Mohon tunggu...
Farid Muhammad
Farid Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerita Edy di Pulau Kempai, Bicara Soal Kesejahteraan Nelayan hingga Belacan

2 April 2018   20:29 Diperbarui: 2 April 2018   20:32 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karangtarunanews.com

Calon Gubernur Sumut 2018, Edy Rahmayadi menegaskan kalau Provinsi Sumut tidak hanya kaya akan hasil bumi perkebunannya, namun juga kaya akan hasil lautnya. Namun sangat disayangkan kekayaan alam yang berlimpah tersebut belum mampu mengangkat kesejahteraan masyarakatnya, seperti halnya masyarakat di pulau Kampai.

Hal itu Edy sampaikan saat berkunjung ke Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu,  Sabtu, (31/3) dengan istri Nawal Lubis dan rombongannya. Edy menyatakan bahwa kondisi itu perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah. Apalagi sebagai daerah yang dulunya menjadi daerah transit kesultanan Malaka, kondisi masih tertinggal dari daerah lain. Selain persoalan infrastruktur, dan pendidikan, kesejahteraan nelayannya juga patut menjadi perhatian.

Melihat berbagai persoalan yang masih akut di Pulau itu, Edy pun berharap generasi muda di Pulau Kampai mendapatkan fasilitas pendidikan yang nantinya bisa menjadi modal untuk pembangunan di daerahnya.

Edy menegaskan Sumut memerlukan SMK Kelautan atau Kemaritiman. Termasuk juga di Pulau Kampai.

"Di sini saya dengar ada SMK tapi jurusannya Otomotif dan pemasaran. Kenapa tidak ada jurusan maritim atau perikanan, karena lebih sesuai. Jadi setelah tamat mereka bisa mengaplikasikan keilmuannya untuk membangun desanya dan termasuk juga mengangkat kesejahteraan para nelayan setempat. Termasuk juga daerah-daerah Provinsi Sumut yang memiliki laut perlu adanya SMK Maritim atau Perikanan," tutur Edy.

Hadir dalam silaturahmi tersebut tokoh adat dan tokoh masyarakat diantaranya Datuk Pulau Kampai OK Ubaidillah Indra, Prof Djohar Arifin, Tengku Chandra Hadi,  Tengku Afif dan Ok M Yusuf.

Dalam kesempatan itu, Edy juga mengajak masyarakat agar memiliki motivasi yang tinggi untuk memperbaiki kesejahteraannya. Karena tanpa adanya kemauan untuk berubah lebih baik,  apapapun program pemerintah akan sia-sia.

Menurut Edy, sebagai orang Melayu dirinya tidak suka mendengar kalau orang Melayu dibilang pemalas. Untuk itu ia mengajak untuk membuktikan kalau orang Melayu memiliki keinginan yang tinggi untuk maju. Insyallah kehadirannya akan membuat manfaat buat masyarakat.

Sebelumnya mewakili Tokoh masyarakat setempat Datuk Pulau Kampai OK Ubaidillah Indra menyambut baik kehadiran Calon Gubernur Datuk Laksamana Nara Diraja Edy Rahmayadi. OK Ubaidillah pun berharap Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) mampu membawa Sumut bermartabat. Ia pun mendoakan semoga Eramas dimudahkan jalannya untuk memimpin Sumut.

Edy Cerita Makam Panjang hingga Belacan Terenak di Dunia

Kedatangan Edy ke Pulau Kempai juga disambut baik oleh Zakaria, tokoh masyarakat Pulau Kampai. Zakaria menceritakan kalau Desa Pulau Kampai yang terletak di Kecamatan Pangkalansusu, Langkat, Sumatera Utara, selain dikenal menyimpan nilai-nilai budaya peninggalan sejarah seperti legenda Keramat Datuk Panjang, juga dikenal sebagai desa penghasil belacan (terasi) terbaik.

Zakria melanjutkan bahwa Makam Datuk Panjang yang ada di Pulau Kampai sering diziarahi oleh banyak orang yang berdatangan dari luar daerah, termasuk etnis Tionghoa. Di dalam kompleks makam itu terdapat dua pusara berukuran panjang yang berdampingan. Satu berukuran enam meter dan yang satunya lagi mencapai empat meter lebih yang berlokasi tidak jauh dari kuburan Mas Merah.

Menurut cerita orang tua jaman dulu, penghuni dua kuburan panjang adalah seorang pemuka agama dan isterinya, namun kisah itu sampai saat ini masih misterius. Yang jelas masyarakat Pulau Kampai menghormati makam itu, dan menjaganya sebagai kekayaan budaya masa lampau pendahulu kami di pulau ini.

Dia menjelaskan bahwa sejak jaman dahulu penduduk Desa Pulau Kampai, didiami oleh beberapa suku dengan latar belakang yang berbeda di antaranya, Melayu, Aceh, Jawa, Tionghoa dan etnis suku lainnya dengan jumlah penduduk saat ini mencapai  kurang lebih 5.000 jiwa. Meski berbeda etnis, suku dan agama, tapi seluruh warga di sini bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai.

Sebelum Indonesia merdeka, Pulau Kampai dikenal sebagai daerah penghasil lada. Ketika Indonesia merdeka, belacan produksi Pulau Kampai adalah yang terbaik di duniah bahkan kabarnya belacan yang diproduksi oleh tenaga ahli keluarga Tionghoa secara turun temurun di desa pesisir pantai itu telah dikenal di Medan, Pulau Jawa dan manca negara (Malaysia dan Belanda). Edy Rahmayadi pun tahu betul soal belacan Pulau Kampai.

Mendengar penjelasan itu, Zakaria pun mengakui bahwa bahwa belacan produksi Pulau Kampai paling enak di dunia. Menurutnya, tak ada yang mengimbanginya. Edy pun berharap belacan bisa terjaga terus sampai akhir masa. Walaupun tidak mudah, tapi Edy mengajak untuk terus berani mempertahankannya. Karena belacan itu kearifan lokal yang mendunia.

Edy menambahkan, dirinya meyakini masyarakat Pulau Kampai ini adalah orang-orang yang bermartabat. Sebab masih menjaga sejarah dan melestarikannya. Peninggalan sejarah, dan cerita-cerita yang menyertainya bisa dijadikan objek wisata. Edy menyatakan Pulau Berawe yang ada di Pulau Kembai bisa menjadi destinasi baru wisata pantai di Langkat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun