Mohon tunggu...
Farid Zulfikar 22
Farid Zulfikar 22 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hallo saya Farid dari SMK N 1PATI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Masalah Banjir di Demak: Penyebab, Dampak, dan Solusi

5 April 2024   10:11 Diperbarui: 5 April 2024   10:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

          Kota Demak, yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, telah lama berjuang melawan ancaman banjir yang sering melanda. Banjir di Demak telah menjadi masalah yang persisten, menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat setempat dan merusak infrastruktur vital. Dalam artikel ini, kita akan menggali penyebab, dampak, dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah banjir yang terus menerus ini.

1.Penyebab Banjir

        * Curah Hujan Tinggi: Salah satu penyebab utama banjir di Demak adalah curah hujan yang tinggi, terutama selama musim penghujan. Hujan deras seringkali menyebabkan sungai-sungai di sekitar Demak meluap, membanjiri pemukiman dan lahan pertanian.

       *Pembangunan Tanpa Perencanaan: Pertumbuhan perkotaan yang cepat di Demak sering disertai dengan pembangunan yang kurang terencana. Pembangunan infrastruktur tanpa perhitungan yang tepat dapat mengganggu aliran air, meningkatkan risiko banjir.

      *Penggundulan Hutan: Praktik penggundulan hutan di daerah sekitar Demak juga berkontribusi pada banjir. Tanah yang tidak tertutup oleh vegetasi alami lebih rentan terhadap erosi, yang dapat mengakibatkan pendangkalan sungai dan aliran air yang tidak terkendali.

2.Dampak Banjir

       *Kerusakan Infrastruktur: Banjir dapat menyebabkan kerusakan pada jalan, jembatan, dan bangunan-bangunan penting lainnya. Hal ini tidak hanya mengganggu mobilitas, tetapi juga mengancam keselamatan warga.

      *Kehilangan Mata Pencaharian: Banyak masyarakat di Demak yang menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian. Banjir dapat merusak lahan pertanian, mengakibatkan kerugian ekonomi yang serius bagi petani.

       *Kesehatan Masyarakat: Banjir seringkali mengakibatkan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh air kotor dan limbah domestik yang tercemar. Ini meningkatkan risiko penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernapasan.

3.Solusi dan Upaya Penanggulangan

      *Peningkatan Infrastruktur Drainase: Investasi dalam sistem drainase yang lebih baik dapat membantu mengalirkan air hujan secara efisien dan mencegah genangan air di perkotaan.bercabang-cabang dan terdiri dari saluran kecil. Nantinya, saluran ini akan mengikuti perkembangan kota sehingga saluran air dapat disesuaikan.

1.Jenis drainase menurut fungsinya

Menurut fungsinya, drainase dibagi menjadi single purpose drainage dan multi purpose drainage. Single purpose drainage adalah saluran drainase yang dibuat hanya untuk satu fungsi saja, misalnya digunakan untuk menampung air hujan atau air limbah. Contohnya adalah sistem drainase yang ada di area publik, di mana air hujan yang menggenang akan dialirkan menuju tempat penampungan sebelum dikirim ke daerah sumber air seperti sungai atau bahkan langsung ke laut.

Sementara itu, multi purpose drainage merupakan saluran drainase yang dibuat untuk berbagai fungsi. Drainase nantinya digunakan untuk mengalirkan air hujan dan limbah hasil rumah tangga secara bergantian, sehingga tidak terjadi kontaminasi. Contoh penggunaan drainase multifungsi dapat ditemukan di saluran drainase milik perumahan.

2.Jenis drainase menurut asalnya

Saluran drainase menurut asal pembuatannya terbagi menjadi drainase alami dan buatan. Drainase alami tercipta dari aktivitas alam sendiri yang membentuk jalan air permanen dari pergerakan lempeng bumi atau gaya gravitasi. Contoh dari drainase alami adalah sungai atau danau, di mana saluran drainase buatan biasanya diarahkan ke daerah ini untuk membuang air yang sudah ditampung.

Sedangkan, drainase buatan merupakan drainase yang dibuat dengan campur tangan manusia untuk tujuan tertentu. Biasanya, saluran drainase dibuat untuk pengaliran air dari tempat tertentu, seperti perumahan atau drainase di dalam konstruksi bangunan.

3.Jenis drainase menurut letaknya

Jika dibedakan berdasarkan letak pemasangannya, drainase dibagi menjadi drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Drainase permukaan adalah drainase yang bisa ditemukan di daerah perumahan, di mana air yang menggenang di atas permukaan jalan akan langsung dialirkan ke daerah penampungan air.

Lalu, drainase bawah permukaan merupakan drainase yang dipasang di bawah permukaan dengan menyalurkan pipa air lewat bawah tanah. Drainase ini biasanya digunakan dengan mempertimbangkan alasan khusus seperti tuntutan estetika, maupun tuntutan fungsi pada permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran pada permukaan tanah, seperti lapangan sepakbola atau landasan pacu.

4.Jenis drainase menurut konstruksinya

Jika dilihat berdasarkan konstruksi saluran yang dibuat, drainase dibagi menjadi drainase terbuka dan drainase tertutup. Drainase terbuka merupakan drainase yang dibuat di area publik untuk mengalirkan air di wilayah luas, seperti taman. Sementara itu, drainase tertutup dibuat untuk mengalirkan air pada wilayah tertentu. Biasanya, air yang akan dialirkan mengandung zat berbahaya untuk manusia atau lingkungan sehingga harus dialirkan lewat aliran khusus.

Selain dari empat jenis tersebut, terdapat pula jenis drainase berdasarkan wilayah konstruksi. Drainase tersebut adalah drainase jalan raya, bandara, dan lapangan sepak bola. Ketiga jenis drainase tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menambah kenyamanan pengguna area publik pada sekitar drainase agar tidak terganggu dengan adanya air hujan. Terutama landasan pacu untuk pesawat yang harus selalu kering, mengingat air hujan yang menggenang dapat menyebabkan pesawat tergelincir.

5.pola-pola Jaringan Drainase

Drainase sendiri memiliki pola jaringan yang tergantung pada topografi daerah dan tata guna lahan kawasan tersebut. Jenis-jenis pola jaringan drainase adalah;

A.Pola alami

Pola drainase pertama mengikuti aliran air yang terbentuk secara alami. Pada pola ini, saluran cabang akan mengalir ke satu garis saluran alami yang langsung mengarah ke badan air. Bentuknya akan seperti pola siku dengan menitikberatkan beban pada badan air tujuan.

B.Pola siku

Pola berikutnya adalah pola drainase yang digunakan di daerah dengan permukaan tanah lebih tinggi dari badan air. Pada pola ini, saluran cabang air dibuat lurus ke arah saluran utama dan tiap saluran cabang membentuk seperti siku 90 derajat.

C.Pola jaring-jaring

Pola jaringan drainase berikutnya biasa digunakan di daerah dengan kontur tanah yang datar, seperti drainase di jalan raya. Pola jaringan antara saluran cabang dan saluran utama dibuat saling terhubung dengan saluran lainnya sehingga berbentuk seperti jaring.

D.Pola paralel

Pola paralel merupakan jaringan drainase yang biasa digunakan di daerah perkotaan, di mana saluran cabang disusun sejajar dengan saluran utama. Saluran cabang biasanya dibuat bercabang-cabang dan terdiri dari saluran kecil. Nantinya, saluran ini akan mengikuti perkembangan kota sehingga saluran air dapat disesuaikan

5. Pola grid iron

Pola jaringan drainase grid iron digunakan di wilayah perkotaan yang memiliki badan air, seperti sungai di pinggiran kota. Nantinya, seluruh saluran cabang akan mengalirkan air ke saluran pengumpul sebelum dialirkan ke saluran utama. Barulah air akan dibawa oleh saluran utama ke badan air di pinggir kota.

6.Bentuk Penampang Saluran Drainase

Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dari saluran irigasi pada umumnya. Perancangan saluran harus diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti kurang ekonomis; sebaliknya, dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya tampung yang kurang. Bentuk penampang saluran dalam drainase adalah seperti berikut ini.

A.Bentuk lingkaran

Bentuk penampang yang pertama adalah lingkaran. Biasanya, penampang berbentuk lingkaran digunakan untuk gorong-gorong di mana saluran terletak di dalam tanah.

B.Bentuk setengah lingkaran

Penampang dengan bentuk setengah lingkaran dipasang pada daerah pemukiman atau padat penduduk. Pemasangan penampang dengan bentuk tersebut bertujuan untuk menyalurkan air dalam debit kecil.

C.Bentuk persegi panjang

Penampang drainase dengan bentuk persegi panjang berfungsi untuk mengalirkan air dalam debit yang besar. Nantinya, saluran air akan berjalan secara pelan dengan fluktuasi yang kecil.

D.Bentuk segitiga

Penampang berbentuk segitiga berfungsi sebagai penampung dan penyalur air dengan debit kecil pada area kecil atau lahan yang terbatas.

E.Bentuk trapesium

Bentuk penampang trapesium dipasang pada daerah dengan jumlah lahan yang masih cukup besar. Penampang dengan bentuk ini berfungsi untuk menampung dan menyalurkan air dalam debit besar. Nantinya, sifat aliran akan mengalir terus menerus dengan fluktuasi yang kecil.

   *Penghijauan dan Pelestarian Lingkungan: Melindungi hutan-hutan dan lahan basah di sekitar Demak adalah langkah penting untuk mengurangi risiko banjir. Penghijauan kota juga dapat membantu menyerap air hujan dan mengurangi aliran permukaan.

Contoh-contoh pohon yang bisa di jadikan penghijauan di kota demak

1.cemara

2.jati

3.mahoni

4.angsana

5.trembesi dan lain sebagainya

      *Penyuluhan dan Pendidikan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan perilaku hidup yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi risiko banjir.

1.masyarakat di didik mentalnya supaya tidak membuang sampah di sungai

2.masyarakat serentak sigap menangani banjir

       *Kerjasama Antar Pemerintah: Koordinasi antara pemerintah lokal, provinsi, dan pusat adalah kunci dalam mengatasi masalah banjir. Rencana tata ruang yang terintegrasi dan strategi pengelolaan risiko bencana yang holistik diperlukan untuk menghadapi tantangan ini secara efektif, contohnya

1.pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam membersihkan gorong-gorong yang tersumbat

2.pemerintah sigap menangani tanggul jebol, dan sebagainya

4.Kesimpulan

        Dalam menghadapi ancaman banjir yang terus menerus, langkah-langkah yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk melindungi masyarakat dan lingkungan Demak dari dampak negatifnya. Dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, harapan untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana di masa depan menjadi lebih memungkinkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun