"Jika kita mengibaratkan penelitian ini, MSN berperan sebagai mobil pengantar obat menuju sel target, pelapisan lesitin berperan dalam menghindari pelepasan obat yang tak terkendali dalam kondisi sel normal sehingga dapat berfungsi sebagai penghambat, sementara CQDs berfungsi sebagai GPS yang memandu obat ke target yang tepat, seperti sinar pemancar pada saat CT Scan," ungkap Farikha Amalina, salah satu anggota tim penelitian.
Penelitian ini memberikan harapan baru bagi penderita kanker otak, dengan potensi untuk meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi efek samping yang sering terjadi dalam pengobatan kanker otak. Tim penelitian UNS telah membuka pintu menuju penemuan yang dapat memberikan manfaat besar dalam dunia medis.
“Kami sangat berharap kami terpilih menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2023 sebagai jembatan kami untuk mengembangkan dan memperbaiki lagi berdasarkan pendapat dari reviewer nasional” ungkap Salma Aqila.
-Kanker tidak bisa melumpuhkan cinta, tidak bisa menghancurkan harapan, dan tidak bisa menaklukkan jiwa. Bersama kami mahasiswa kreatif dan inovatif peduli kanker dan lawan kanker otak-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H