Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Boleh Lengah pada Ancaman Disintegrasi

4 November 2018   06:59 Diperbarui: 4 November 2018   10:43 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Dr Heddy Shri Ahimsa-Putra saat menyampaikan paparannya dalam

Koentjaraningrat Memorial Lecture XV/2018. Itulah yang saya ikuti di Bentara Budaya Yogyakarta pada Rabu (31/10/2018) malam lalu. 

Gedung yang biasanya digunakan untuk pameran seni itu seolah menjadi ruang kuliah, dengan dosen Prof Dr Heddy Shri Ahimsa-Putra dari Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Integrasi Nasional dan Ancaman Yang Dihadapi" menjadi bahasan utama dalam kuliah yang dihadiri lebih dari 100 peserta itu, yang bertujuan untuk mengenang pemikiran Koentjaraningrat berkait integrasi nasional. Sebagai antropolog, Koentjaraningrat telah menuangkan pemikirannya mengenai integrasi nasional dalam sejumlah buku yang terbit dalam kurun tiga dekade sejak 1970an.

Dalam "perkuliahan" yang berlangsung sekitar satu jam itu, tak termasuk sesi tanya-jawab, Profesor Heddy menjabarkan panjang-lebar tentang buah pikiran Koentjaraningrat. 

Selama 30 tahun hingga dekade 1990an Pak Koen, sapaan akrab Koentjaraningkat, secara konsisten menaruh perhatian serius pada integrasi nasional.

Mengingat telah terjadinya banyak perubahan dalam masyarakat Indonesia, permasalahan integrasi nasional di masa kini sudah berbeda dari masa empat dekade lalu. Makanya, Heddy pun mengemukakan cara pandangnya berkait masalah tersebut.

Seperti Bandul Jam

Di antara beberapa pandangannya, yang menarik bagi saya adalah ketika guru besar antropologi UGM itu menghubungkan dan membandingkan integrasi dan disintegrasi.

"Dalam konteks Indonesia, integrasi nasional dapat kita definisikan sebagai situasi di mana segenap anak bangsa dan kolektivitas yang mereka bentuk tetap sepakat berada dalam sebuah negara kesatuan, NKRI, sedang disintegrasi nasional adalah situasi di mana sebagian anak bangsa dan kolektivitas yang mereka bentuk tidak lagi sepakat untuk tetap berada dalam satu negara kesatuan NKRI, dan mereka yang tidak sepakat tersebut ingin mendirikan sebuah negara baru, yang terpisah dari NKRI," papar Heddy dalam memberi batasan atas integrasi dan disintegrasi nasional.

Kondisi integrasi dan disintegrasi tidaklah statis di negeri kita; keduanya berlangsung dinamis. Heddy menggambarkannya seperti bandul jam (pendulum), yang mengayun ke kanan dan ke kiri, ke integrasi dan ke disintegrasi.

Pada suatu saat integrasi menguat, tapi di saat lain ia melemah sehingga muncullah ancaman disintegrasi. Dinamika ini bisa kita lihat sejak kemerdekaan sampai hari-hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun