Mohon tunggu...
Fariezka Safa Salsabila
Fariezka Safa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Tertarik terhadap isu anak anak, pengembangan anak anak, pendidikan serta hubungan internasional. Old music and K-pop really caught my eye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Diplomasi Publik Budaya Indonesia dalam KTT G20 Indonesia Sebagai Tuan Rumah

8 November 2023   15:48 Diperbarui: 8 November 2023   15:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KTT G20 di Bali (shutterstock.com) 

G20 atau group of 20 merupakan forum utama guna kerjasama dalam ranah internasional terkait isu-isu fundamental dalam agenda ekonomi serta keuangan dalam skala global. Adapun tujuan dari G20 meliputi koordinasi kebijakan antar anggota guna tercapainya stabilitas ekonomi global serta pertumbuhan yang sifatnya berkelanjutan, mempromosikan peraturan keuangan untuk mereduksi risiko dan guna mencegah adanya krisis keuangan di masa depan hingga modernisasi arsitektur keuangan internasional. Dalam pelaksanaanya G20 mempertemukan para pemimpin negara, menteri keuangan serta para gubernur bank sentral dari 20 negara. 

Secara historis, G20 didirikan pada bulan september tahun 1999 oleh negara G7 sebagai respon atas krisis keuangan yang melanda dunia, ditandai dengan krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang merefleksikan adanya kerentanan pada sistem keuangan internasional dalam lingkup globalisasi ekonomi sehingga G20 hadir untuk memastikan jalan keluar bagi dunia atas krisis dan menciptakan ekonomi dimana pertumbuhannya dapat berjalan secara berkesinambungan. 

Telah terpampang jelas angka dalam G20, forum ini beranggotakan 20 negara meliputi Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa. KTT G20 yang melibatkan para Kepala Negara diawali pada tahun 2008 di Washington, DC dimana sampai saat ini Presidensi G20 terus bergulir setiap tahun di antara para anggotanya. Pada agendanya, forum ini terbagi menjadi dua pilar pembahasan meliputi Sherpa Track dan Finance Track dimana masing masing pilar memiliki Working Groups dan hal tersebut umum dilaksanakan pada setiap pertemuan G20 di setiap tahunnya oleh semua negara anggota.

Secara perdana, Indonesia memegang presidensi G20 yang mana periodenya berlangsung dalam durasi satu tahun dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022, dimana handover dilakukan ketika KTT G20 di Roma, Italia, oleh PM Mario Draghi kepada Presiden Joko Widodo. Pada kesempatan ini dan juga sehubung atas refleksi dunia terhadap pandemi Covid-19, G20 memiliki potensi untuk mendorong pemulihan atas krisis multidimensional yang disebabkan tersebut. Kemudian, "Recover Together, Recover Stronger" diusung Indonesia dalam presidensi ini didasarkan pada keyakinan akan semangat kebersamaan untuk sama sama mencari solusi dan jalan keluar pada pemulihan dunia pasca pandemi. Indonesia juga ingin mengaplikasikan "leave no one behind" ditandai dengan diundangan beberapa negara tamu dan aktor non-negara lainnya.

Dalam pelaksanaanya, Indonesia terlihat sangat menunjukkan identitasnya dalam seluruh pelaksanaan Presidensi G20 ini baik dalam konsep, logo, pelaksanaan, pertunjukkan hingga pada saat puncak KTT G20 yang berlangsung di Bali. Hal tersebut selain menunjukkan identitas Indonesia namun dapat juga menjadi ajang diplomasi publik kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam G20 mulai dari Kepala Negara, Pemerintah, Perangkat Diplomatik sampai awak media maupun jurnalis asing. Dimana hal tersebut menjadi potensi diplomasi publik dalam pengenalan budaya dan pembangunan citra Indonesia melalui kesempatan ini, yang mana budaya Indonesia sangat terpancar dan sarat didalam pergelaran G20 didukung beberapa fakta yang akan dibahas dalam pembahasan berikut ini.

Sebelum itu, apa sebenarnya Diplomasi Publik?

Dalam Hubungan Internasional, diplomasi menjadi sebuah kunci utama dalam eksistensi dari hubungan itu sendiri. Dalam pelaksanaanya , diplomasi memiliki berbagai macam seperti yang dikatakan oleh Roy (1991) dimana metode yang direalisasikan dalam hubungan diplomatik menentukan kategori diplomasi yang berbeda pula. Dijelaskan juga Diplomasi Konferensi yang mendeskripsikan Diplomasi Publik pula. Diplomasi Konferensi menurutnya dikatakan sebagai diplomasi abad ke dua puluh yang mana dalam melakukannya tidak dapat disamakan dengan diplomasi biasa mengingat masalah yang dibawakan terkesan fundamental, dimana hanya bisa dilakoni oleh negara negara yang menjadi sekutu dalam kasus mengurusi perang misalnya. Sehingga memerlukan keputusan yang konkret oleh pihak yang memang berkepentingan, sebagai contoh adanya PBB, Roy menjelaskan diplomasi yang dibawakan oleh PBB kerap dikatakan sebagai diplomasi multilateral, diplomasi konferensi, dan diplomasi publik, ditambah fakta bahwa Konferensi PBB sering dilaksanakan secara terbuka untuk umum layaknya General Assembly. 

Namun, apabila diplomasi publik yang dikatakan Roy termasuk ke dalam diplomasi konferensi, maka hal tersebut tidak selaras dengan kenyataan bahwa di negara negara demokratis, opini publik mulai menjadi hal yang fundamental sejak abad ke 19. Kemudian, aktor non negara layaknya masyarakat, media, komunitas dan sebagainya turut hadir dalam pelaksanaan diplomasi publik tak hanya aktor negara saja. Teori ini juga dijelaskan oleh Nancy Snow (2009) yang menjelaskan diplomasi publik sebagai suatu hal yang berkaitan dengan power khususnya soft power dimana pengaruhnya mampu dirasakan secara halus atau tidak secara langsung layaknya budaya, nilai, ataupun ideologi. Sebagai salah satu diplomasi sosial, eksistensi dari diplomasi publik selain mampu menghantarkan suatu kepentingan melalui pengaruhnya, namun negara juga dapat membangun citra melalui ini. Ketika citra negara dapat diraih melalui diplomasi publik ini, tentu akan ada banyak peluang kepercayaan hingga potensi kualitas yang akan dilihat negara lain sehingga hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan kepada suatu negara yang melancarkan diplomasi publik, melalui kerjasama yang akan dilakukan negara itu sendiri terhadap negara lain di berbagai sektor dan juga bidang, nantinya.

Lalu, bagaimana Diplomasi Publik Budaya Indonesia?

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis dan agama. Hal tersebut didukung kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara archipelago atau kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke dengan akumulasi kurang lebih 17.000 pulau. Indonesia sendiri sampai saat ini menyentuh angka 276 juta pada populasinya yang menghantarkan negara ini pada urutan ke empat negara dengan populasi terbanyak di ranah global. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Indonesia memiliki banyak pulau dan menjadi negara ke empat dengan populasi terbanyak, ini menjadi jawaban bagaimana keanekaragaman budaya, bahasa, etnis dan agama dapat dimiliki Indonesia. 

Keanekaragaman budaya Indonesia dapat dilihat melalui tradisi, kuliner, alat musik, baju adat dan kearifan lokal yang ada di tiap daerahnya. Mengapa Indonesia memiliki ciri khas budayanya sendiri di tiap daerahnya dikarenakan kondisi geografi, sejarah, dan ekonomilah yang menjadi suatu faktor diferensiasi tersebut tercipta. Disamping itu Indonesia mengusung semboyan Bhineka Tunggal Ika dan semboyan ini menjadi tanda bahwa kesatuan dan persatuan tetap hadir di benak masyarakat multikultural Indonesia.

Budaya Indonesia sampai saat ini telah banyak dikenal di mancanegara dan mengundangan masyarakat Internasional untuk datang berkujung ke Indonesia untuk merasakan kebudayaannya secara otentik. Selain itu, para perwakilan diplomatik serta masyarakat Indonesia di luar negeri pun turut andil dalam mengenalkan budaya Indonesia dimana hal ini menjadi jalan untuk diplomasi publik budaya dapat dilancarkan. Seperti halnya sebuah redaksi yang bersumber pada dokumentasi KBRI London, redaksi tersebut meliput sebuah karnaval bertajuk Cowley Road Carnival 2018 dan terdapat stan "Kampung Indonesia" dimana stan tersebut berisikan budaya dan kuliner Indonesia seperti aneka topeng, wayang, pertunjukkan pencak silat, hingga mengajak pengunjung mencoba alat musik gamelan. Mereka merasa tertarik dan menyukai ritme dari alat musik gamelan dan menunjukkan antusias dengan berfoto selfie menggunakan baju adat Indonesia. Selain itu di Universitas Berkeley, Amerika, mereka telah menciptakan kelompok gamelan Jawa Sari Raras dan kabarnya telah ada sejak 1988. Kemudian dalam bidang kuliner, Gastrodiplomasi Indonesia atau diplomasi kuliner yang telah dilakukan Indonesia sudah banyak dilakukan terlebih oleh para diaspora Indonesia di luar negeri dimana pada beberapa program yang diadakannya seringkali merujuk pada aspek sosial budaya termasuk kuliner. Dapat disimpulkan bahwa, diplomasi publik Indonesia sudah banyak meraih kesuksesan dalam mempromosikan budaya serta menanamkan budaya itu sendiri ke hati masyarakat Internasional.

Apa hasil analisa diplomasi publik budaya Indonesia dalam KTT G20 di Bali sebagai tuan rumah?

Dalam pergelaran KTT G20 tahun 2022 yang berlokasi di Bali, banyak sekali terlihat kebudayaan Indonesia yang ditonjolkan dalam pelaksanaan KTT G20 sebagai potensi Diplomasi Publik. Diawali dengan acara Future SMEs Village dimana para delegasi berkesempatan melihat beragam budaya Indonesia baik kuliner, karya dan kesenian nusantara. Tujuan acara ini sendiri adalah memberikan suatu kesan dan memori tunggal terhadap pengenalan warisan dan budaya otentik Indonesia karya anak bangsa yang tidak mampu didapat di tempat manapun dan menjadi suatu kesempatan bagi Indonesia untuk menjajaki pasar global. Para delegasi juga dapat melihat koki yang memasak kuliner Indonesia dilanjutkan dengan adanya pameran kopi, melihat cara menenun, cara ukir dan memahat. Selama acara, para delegasi juga dimanjakan dengan alunan musik tradisional Bali.

Kemudian, tarian Pendet yang dibawakan oleh puluhan penari serta diiringi musik dalam menyambut para kepala negara yang hadir menjadi suatu kesempatan emas dalam bagaimana mengenalkan budaya Indonesia langsung kepada para kepala negara anggota G20. Tarian ini dilakukan sesaat para kepala negara turun dari pesawat dan sebelum disambut oleh Perwakilan Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Penyambutan ini juga mendapatkan pujian dari Presiden AS, Joe Biden dan reaksi yang positif dari sejumlah Kepala Negara yang disambut juga disana.

Alih alih penyambutan, para delegasi dan kepala negara yang menghadiri KTT G20 melaksanakan jamuan makan siang di bangunan Bamboo Dome karya bangsa serta sentuhan penggiat bambu berlokasi di Apurva Kempinski yang mencerminkan arsitektur ramah lingkungan dan terdapat beberapa potret kepala negara yang memamerkan foto di media sosial mereka di sekitar are bamboo dome seperti Presiden Uni Eropa, Ursula Von Der Leyen yang sedang berbincang dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. 

Dalam perhelatan ini, acara gala dinner dan malam puncak menjadi harta karun dari budaya Indonesia. Dimana dalam acara tersebut terlihat bergelimangan budaya Indonesia di setiap sentuhan acara pada malam itu. Hal pertama yang berkesan adalah, pada sesaat sebelum dinner, Presiden Jokowi dan Ibu Negara melakukan welcoming Dinner kepada para Kepala dan Perwakilan Negara yang mengenakan Batik Tiga Negeri Pekalongan dan para pendampingnya mengenakan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pada saat acara, makan malam disajikan dengan menu Nusantara diantaranya Mango, seaweed, jicama dan pomelo salad dalam balutan saus Balinese rujak, Lampung tenderloin wagyu beef dalam saus rendang asli Sumatra Barat kemudian Aceh chocolate mousse dan masih banyak lagi. Selagi makan malam, para Kepala dan Perwakilan Negara disuguhkan pertunjukan yang diawali dengan sebuah video animasi yang ditampilkan di tebing GWK tersebut yang menambah keindahan acara tersebut. Dalam video yang di unggah oleh Sekretariat Presiden Republik Indonesia di kanal Youtube-nya terkait acara malam itu, animasi tersebut menyematkan makna positif berhubungan dengan kondisi dunia saat ini dan bagaimana kontribusi dalam G20 mampu memperbaiki keadaan yang dibawakan dengan pengenalan Indonesia dan budayanya terlebih dahulu sebelum menyebarkan pesan pesan mendalam setelahnya. Pertunjukkan Budaya dan musik bertema Challenge, Nature, Recover Together dan Recover Stronger yang secara langsung dibawakan saat gala dinner di depan para Kepala Negara tersebut meliputi Tarian Garuda Paksi, Kecak, dan Bujang Ganong, Tarian Topeng hingga Tarian Papua dan masih banyak lagi.

Jika ditinjau melalui kacamata diplomasi publik, citra yang dapat diraih dari adanya tarian penyambutan mampu memberikan kesan terhadap identitas bangsa dan karakter masyarakat Indonesia yang ramah serta menghormati sesamanya. Hal tersebut menjadi potensi bagaimana para Kepala Negara dan delegasi negara menilai aspek sosial-budaya hingga martabat Indonesia yang memiliki ciri khas. Kemudian, para delegasi juga dapat melihat potensi karya anak bangsa Indonesia yang kualitasnya mampu bersaing dan mengambil tempat di kancah Internasional serta menunjukkan kemajuannya dalam inovasi bangsa tanpa meninggalkan sentuhan khas Indonesia. Selain itu, sajian kuliner yang disuguhkan mampu mendorong Gastrodiplomasi Indonesia kepada Kepala Negara dan para delegasi secara langsung. Cinderamata dan pakaian batik yang digunakan juga menjadi suatu bentuk Diplomasi Publik Indonesia dalam mempertahankan identitas batik sebagai bagian dari Indonesia dan mencegah akuisisi dari pihak lain. Lewat acara gala dinner, animasi dan pertunjukan budaya mampu menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya dalam keberagaman budayanya. Dimana dapat disimpulkan, bahwa sebagai tuan rumah dalam perhelatan KTT G20 ini menghantarkan pada citra Indonesia melalui diplomasi publik yang dilakukan dengan serangkaian acara dalam pelaksanaannya. Kedepannya, tentu hal ini akan mendapatkan reaksi dan respon positif dari bagaimana negara-negara tersebut berhubungan dengan Indonesia baik dalam hal kerjasama, promosi hingga ikatan persahabat dan tentunya kedekatan mutual. Lewat ini, Indonesia telah menunjukkan eksistensinya dan bagaimana bangsanya mampu maju serta berkembang dengan segala kekayaan yang dimilikinya didukung dengan respon yang telah diberikan oleh delegasi, jurnalis asing hingga kepala negara.

Secarik Kesimpulan

Sebagai tuan rumah dalam KTT G20 dengan menjunjung tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia selain mengakomodir jalannya agenda tahunan ini dengan sangat baik dalam esensinya namun juga memberikan kesan terhadap para partisipan baik kepala negara, delegasi hingga jurnalis melalui suguhan keanekaragaman budaya Indonesia. Mulai dari agenda pameran karya anak bangsa, penyambutan, suguhan makan siang di bangunan yang ramah lingkungan, pertunjukan sampai kuliner dimana tentunya hal ini menjadi pengalaman berkesan bagi para partisipan yang tidak memungkinkan ditemukan di tempat lain. Selain itu, KTT G20 juga menjadi sarana diplomasi publik untuk dapat dilakukan guna menciptakan citra Indonesia di mata para anggota G20 sehingga memberikan pengaruh yang secara tidak langsung melalui nilai serta budayanya (Snow, 2009). Dari pengaruh dalam memperkenalkan identitas, kekayaan hingga keanekaragaman Indonesia tentu akan memberikan citra dan mempengaruhi sikap negara negara tersebut dalam menjalin hubungan dan ikatan dengan Indonesia, kerja sama dan tentunya hubungan mutual baik bilateral maupun multilateral. Tak hanya itu, Indonesia melalui diplomasi publik di KTT G20 mampu mengenalkan budaya serta identitas Indonesia secara jelas yang mana hal ini juga dapat menghindari akuisisi budaya dari pihak lain.

Referensi :

Bangunan Bambu di KTT G20, Mahakarya Otentik Anak Bangsa. (2022, December 5). Nasional Tempo.co. Retrieved December 10, 2022, from https://nasional.tempo.co/read/1664555/bangunan-bambu-di-ktt-g20-mahakarya-otentik-anak-bangsa

Budaya Indonesia - Bhinekka Tunggal Ika. (n.d.). Indonesia Investments. Retrieved December 9, 2022, from https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/item8

Delegasi KTT G20 Bisa Rasakan Keragaman Budaya Indonesia Lewat Acara Future SMEs Village. (2022, November 10). Liputan6.com. Retrieved December 9, 2022, from https://www.liputan6.com/global/read/5121844/delegasi-ktt-g20-bisa-rasakan-keragaman-budaya-indonesia-lewat-acara-future-smes-village

Gastro Diplomacy, Cara Indonesia Tingkatkan Diplomasi Lewat Kuliner. (2020, August 17). SWA. Retrieved December 9, 2022, from https://swa.co.id/swa/business-strategy/gastro-diplomacy-cara-indonesia-tingkatkan-diplomasi-lewat-kuliner

Gelorakan Wastra Indonesia, Kemensetneg Siapkan Suvenir KTT G20. (2022, November 15). Sekretariat Negara. Retrieved December 10, 2022, from https://www.setneg.go.id/baca/index/gelorakan_wastra_indonesia_kemensetneg_siapkan_suvenir_ktt_g20

Gelorakan Wastra Indonesia, Kemensetneg Siapkan Suvenir KTT G20. (2022, November 15). Sekretariat Negara. Retrieved December 10, 2022, from https://www.setneg.go.id/baca/index/gelorakan_wastra_indonesia_kemensetneg_siapkan_suvenir_ktt_g20

Ini Menu Makan Malam Para Pemimpin Negara G20 di Bali, Sajian Melambangkan Bhinneka Tunggal Ika Halaman all. (2022, November 16). Kompas.com. Retrieved December 10, 2022, from https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/16/074737278/ini-menu-makan-malam-para-pemimpin-negara-g20-di-bali-sajian-melambangkan?page=all

Ma'mun, A. S. (2014, April 29). DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMBANGUN CITRA NEGARA. Universitas Esa Unggul. Retrieved December 9, 2022, from https://www.esaunggul.ac.id/diplomasi-publik-dalam-membangun-citra-negara/

Melihat 'Kampung Indonesia' di Oxford dan Gamelan Peter Smith. (2018, July 2). detikNews. Retrieved December 9, 2022, from https://news.detik.com/foto-news/d-4094982/melihat-kampung-indonesia-di-oxford-dan-gamelan-peter-smith/2

Mengenal Tari Pendet yang Pukau Joe Biden Saat Tiba di Bali. (2022, November 14). Detikcom. Retrieved December 10, 2022, from https://www.detik.com/bali/berita/d-6404963/mengenal-tari-pendet-yang-pukau-joe-biden-saat-tiba-di-bali

Meriahnya Gala Dinner KTT G20: Disuguhi Ragam Tarian Daerah. (2022, November 15). CNBC Indonesia. Retrieved December 10, 2022, from https://www.cnbcindonesia.com/news/20221115201821-4-388286/meriahnya-gala-dinner-ktt-g20-disuguhi-ragam-tarian-daerah

Presidensi G20 Indonesia | Portal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2022, October 1). Kementerian Luar Negeri. Retrieved December 8, 2022, from https://kemlu.go.id/portal/id/read/3288/berita/presidensi-g20-indonesia

What is the G20. (n.d.). G20 Foundation. Retrieved December 8, 2022, from https://www.g20foundation.org/g20/what-is-the-g20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun