Mohon tunggu...
Farikha Amalina
Farikha Amalina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Farmasi Uns

Senang akan penelitian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tim PKM-RE UNS Berhasil Mengolah Limbah Tulang Ayam sebagai Material Teranostik untuk Penderita Kanker Otak

26 Oktober 2023   21:50 Diperbarui: 26 Oktober 2023   22:00 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surakarta, 26 Oktober 2023 - Sebuah tim mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah berhasil mengambil langkah penting dalam penelitian yang berpotensi membantu penderita kanker otak. Tim ini dipimpin oleh Vicky Ahava Ferdinansyah, seorang mahasiswa dari Program Studi Kimia, dan didukung oleh rekan-rekannya: Khoirun Nisa Ashar, Husna Habib Musthofa (Program Studi Kimia), serta Salma Aqilah dan Farikha Amalina (Program Studi Farmasi). Mereka diberi bimbingan oleh Dr. rer. nat. Fajar Rakhman W., S.Si., M.Si., dalam proyek dengan judul "Pelapisan Carbon Quantum Dots (CQDs) dari Tulang Ayam Terkonjugasi Silika Nanopartikel dengan Phospholipid Lecithin sebagai Material Teragnostik untuk Kanker Otak." Tim ini telah berhasil meraih pendanaan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peningkatan konsumsi daging ayam di Indonesia, yang pada tahun 2022 mencapai 6,508 kg per kapita, meningkat sebesar 8,625 dari tahun sebelumnya. Pengolahan ayam masih menghasilkan limbah berupa tulang ayam yang hingga kini tidak dimanfaatkan secara maksimal, seringkali hanya sebagai kompos atau diabaikan.

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Vicky Ahava Ferdinansyah, ketua tim penelitian, menjelaskan, "Kami memutuskan untuk menciptakan material teragnostik untuk kanker otak karena pengobatan kanker otak saat ini masih menimbulkan efek samping serius, dan penanganan penyakit ini masih menjadi tantangan besar. Selain itu, otak dilindungi oleh Blood-Brain Barrier (BBB), yang membuatnya sulit dijangkau oleh obat-obatan konvensional seperti doxorubicin. Oleh karena itu, kami ingin menciptakan Carbon Quantum Dots sebagai agen pencitraan, dan kami memilih tulang ayam karena cocok untuk pencitraan dengan tingkat toksisitas rendah, sifat optik yang baik, dan biokompatibilitas yang tinggi."

Langkah utama dalam penelitian ini melibatkan 5 tahapan, yaitu sintesis CQDs dari tulang ayam, sintesis Mesoporous Silica Nanoparticles (MSN) dan konjugasi CQDs, pemuatan obat Doxorubicin, pelapisan lipid pada MSN, dan studi pelepasan obat.

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Khoirun Nisa Ashar, salah satu anggota tim penelitian, menjelaskan, "Selama 3 bulan penelitian, kami berhasil menyelesaikan kelima tahapan tersebut dengan hasil yang memuaskan. Hasil sintesis CQDs dari tulang ayam mampu memancarkan cahaya fluoresensi yang terlihat di bawah sinar UV."

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Dalam penelitian ini, tim melakukan pelepasan obat ke dua jenis material yang berbeda, yaitu DOX@MSN-CQDs-L dan DOX@MSN-CQDs, dengan kondisi pH 7,4 (sel normal) dan pH 5,0 (sel kanker). Hasil pelepasan pada kondisi pH 7,4 menunjukkan bahwa pelapisan lipid pada material mampu menghambat pelepasan obat, yang sangat penting dalam meminimalkan efek samping pada sel sehat, dengan akumulasi obat yang keluar di bawah 10%. Akumulasi pelepasan obat untuk kedua material memilikia nilai di atas 50% walaupun untuk material tanpa pelapisin lipid memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi daripada yang dilapisi, namun dalam hal ini tidak mempengaruhi jumlah obat yang keluar karena keduanya memiliki presentase yang cukup baik.

Tim penelitian menekankan bahwa penelitian ini memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma dalam penanganan kanker otak. Material teragnostik yang dihasilkan dari limbah tulang ayam memiliki sifat-sifat yang menguntungkan dan dapat digunakan untuk membantu diagnosis serta penanganan lebih tepat dan efisien bagi penderita kanker otak. Penelitian ini telah menjalani karakterisasi menggunakan berbagai metode analisis, termasuk FTIR, Zeta Potensial, dan PSA, dan hasilnya telah sesuai dengan harapan.

"Jika kita mengibaratkan penelitian ini, MSN berperan sebagai mobil pengantar obat menuju sel target, pelapisan lesitin berperan dalam menghindari pelepasan obat yang tak terkendali dalam kondisi sel normal sehingga dapat berfungsi sebagai penghambat, sementara CQDs berfungsi sebagai GPS yang memandu obat ke target yang tepat, seperti sinar pemancar pada saat CT Scan," ungkap Farikha Amalina, salah satu anggota tim penelitian.

Penelitian ini memberikan harapan baru bagi penderita kanker otak, dengan potensi untuk meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi efek samping yang sering terjadi dalam pengobatan kanker otak. Tim penelitian UNS telah membuka pintu menuju penemuan yang dapat memberikan manfaat besar dalam dunia medis.

“Kami sangat berharap kami terpilih menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2023 sebagai jembatan kami untuk mengembangkan dan memperbaiki lagi berdasarkan pendapat dari reviewer nasional” ungkap Salma Aqila.

-Kanker tidak bisa melumpuhkan cinta, tidak bisa menghancurkan harapan, dan tidak bisa menaklukkan jiwa. Bersama kami mahasiswa kreatif dan inovatif peduli kanker dan lawan kanker otak-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun