"Tersenyumlah untuk menyambut pagi harimu."
Kutipan tersebut sangatlah relevan, kualitas diri kita sangat tergantung pada esok hari. Jika kita menyambut pagi dengan semangat maka nantinya dalam menjalani hari akan bergairah.
Beda lagi kalau perkataan Ustaz, menurut Ustaz kami, kualitas seorang bisa dilihat dari bagaimana menjalani salat Subuh, apakah melaksanakan secara jamaah tepat waktu di masjid?
Nah, setiap hari Ustaz memotivasi kepada kami penghuni asrama untuk mengerjakan salat Subuh di masjid dekat Pondok. Dengan ikhlas setiap menjelang Subuh membangunkan kami, atau setiap hari Selasa dan Jumat ada tahajud berjamaah pada pukul 03.00 WIB.
Pada hari Kamis dan Jumat kebetulan kami ada kuliah Pondok seusai salat Subuh. Tak lupa, setelah kuliah, kadang kami berjamaah mencari sarapan pagi. Biasanya kami menyantap soto sebagai sarapan pagi kami.
Tak jauh dari asrama, kami biasanya berjalan bersama. Satu porsi satu soto dihargai 4000 rupiah, teh es atau teh hangat 2000 rupiah, serta gorengan 500 rupiah. Warung ini sangat merakyat di kantong kami. Soal rasa jangan tanyakan, kualitas bintang lima pokoknya.
Setiap pagi, dengan semangat, pemilik warung soto ini, memboyong anggota keluarganya untuk bersama-sama menjajakan sotonya dengan bahagia. Tampaknya kami perlu belajar bahagia dengan pemilik warung soto tersebut. Setiap kami datang, kami disambut dengan senyuman khas. Tak lupa mengucapkan: Monggo pinarak, Mas, atau bahasa Indonesianya: Silahkan duduk, Mas.
Gorengan di warung soto ini lengkap, mulai dari: bakwan, tempe, tahu susur, tape tepung. Dari nama-nama gorengan yang telah saya sebutkan, saya menyukai bakwan dan tape tepung. Bagi saya, kedua gorengan ini mempunyai cita rasa yang khas, hehehe.
Bagaimana kalian menjalani pagi hari, sob?
Solo, (16/06/2021).