Mohon tunggu...
Farid Ramadhan
Farid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Life is Good, Life is Fun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sekularisme di Barat

26 Januari 2023   13:31 Diperbarui: 17 Juli 2023   13:17 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari: Kumparan.com

Poin pertama, secara materi ini berbicara mengenai proses perkembangan sekularisme di Barat. Itu poin pertama.

Poin kedua, proses perkembangan sekularisme di Barat ini ternyata menempuh jalur yang agak sedikit keras. Pertentangannya menempuh jalur pertentangan krisis yang sangat keras antara siapa dan siapa, antara kalangan agamawan atau gerejani dengan kalangan intelektual, cendekiawan, atau ilmuwan. Pada satu sisi, kalangan agama ingin mempertahankan posisi agamawan menguasai seluruh kehidupan masyarakat. Pada sisi lain, para ilmuwan ini ingin terbebas dari teorisasi gerejani. Itu poinnya, sehingga terjadilah clash yang tajam, keras, yang benturan yang juga berdarah-darah.

Selanjutnya, perkembangan sekularisme yang juga terjadi di Amerika; antara Eropa dan Amerika ada sedikit perbedaan style-nya. Kalau di Eropa, baru di Prancis, Inggris, dan Belanda. Perkembangan sekularisme itu mengarah pada ke ateisme, mengarah untuk tidak beragama, tetapi di Amerika tidak. Di Amerika perkembangan sekularisme mengarah pada kebebasan beragama, artinya bebas menganut agama apa saja, bukan bebas untuk tidak beragama. Walaupun itu juga bagian, tetapi kecenderungan itu banyak di Eropa, bebas untuk tidak beragama. Jadi, cenderung menjadi ateis. Kalau di Amerika, bebas dalam beragama, bisa saja memilih agamanya yang bebas, tetapi tidak diarahkan kepada ateis.

Ketiga, ini agak berbeda kecenderungan sekularisme ini kalau kita refleksi ke dunia Islam. Beda. Perkembangan sekularismenya akan terjadi di negara Eropa pada sejarahnya. Pada awalnya karena dominasi gereja terhadap kehidupan manusia. Ini tidak terjadi di negara-negara Islam. Di negara Islam, konflik yang terjadi biasanya adalah perebutan kekuasaan, bukan pertentangan antara ilmuwan dengan kalangan gereja atau dengan ulama kalau di Islam. Bukan itu! Yang terjadi adalah percekcokan memperebutkan kekuasaan setelah Nabi Muhammad saw meninggal digantikan oleh para Khalifah Rasyidin, jadilah musyawarah untuk melanjutkan kekuasaan, selanjutnya diganti lagi oleh dinasti-dinasti, dan begitu seterusnya. Itulah yang terjadi. Jadi, sehingga dengan begitu refleksi pengembangan gaya sekularisme bahwa dunia Islam, konflik masalah sekularisme ini tidak begitu besar seperti yang terjadi di negara Eropa. Ada perkembangan sekularisme Barat terjadi di Turki misalnya, tetapi tidak setajam yang terjadi dalam konteks dunia Eropa.

DAFTAR PUSTAKA 

Copson, Andrew. 2019. Secularism: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun