Digubah Bayu Wargo, diolah Kadek Rihardika, dilantunkan Rien Djamain dan kawan-kawan
Album musik dalam format CD audio bertajuk “Pesona Cinta” ini saya dapatkan pada Minggu (21/5) malam, langsung dari empunya album sekaligus komposer lagu-lagu yang ada di dalamnya, Bayu Wargo. Kenal kah Anda dengan nama itu? Barangkali banyak yang belum kenal. Itu wajar karena baru pertama ini ia turut meramaikan jagat musik Indonesia.
Yang saya tahu tentang Bayu Wargo, yang akrab disapa Nenet, dia alumnus jurusan arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dan, hingga kini, profesinya adalah arsitek yang bermukim di Jakarta. Lalu, nyambungnya ke musik? Setahu saya, dia suka musik, bisa bermain musik – walaupun tak pada tingkat piawai – dan, yang pasti, gemar bikin syair lagu, bahkan sejak masih di bangku sekolah menengah.
Lima lagu yang terdapat di album tersebut, yang diluncurkan di ibukota pada Januari 2017 lalu, merupakan ciptaannya. Semua itu bukan karya yang ia buat kemarin sore, tapi ada yang sudah diciptakannya bertahun silam di sela-sela kesibukannya sebagai seorang arsitek.
Tahun lalu, ia merasa perlu membongkar “tabungan”-nya yang selama ini hanya tersimpan di antara berkas-berkas lainnya. Bertemulah ia dengan Kadek Rihardika, yang kemudian menjadi music director untuk album ini. Kadek pula yang mengaransemen semua lagunya.
Di blantika musik jazz, nama Kadek Rihardika sebagai gitaris sudah tak asing lagi. Pria kelahiran Singaraja, Bali, ini sudah punya jam terbang tinggi, sudah malang melintang di berbagai panggung musik, khususnya jazz; bermain bersama dan ngegrup dengan musisi-musisi terkemukan tanah air seperti Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, Erwin Gutawa, Purwatjaraka dan lain-lain. Belakangan Kadek banyak bermain sebagai session player, juga studio player lantaran banyak mendukung album rekaman sejumlah penyanyi top Indonesia. Sungguh tepat kiranya Bayu menyerahkan penataan musiknya pada Kadek.
Seperti diketahui, Rien Djamain sendiri sudah menelurkan sejumlah album bersama musisi-musisi jazz kondang kala itu seperti Jack Lesmana, Jopi Item dan sebagainya. Begitu pula dengan Reza yang bersama grupnya, The Groove, telah mengeluarkan beberapa album dari 1999 sampai 2005.
Dalam album “Pesona Cinta” ini, setiap penyanyi membawakan satu lagu, dan masing-masing punya ciri khas sendiri dalam mengekspresikan setiap lagu. “Bagi setiap penyanyi, ini serasa single album,” kata Bayu saat ngobrol dengan saya di sebuah kedai kopi di Yogyakarta. Lima lagu itu adalah Peluk Diriku (Rien Djamain), Desember (Cici Sumiati), Asa (Netta Kusumah Dewi), Maafkan (Wita Wibisono) dan Kawan (Reza The Groove).
Sejauh yang saya dengarkan, dan sependek pengethuan saya soal musik, karya Bayu ini terkemas dalam atmosfer pop-jazz yang di dalamnya terdapat rasa bossanova, latin dan sejenisnya. Bisa dibilang, semua komposisinya easy listening, renyah, gampang dikunyah, enak dinikmati; apalagi dinikmati sembari nyeruput the atau kopi, makin maknyus lagi J. O ya, di album ini kita juga dapat menikmati permainan gitar dari gitaris jazz senior Indonesia, Oele Pattiselano.
Secara pribadi, menurut Bayu, album perdananya ini semacam”monumen” yang bisa menjadi jejak jelas untuk hasil karya musiknya. Dia berharap publik dapat menerimanya. Untuk mendapatkan albumnya, silakan klik www.dewestudio.com; atau kunjungi langitmusik.co.id untuk memperoleh lagu-lagunya dalam format MP3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H