Mohon tunggu...
farids sh
farids sh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

31 Tahun Sebelum Lahirnya R A Kartini Pahlawan Emansipasi Wanita Sudah Ada di Indonesia

30 April 2018   12:22 Diperbarui: 30 April 2018   12:49 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: juragancipir.com

31 TAHUN SEBELUM LAHIRNYA R.A.KARTINI

PAHLAWAN EMANSIPASI WANITA SUDAH ADA DI INDONESIA

Setiap Tanggal 21 April kita sebagai warga negara Indonesia khususnya perempuan merayakan Hari Kartini, dari tahun ke tahun sejauh yang kita ingat setiap hari Kartini disekolah diwajibkan memakai pakaian adat daerah dari berbagai pelosok tanah air atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan kewanitaan.

Munculnya pola pikir Bangsa Barat Eropa yaitu Belanda yang di unggah  Kartini dimana kaum perempuan bisa sekolah setinggitingginya, dan mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria sehingga muncullah perayaan hari Kartini sebagai Pahlawan Emansipasi Wanita pada tanggal 21 April.

cut-nyak-dhien-thumb-5ae6a915cf01b450bd578044.jpg
cut-nyak-dhien-thumb-5ae6a915cf01b450bd578044.jpg
Pada tahun 1848 (31 tahun sebelum lahirnya Kartini) telah lahir sosok Pahlawan Emansipasi Wanita di Indonesia dan juga Pahlawan Pemimpin Pejuang yang berperang Melawan Belanda di usianya 12  (dua belas) tahun dengan sebutan Perang Sabil yaitu perang Suci melawan Kafir Belanda dengan julukan Sang Ratu Perang dan juga seorang perempuan yang dari kecilnya diperkuat dengan ajaran Islam yaitu Cut Nyak Dhien, Putri kelahiran Aceh campuran keturunan Laksamana Muda Nanta Minang Kabau.

Pariaman ayahnya merupakan keturunan kesultanan aceh Teuku Nanta Seutia adalah seorang Ule Balang yang memimpin beberapa kampong/desa dan merupakan seorang keturunan Datuk Makhudum Sati perantauan dari Minang Kabau, Datuk Makhudum Sati merupakan Keturunan Laksamana Muda Nanta yang merupakan perwakilan kesultanan Aceh pada zaman Sultan Iskandar Muda di Pariaman.

Lahirnya Pola Pikir Cut Nyak Dhien, untuk menyerang Belanda karena pertama ia melihat Indonesia di serang dan dijajah oleh Belanda dan ke dua Cut Nyak Dhien  marah besar  karena Masjid Raya Baiturrahman Aceh dibakar Oleh Belanda pada tahun 1873. Peristiwa tersebut pembuka awal perang Aceh dengan Belanda yang panjang dan berdarah.

Belanda yang di pimpin oleh Jendral Johan Harmen Rudolf Kohler dan Aceh di pimpin oleh sosok Perempuan yang tangguh yang memikirkan bangsa dan negara,serta Agama dengan diberi julukan Sang Ratu Perang setelah suaminya Teuku Umar meninggal maka Cut Nyak Dhien lah yang mengambil alih kepemimpinan Aceh berperang melawan Belanda pada tahun 1899 di usianya ke 32 tahun dengan motto "wanita tidak boleh lemah harus kuat dan semangat sampai titik darah penghabisan belanda harus di tumpaskan". Dengan niat dan cita-cita berjuang Demi Allah Swt, Demi Agama, Demi Kemerdekaan Bangsa dan Demi Aceh,

Alhamdulillah pola pikir dan cita-cita serta niat Cut Nyak Dhien berperang melawan Belanda berhasil dan terwujudkan terbukti bahwa 37 tahun setelah Cut Nyak Dhien wafat tanggal 06 November 1908, Indonesia Merdeka di tangan para pejuang yang meneruskan perjuangan Cut Nyak Dhien dengan keihklasan serta niat Demi Allah Swt, Demi Agama, Demi Kemerdekaan Bangsa dan Negara.

Hari ini Masyarakat Indonesia telah menikmati Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pejuang kita terutama Sang Ratu Perang Cut Nyak Dhien yang telah menunjukkan sikap emansipasi wanita Indonesia tahun 1848 sekitar 170 tahun yang lalu dalam perperangan merebut kemerdekaan semoga Masyarakat Indonesia generasi penerus bangsa agar dapat merawat bangsa ini dengan niat dan keihklasan Demi Allah, Demi Agama, Demi Bangsa dan Negara.

Bagaimana menurut saudara semua terkait hal ini apakah harus pemerintah menetapkan hari Cut Nyak Dhien sebagai hari memperingati emansipasi wanita ?????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun