Mohon tunggu...
Fariezka Safa Salsabila
Fariezka Safa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Tertarik terhadap isu anak anak, pengembangan anak anak, pendidikan serta hubungan internasional. Old music and K-pop really caught my eye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Diplomasi Publik Budaya Indonesia dalam KTT G20 Indonesia Sebagai Tuan Rumah

8 November 2023   15:48 Diperbarui: 8 November 2023   15:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Indonesia sampai saat ini telah banyak dikenal di mancanegara dan mengundangan masyarakat Internasional untuk datang berkujung ke Indonesia untuk merasakan kebudayaannya secara otentik. Selain itu, para perwakilan diplomatik serta masyarakat Indonesia di luar negeri pun turut andil dalam mengenalkan budaya Indonesia dimana hal ini menjadi jalan untuk diplomasi publik budaya dapat dilancarkan. Seperti halnya sebuah redaksi yang bersumber pada dokumentasi KBRI London, redaksi tersebut meliput sebuah karnaval bertajuk Cowley Road Carnival 2018 dan terdapat stan "Kampung Indonesia" dimana stan tersebut berisikan budaya dan kuliner Indonesia seperti aneka topeng, wayang, pertunjukkan pencak silat, hingga mengajak pengunjung mencoba alat musik gamelan. Mereka merasa tertarik dan menyukai ritme dari alat musik gamelan dan menunjukkan antusias dengan berfoto selfie menggunakan baju adat Indonesia. Selain itu di Universitas Berkeley, Amerika, mereka telah menciptakan kelompok gamelan Jawa Sari Raras dan kabarnya telah ada sejak 1988. Kemudian dalam bidang kuliner, Gastrodiplomasi Indonesia atau diplomasi kuliner yang telah dilakukan Indonesia sudah banyak dilakukan terlebih oleh para diaspora Indonesia di luar negeri dimana pada beberapa program yang diadakannya seringkali merujuk pada aspek sosial budaya termasuk kuliner. Dapat disimpulkan bahwa, diplomasi publik Indonesia sudah banyak meraih kesuksesan dalam mempromosikan budaya serta menanamkan budaya itu sendiri ke hati masyarakat Internasional.

Apa hasil analisa diplomasi publik budaya Indonesia dalam KTT G20 di Bali sebagai tuan rumah?

Dalam pergelaran KTT G20 tahun 2022 yang berlokasi di Bali, banyak sekali terlihat kebudayaan Indonesia yang ditonjolkan dalam pelaksanaan KTT G20 sebagai potensi Diplomasi Publik. Diawali dengan acara Future SMEs Village dimana para delegasi berkesempatan melihat beragam budaya Indonesia baik kuliner, karya dan kesenian nusantara. Tujuan acara ini sendiri adalah memberikan suatu kesan dan memori tunggal terhadap pengenalan warisan dan budaya otentik Indonesia karya anak bangsa yang tidak mampu didapat di tempat manapun dan menjadi suatu kesempatan bagi Indonesia untuk menjajaki pasar global. Para delegasi juga dapat melihat koki yang memasak kuliner Indonesia dilanjutkan dengan adanya pameran kopi, melihat cara menenun, cara ukir dan memahat. Selama acara, para delegasi juga dimanjakan dengan alunan musik tradisional Bali.

Kemudian, tarian Pendet yang dibawakan oleh puluhan penari serta diiringi musik dalam menyambut para kepala negara yang hadir menjadi suatu kesempatan emas dalam bagaimana mengenalkan budaya Indonesia langsung kepada para kepala negara anggota G20. Tarian ini dilakukan sesaat para kepala negara turun dari pesawat dan sebelum disambut oleh Perwakilan Indonesia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Penyambutan ini juga mendapatkan pujian dari Presiden AS, Joe Biden dan reaksi yang positif dari sejumlah Kepala Negara yang disambut juga disana.

Alih alih penyambutan, para delegasi dan kepala negara yang menghadiri KTT G20 melaksanakan jamuan makan siang di bangunan Bamboo Dome karya bangsa serta sentuhan penggiat bambu berlokasi di Apurva Kempinski yang mencerminkan arsitektur ramah lingkungan dan terdapat beberapa potret kepala negara yang memamerkan foto di media sosial mereka di sekitar are bamboo dome seperti Presiden Uni Eropa, Ursula Von Der Leyen yang sedang berbincang dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. 

Dalam perhelatan ini, acara gala dinner dan malam puncak menjadi harta karun dari budaya Indonesia. Dimana dalam acara tersebut terlihat bergelimangan budaya Indonesia di setiap sentuhan acara pada malam itu. Hal pertama yang berkesan adalah, pada sesaat sebelum dinner, Presiden Jokowi dan Ibu Negara melakukan welcoming Dinner kepada para Kepala dan Perwakilan Negara yang mengenakan Batik Tiga Negeri Pekalongan dan para pendampingnya mengenakan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pada saat acara, makan malam disajikan dengan menu Nusantara diantaranya Mango, seaweed, jicama dan pomelo salad dalam balutan saus Balinese rujak, Lampung tenderloin wagyu beef dalam saus rendang asli Sumatra Barat kemudian Aceh chocolate mousse dan masih banyak lagi. Selagi makan malam, para Kepala dan Perwakilan Negara disuguhkan pertunjukan yang diawali dengan sebuah video animasi yang ditampilkan di tebing GWK tersebut yang menambah keindahan acara tersebut. Dalam video yang di unggah oleh Sekretariat Presiden Republik Indonesia di kanal Youtube-nya terkait acara malam itu, animasi tersebut menyematkan makna positif berhubungan dengan kondisi dunia saat ini dan bagaimana kontribusi dalam G20 mampu memperbaiki keadaan yang dibawakan dengan pengenalan Indonesia dan budayanya terlebih dahulu sebelum menyebarkan pesan pesan mendalam setelahnya. Pertunjukkan Budaya dan musik bertema Challenge, Nature, Recover Together dan Recover Stronger yang secara langsung dibawakan saat gala dinner di depan para Kepala Negara tersebut meliputi Tarian Garuda Paksi, Kecak, dan Bujang Ganong, Tarian Topeng hingga Tarian Papua dan masih banyak lagi.

Jika ditinjau melalui kacamata diplomasi publik, citra yang dapat diraih dari adanya tarian penyambutan mampu memberikan kesan terhadap identitas bangsa dan karakter masyarakat Indonesia yang ramah serta menghormati sesamanya. Hal tersebut menjadi potensi bagaimana para Kepala Negara dan delegasi negara menilai aspek sosial-budaya hingga martabat Indonesia yang memiliki ciri khas. Kemudian, para delegasi juga dapat melihat potensi karya anak bangsa Indonesia yang kualitasnya mampu bersaing dan mengambil tempat di kancah Internasional serta menunjukkan kemajuannya dalam inovasi bangsa tanpa meninggalkan sentuhan khas Indonesia. Selain itu, sajian kuliner yang disuguhkan mampu mendorong Gastrodiplomasi Indonesia kepada Kepala Negara dan para delegasi secara langsung. Cinderamata dan pakaian batik yang digunakan juga menjadi suatu bentuk Diplomasi Publik Indonesia dalam mempertahankan identitas batik sebagai bagian dari Indonesia dan mencegah akuisisi dari pihak lain. Lewat acara gala dinner, animasi dan pertunjukan budaya mampu menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya dalam keberagaman budayanya. Dimana dapat disimpulkan, bahwa sebagai tuan rumah dalam perhelatan KTT G20 ini menghantarkan pada citra Indonesia melalui diplomasi publik yang dilakukan dengan serangkaian acara dalam pelaksanaannya. Kedepannya, tentu hal ini akan mendapatkan reaksi dan respon positif dari bagaimana negara-negara tersebut berhubungan dengan Indonesia baik dalam hal kerjasama, promosi hingga ikatan persahabat dan tentunya kedekatan mutual. Lewat ini, Indonesia telah menunjukkan eksistensinya dan bagaimana bangsanya mampu maju serta berkembang dengan segala kekayaan yang dimilikinya didukung dengan respon yang telah diberikan oleh delegasi, jurnalis asing hingga kepala negara.

Secarik Kesimpulan

Sebagai tuan rumah dalam KTT G20 dengan menjunjung tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia selain mengakomodir jalannya agenda tahunan ini dengan sangat baik dalam esensinya namun juga memberikan kesan terhadap para partisipan baik kepala negara, delegasi hingga jurnalis melalui suguhan keanekaragaman budaya Indonesia. Mulai dari agenda pameran karya anak bangsa, penyambutan, suguhan makan siang di bangunan yang ramah lingkungan, pertunjukan sampai kuliner dimana tentunya hal ini menjadi pengalaman berkesan bagi para partisipan yang tidak memungkinkan ditemukan di tempat lain. Selain itu, KTT G20 juga menjadi sarana diplomasi publik untuk dapat dilakukan guna menciptakan citra Indonesia di mata para anggota G20 sehingga memberikan pengaruh yang secara tidak langsung melalui nilai serta budayanya (Snow, 2009). Dari pengaruh dalam memperkenalkan identitas, kekayaan hingga keanekaragaman Indonesia tentu akan memberikan citra dan mempengaruhi sikap negara negara tersebut dalam menjalin hubungan dan ikatan dengan Indonesia, kerja sama dan tentunya hubungan mutual baik bilateral maupun multilateral. Tak hanya itu, Indonesia melalui diplomasi publik di KTT G20 mampu mengenalkan budaya serta identitas Indonesia secara jelas yang mana hal ini juga dapat menghindari akuisisi budaya dari pihak lain.

Referensi :

Bangunan Bambu di KTT G20, Mahakarya Otentik Anak Bangsa. (2022, December 5). Nasional Tempo.co. Retrieved December 10, 2022, from https://nasional.tempo.co/read/1664555/bangunan-bambu-di-ktt-g20-mahakarya-otentik-anak-bangsa

Budaya Indonesia - Bhinekka Tunggal Ika. (n.d.). Indonesia Investments. Retrieved December 9, 2022, from https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/item8

Delegasi KTT G20 Bisa Rasakan Keragaman Budaya Indonesia Lewat Acara Future SMEs Village. (2022, November 10). Liputan6.com. Retrieved December 9, 2022, from https://www.liputan6.com/global/read/5121844/delegasi-ktt-g20-bisa-rasakan-keragaman-budaya-indonesia-lewat-acara-future-smes-village

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun