"Kenapa kau membacaku? Kalau kau tak mau dibunuh, kenapa kau membacaku?"
"Aku--aku tidak tahu kenapa ini terjadi, dan kau keluar begitu saja dari buku itu. Kau mencoba mau membunuhku. Kenapa?" Febi didera rasa panik karena Serial Killer itu.
"Karena kau telah membacaku. Kau membaca senti demi senti komik ini untuk tahu siapa diriku, dan rupanya kau tahu semuanya. Aku tidak mau orang-orang tahu siapa diriku yang sebenarnya. Dan sekarang karena kau tahu diriku, aku akan membunuhmu sesuai yang ada di komik."
"Jangan begini, tolong. Jangan bunuh aku."
Tiba-tiba si penjahat kartun itu berseru. "Aku bersumpah akan aku bunuh semua orang yang tahu tentang diriku. Aku sudah membunuh 20 orang, pembaca komik ini. Dan sekarang tambah satu orang lagi, yaitu dirimu!" Penjahat itu menunjuk pada Febi, dan Febi masih panik karena ini.
"Jika kau mencoba untuk membunuhku, aku akan buang komik ini dan kau akan musnah!"
"Hahahaha, silakan saja. Silakan kau lakukan itu. Aku tidak takut."
Febi pun mencoba untuk melempar semua hal-hal di dekatnya kepada si penjahat. Namun penjahat itu melerainya dan mencoba untuk mendekati Febi dan mencekiknya. Febi tidak bisa melepaskan cengkraman tangan penjahat itu dan terus mencekiknya.
Namun akhirnya Febi pun memukul kepala penjahat itu dan otomatis cengkraman tangan penjahat pun dilepaskannya.
Febi pun segera melarikan diri dan penjahat itu mengejarnya. Febi bersusah payah berlari menghindari penjahat itu, dan Febi pun sampai di tempat sampah belakang warung makan. Untung saja Febi masih memegang komik itu dan ia pun memandangi komik itu.
"Mulai sekarang, kau akan dibuang. Aku tidak suka kau mengganggu kehidupanku. Aku buang saja!!" Febi melempar komik itu ke tempat sampah, lalu ia lari menuju rumahnya. Dan otomatis penjahat itu hilang dalam sekejap mata tepat saat komik itu dibuang.