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini harus berurusan dengan polisi karena tertangkap basah tengah melakukan tindakan bejat.

Ia kepergok warga saat tengah memperkosa seorang anak perempuan sebut saja SS, yang masih berusia 7 tahun. Oleh warga kakek itu digelandang ke Polsek Bojong karena khawatir menjadi bulan-bulanan warga. Pihak polsek menyerahkan kasus SP ke Mapolres Pandeglang.

Kronologis penangkaan SP bermula saat seorang warga bernama Lutfi yang hendak mandi di pemandian umum di kampungnya, memergoki pelaku tengah memaksakan nafsunya ke korban. Setelah itu saksi mengajak warga lain untuk mengamankan pelaku yang sudah pulang ke rumahnya.

Kepada penyidik dari Tim Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Pandeglang, SP mengaku kalau dirinya sudah 3 kali menyetubuhi korban. Modusnya dia mengiming-imingi korban yang sedang mandi dengan uang Rp 1.000.

Setelah itu pelaku mengancam korban untuk tidak melaporkan perbuatannya ke orangtua atau tetangganya. Perbuatan bejat pelaku dilakukan setiap 1 bulan sekali selama 3 bulan terakhir. Si kakek beralasan tidak bisa menahan nafsu syahwatnya setelah dicerai oleh istrinya 4 bulan silam.

Meski pelaku mengaku jumlah korbannya hanya satu orang, pihak kepolisian terus mengembangkan kasus ini guna mencari kemungkinan ada korban lain.

Akibat perbuatannya, polisi telah menjerat pelaku dengan pasal 81 dan 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Di Surabaya, Jawa Timur, saudara seorang bapak dua anak, warga Simorukun, diringkus Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya lantaran kepergok mencabuli keponakannya sendiri yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD).

Dari tangan pelaku polisi menyita barang bukti satu setel baju dan celana dalam milik korban. Setelah mendapatkan laporan dari orangtua korban, Suyatno hanya pasrah saat di gelandang ke Mapolrestabes Surabaya.

Di hadapan polisi ia mengaku melakukan pencabulan sebanyak 3 kali dan nekat mencabuli keponakannya sendiri karena nafsu.

Menurut Kompol Suparti, selaku Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, modus pelaku ini merayu korban dan mengiming-imingi uang agar bermain dengan pelaku dan korban mau dan diajak ke lantai 3. Saat kondisi rumah sepi pelaku langsung mencabuli korban sebanyak 3 kali. Akibat perbuatannya pelaku di jerat Pasal 28 Undang-undang RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara. (SR) Tim Liputan 6 SCTV.(http://news.liputan6.com/read/2046453/kejiwaan-pencabul-anak-tk-diperiksa).07 Mei 2014.02:21.Kejiwaan Pencabul Anak TK Diperiksa

Melindungi anak dari pelecehan seksual

Bagaimana melindungi anak ? penting bagi orang tua untuk dapat melindungi anaknya dari pelecehan seksual yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan kepada anak mengenai beberapa taktik yang sering digunakan oleh pelaku pelecehan seksual untuk menipu korbanya.Misalnya: (1) Sogokan ,anak kecil mudah dipengaruhi dengan diberi suatu hadiah ,(2) Bantuan,biasanya para pelaku akan memberikan tawaran bantuan kepada anak untuk ke kamar mandi atau membawakan makanan ke kantin,(3) Rayuan , terkadang pelaku akan membujuk anak dengan iming-iming akan dibelikan mainan,(4)Permainan, biasanya pelaku akan mengajak anak untuk bermain-main tetapi sebenarnya permainan tersebut mengarah pada bentuk-bentuk pelecehan seksual.

Orang tua harus selalu menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan anak dan senantiasa memberikan dorongan kepada anak untuk dapat mengungkapkan kondisi yang tidak dimengerti. Rasa sayang orang tua kepada sang anak harus selalu ditunjukkan dengan selalu melakukan komunikasi secara terbuka dengan anak untuk membantu mereka agar dapat memahami bahwa tubuhnya adalah miliknya yang tidak boleh dilihat ataupun dipegang oleh orang lain . Pemahaman seperti ini harus diberikan kepada anak sedini mungkin agar anak mengerti mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Beberapa tanda penganiayaan terhadap anak : (1)Luka memar atau kemerah-merahan di sekitar anus atau alat kelamin, (2) Anak merintih kesakitan pada saat kencing atau buang air besar, tidak seperti biasanya ,(3) Perubahan tingkah laku yang mendadak dalam keseharian anak mungkin mengindikasikan masalah seksual, (4) Anak tiba-tiba mengalami depresi kronis kerena suatu alasan yang tidak jelas, (5) Anak tiba-tiba suka merahasiakan kegiatan yang telah dilakukan bahkan ia suka berbohong dimana dia bermain ,(6)Anak menunjukkan kata-kata baru yang berkaitan dengan istilah ataupun kegiatan seksual,(7) Saat anak tiba-tiba mempunyai barang-barang bagusn, seperti mainan ,uang, atau pakaian.

Terjadinya pelecehan seksual terhadap anak tentu akan membawa dampak negatif bagi perkembangan anak hingga mereka dewasa nanti.Hal ini akan mempengaruhi psikologis anak, mereka akan takut ,trauma ,dan minder yang berlebihan saat berada di lingkungan masyarakat , anak akan memendam amarah dan tidak dapat mempercayai orang lain. (Dr. Hasan El-Gudsy (2012:79) dalam bukunya yang berjudul ketika anak bertanya tentang seks)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun