Sebuah Pilihan Dan KesadaranÂ
  Setelah berbicara mengenai lima domain sebelumnya, mari berpijak pada aspek-aspek yang masih memiliki relevansi, yaitu: Manusia. Makhluk yang unik dan penuh misteri, dan senantiasa menjadi perbincangan yang tiada habisnya.
  Perlu diketahui bahwa kelima domain sebelumnya itu, tidak akan berkembang dan berubah tanpa manusia. Dialah aspek kunci yang menjadikan dialektika antara perubahan dan perkembangan dalam segi ekonomi, politik dan sosial budaya. Dengan akal budinya manusia memanifestasikan perwujudan kelima domain agar bisa menjadi bermanfaat bagi yang lain.
  Hal di atas menimbulkan pertanyaan apakah perubahan dan perkembangan kehidupan itu niscaya? Jawabannya adalah 'Benar'. Keniscayaan itu tergantung dalam sendi-sendi kehidupan manusia secara An-sich'. Manusia berubah dan berkembang ditentukan oleh pilihan-pilihannya, dan ingat hal itu juga tidak lepas dari keadaan lingkungan, sosial, budaya dan politik.
  Selain itu, akal sebagai sesuatu yang amat agung dan tinggi, serta hanya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. Pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam tindak-tanduk manusia tidak lepas dari akal pikirannya, dan merupakan fakultas penting dalam diri manusia, tanpa daya-daya yang dimilikinya, manusia hanyalah seonggok jasad yang tiada bedanya dengan binatang.
  Dengan demikian kesadaran mengenai pentingnya merenungi, memikirkan dan mengevaluasi pribadi diri sendiri, menjadi sangat kuat. Sehingga dengan begitu arah kehidupan untuk menuju tujuan yang diharapkan dan diinginkan menjadi cerah.
Kebebasan Merupakan Kunci
    Disamping mengenai kesadaran diri yang perlu dipikirkan, kebebasan menjadi aspek kunci untuk mewujudkan suatu pilihan, setelah selesai memikirkan pribadi diri sendiri.
Kebebasan itu hal yang terdapat dalam pribadi manusia, ia tidak bisa direbut, bahkan diambil sekalipun. Karena kebebasan berarti; 'memantapkan langkah atas keyakinan dalam diri'.
  Keberanian menuju pilihan yang didasarkan atas keyakinan merupakan substansi dari kebebasan. Tanpa keberanian, kebebasan hanya utopia belaka. Bukankah hadirnya etika dan moral itu harus berbanding lurus dengan ide dan praktek, ibarat dua sayap burung yang menjadikannya terbang tinggiÂ
  Begitupun dengan dinamika perubahan dan perkembangan manusia yang tidak lepas dari kompleksitas problem-problem yang dihadapi. Atas dasar itu, kemampuan, pengetahuan dan pengertian terbentuk menjadi kepribadian yang memungkinkan untuk berkembang dan berubah.