Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meski di Yogyakarta, Serasa Musim Panas di Eropa

12 Maret 2018   13:30 Diperbarui: 13 Maret 2018   03:55 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak bangunan di sebelahnya dibongkar dan dirobohkan sekitar paruh akhir tahun lalu, bangunan yang menyerupai gereja tersebut menjadi terlihat sosoknya. 

Sebelumnya, orang hanya bisa melihat bangunan unik itu secara agak utuh dari kejauhan, misalnya dari Jembatan Sayidan yang berada di sisi timur lautnya. Atau, bisa terlihat seperempat bagian atasnya saja dari jalan raya di sebelah baratnya.

Kini saat memasuki Jalan Brigjen Katamso Yogyakarta dari perempatan Gondomanan, kira-kira 200-300 meter setelah perempatan, kita dapat melihatnya dengan jelas di kiri jalan. 

Bahkan melalui gedung sebelahnya yang sudah dibongkar dan sekarang menjadi halaman luas, kita bisa mendekatinya untuk sekadar memotret bangunannya, atau berfoto-ria dengan latar belakang bangunan tersebut.

Tak heran, di era gawai dan media sosial ini ia dengan cepat menjelma menjadi semacam tempat wisata, setidaknya untuk sekadar berswafoto. Di sore hari, ketika beberapa kali melintas di jalan tersebut, selalu ada saja sekelompok orang yang terlihat berfoto di tempat itu; kadang-kadang ramai, kadang juga cuma kurang dari sepuluh orang. 

Untuk mengobati rasa penasaran, saya pun mampir pada Jumat (9/3) lalu ketika sinar mentari masih lumayan menyengat sekitar pukul 15.30.

Terletak di kampung Sayidan, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta, tak sampai satu kilometer ke arah timur dari Alun-alun Utara keraton, bangunan itu memang sangat menarik perhatian. 

Berada di tengah atmosfer budaya Jawa, khususnya Jogja, arsitekturnya sama sekali tak mencerminkan kultur sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa ia memiliki ciri arsitektur gotik, sedikitnya pada tampak luarnya. 

Sebagaimana kita tahu, gaya gotik muncul di Eropa pada abad pertengahan, dan banyak ditemui pada bangunan gereja atau katedral. Bangunannya megah, tinggi, disertai menara-menara dengan ujung yang lancip.

[Foto: Farid Wong]
[Foto: Farid Wong]
Lantas, apakah bangunan ini sebuah gereja? Bukan. Dari sekelumit informasi yang saya dapat, ini merupakan rumah, tempat tinggal, tapi sudah puluhan tahun tak ditinggali oleh empunya. 

Dulunya, gedung ini pernah menjadi semacam rumah produksi batik, dan bentuk bangunannya tak seperti yang sekarang kita saksikan. Renovasi yang menjadikannya bergaya gotik itu dilakukan pada dekade 1980an. Pada tahun 2000an, bangunan itu pernah menjadi lokasi syuting video clip penyanyi tenar, Ari Lasso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun