Mohon tunggu...
Farid Susanto
Farid Susanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia Biasa Yang Biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

350 Tahun Kita Dijajah, Fakta Atau Hanya Hiperbola Saja.

12 Desember 2024   21:48 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:48 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak zaman dulu, ketika Kesultanan Turki Utsmani membangun otoritas perdagangan di Timur Tengah pada tahun 1453 dan menguasai Konstantinopel, sebagian besar negara Eropa berupaya mencari pasokan rempah-rempah dengan berlayar melintasi lautan hingga akhirnya mencapai nusantara. Warga negara Eropa yang mendarat di nusantara adalah: Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, dan Inggris. Dari masuknya Cornelis De Houtman pada tahun 1596 hingga terbentuknya kemitraan dagang Belanda yang dikenal sebagai VOC dari tahun 1602 hingga 1799, Belanda adalah negara yang paling lama bertahan di nusantara dari lima negara tersebut.

Karena eksistensi yang sangat luas di Nusantara, muncullah opini bahwa Belanda menduduki Indonesia selama 350 tahun. Sudut pandang ini telah mendarah daging dalam budaya Indonesia sejak lama. bahkan pada buku pelajaran yang digunakan pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Namun benarkah jika dikatakan bahwa Indonesia pernah diduduki Belanda selama 350 tahun?

        

Proses Kedatangan Belanda ke Nusantara

Eropa menyaksikan sejumlah kejadian penting sepanjang abad kelima belas. Jatuhnya Konstantinopel, ibu kota Roma Timur, pada tahun 1423 merupakan salah satu peristiwa penting yang mungkin berdampak pada jalannya sejarah dunia. Benteng utama Eropa untuk mencegah penyebaran Islam ke seluruh benua adalah Konstantinopel. Setelah melalui pertempuran yang berlarut-larut, para pejuang Islam kesultanan Turki Utsmaniyah berhasil merebut Konstantinopel. Hasilnya, masuknya pemimpin agama Islam ke Eropa menjadi mungkin. Poin lainnya adalah jatuhnya Konstantinopel menandakan putusnya hubungan Barat dan Timur bagi Eropa. Selain itu, jalur perdagangan ke dunia Timur terputus. Akibatnya, orang-orang Eropa harus mencari jalan lain menuju dunia Timur.

 

Setelah itu, pesisir Eropa mulai mengalami petualangan pesisir yang diawali oleh Portugis dan Spanyol. Dari mengarungi lautan, mereka sampai di Afrika dan Asia, bahkan ada pula yang berakhir di Nusantara dengan tujuan menetap di sana. Namun setelah melihat negara-negara Afrika dan Asia lebih kecil dibandingkan negara lain, tiba-tiba muncul keinginan untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme. Salah satu kelompok pendatang Eropa yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah bangsa Portugis yang tiba pada tahun 1512 di bawah pimpinan Francisco Serrao dan berhasil menetap di Hitu (Ambon utara). Dari sinilah awal mulainya bangsa Eropa datang ke Nusantara. Setelah itu datanglah bangsa bangsa Eropa lainnya. 

 

Sebastian Del Cano melakukan ekspedisi awal Spanyol ke nusantara pada tahun 1522, yaitu ke wilayah Maluku (Tidore). Belanda di bawah komando Cornelis De Houtman kemudian mendarat di pelabuhan Banten pada tahun 1596. Belanda datang ke wilayah Nusantara pada saat itu, namun penduduk pesisir Banten mengusir mereka karena perilaku mereka yang tidak sopan dan angkuh. Di bawah pimpinan Wybrecht Van Waerwyck dan Jacob Van Neck, Belanda kembali ke nusantara pada tahun 1598. Pada bulan Maret 1599, mereka menginjakkan kaki di kepulauan Maluku. Berkat keberhasilan pelayaran tersebut, banyak perusahaan Belanda yang mengirimkan kapalnya ke Indonesia. 62 kapal dikerahkan oleh 14 perusahaan.

 

Dengan bertambahnya jumlah pengusaha Belanda di Indonesia, persaingan di antara mereka semakin ketat. Mereka juga menghadapi tantangan dari negara lain seperti Spanyol, Portugal, dan Inggris. Akibatnya, masyarakat lebih banyak mengalami kerugian daripada keuntungan, terutama karena pencurian yang sering dilakukan oleh bajak laut. Untuk mengatasi masalah ini, para pedagang Belanda membentuk organisasi Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Dagang India Timur pada 20 Maret 1602, atas gagasan Pangeran Maurits dan Johan Van Olden Barnevelt. Beberapa negara Eropa seperti Portugal, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda terlibat dalam persaingan ketat untuk mendominasi perdagangan di Asia Timur. Francois Wittert menjabat sebagai direktur pertama VOC saat memulai operasi dagang di Banten pada tahun 1602.

 

Latar Belakang Opini 350 Tahun Indonesia dijajah Belanda

 

Pada tahun 1936 muncul teori bahwa Belanda telah menduduki Indonesia selama 350 tahun. "Kami orang Belanda telah berada di sini selama 300 tahun dan kami akan berada di sini selama 300 tahun lagi," kata Gubernur Jenderal B.C. de Jonge. sebuah deklarasi yang pada saat itu tampak menentang gerakan nasional. Namun klaim ini terbukti terlalu dramatis karena gerakan kemerdekaan Indonesia berhasil menghentikan Belanda untuk "tinggal di sini selama 300 tahun lagi". 

 

Selain itu, ternyata "Kita bangsa Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun memperjuangkan kemerdekaan tanah air kita" adalah salah satu ucapan Presiden Sukarno dalam pidatonya sebelum dibacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. kegiatan kami untuk memperoleh kemerdekaan berfluktuasi selama ratusan tahun." Sebenarnya tujuan pidato ini hanyalah untuk memperkuat nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia.  

 

Oleh karena itu, banyak masyarakat Indonesia yang masih percaya bahwa kolonialisme yang berusia tiga setengah abad masih ada hingga saat ini. Namun, dari sudut pandang historis yang obyektif, gagasan ini hanyalah hiperbola semata. Sampai batas tertentu, pendapat ini bahkan telah berkembang menjadi ideologi palsu yang masyarakat Indonesia merasa harus menerimanya sebagai fakta.

 

Kebenaran 350 Tahun Indonesia Dijajah Belanda

 

            Pernyataan bahwa Belanda menduduki Indonesia selama 350 tahun dibantah oleh Prof. G.J. Resink yang mengatakan bahwa klaim tersebut tidak benar. Resink tiba-tiba mengakui bahwa 350 tahun Belanda menginvasi Indonesia adalah sebuah kisah yang berlebihan, dan tidak jelas kapan penjajahan dimulai hingga akhir, karena kebohongan itu sendiri mempunyai konotasi hiperbola atau berlebihan. klaim bahwa bangsa Indonesia dijajah selama 350 tahun, harus dikumpulkan bukti-bukti sejarah baik melalui jalur hukum maupun politik. Sebagai penduduk Indonesia, sangatlah penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan bijaksana dalam memperoleh informasi terkini dan relevan. Mengingat apa yang sudah lama dibicarakan, tujuannya adalah untuk mengurangi kepalsuan seperti ini daripada mengubah apa yang masih berupa opini menjadi sebuah kebenaran.

 

            Ada beberapa hal yang perlu kita pahami, dan kita tidak boleh lupa bahwa Belanda terus melakukan intervensi di berbagai wilayah otonom di Indonesia. Berapapun sedikitnya bukti yang mendukung teori penjajahan selama 350 tahun, informasi yang kita miliki sekarang pada dasarnya salah. Belanda menduduki kepulauan ini hanya selama empat puluh hingga lima puluh tahun, menurut Resink. Selain itu, ini menentukan perbedaan waktu di setiap lokasi. Wilayah dengan sejarah penjajahan terpanjang adalah Pulau Jawa. Meskipun demikian, dapat disimpulkan dari sejumlah sumber bahwa Belanda hanya menjajah Indonesia selama tiga puluh tahun. Masyarakat Aceh sudah tidak punya panutan lagi ketika Belanda menggulingkan penguasa mereka pada tahun 1912, sehingga mereka tidak punya panutan lagi. Seluruh Indonesia telah resmi dikuasai dan dijajah oleh Belanda sejak tahun 1912. Beberapa tokoh Indonesia mengungkapkan keyakinannya bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, hal ini merupakan pemahaman yang baik dengan maksud untuk membangkitkan kembali nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia dan melegitimasi persatuan dan kesatuan bangsa karena keadaan saat bangsa itu terpecah belah. Meskipun demikian, meskipun anggapan bahwa Belanda menginvasi Indonesia selama 350 tahun tidak akurat secara historis, namun hal tersebut mempengaruhi penulisan sejarah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun