huh.... hidup sudah terlampau susah
kembali enggan berganti hanya melarat pasti bertambahÂ
pekik teriak lapar pun kian membuncah
semuanya muah....muah....muah....muah....hal...hal...hal...laaaahh
O paduka kecil yang mulia kau gagah di singgasana kekuasaanmu
nan tinggi hingga tak mampu melihat nyata pangkal derita rakyatmu
kau cemerlang  dengan ide-ide basahmuÂ
yang kau dapatkan ketika melamun di jamban megahmu
ditemani bau tengik hasil cicilan sembunyi-sembunyimu.
semua ingin teriak namun malu dan takut tak kebagian percikan air basahmu
kami muak dengan merdunya lantunan janji manismu
kami berontak namun tamengmu begitu kuat hingga ludah-ludah berhamburan
dan bahkan  dijilat kembali demi melembabkan kulit ketiakmu tempat mereka berkumpul
Weiiii.... bongulo aba, ja po'ali pohulimamango
tima'o pinthu mahilu'o liyo aliheo..... pintu jamban pun dibuka
Jou..., sembah sujud paduka
odito...... wanu monga sama-sama ami jamo'ali mo bisala
Poleleya mayi wonu woluwo ta momate....
pokonya amani ti Bapak
bos....bos.....po'olo hawu ngoputu.
"Berani Ente Dengan Eyang Baru Aja Haid"
4 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H