Mohon tunggu...
Farid Muhammad
Farid Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerita Edy di Pulau Kempai, Bicara Soal Kesejahteraan Nelayan hingga Belacan

2 April 2018   20:29 Diperbarui: 2 April 2018   20:32 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
karangtarunanews.com

Zakria melanjutkan bahwa Makam Datuk Panjang yang ada di Pulau Kampai sering diziarahi oleh banyak orang yang berdatangan dari luar daerah, termasuk etnis Tionghoa. Di dalam kompleks makam itu terdapat dua pusara berukuran panjang yang berdampingan. Satu berukuran enam meter dan yang satunya lagi mencapai empat meter lebih yang berlokasi tidak jauh dari kuburan Mas Merah.

Menurut cerita orang tua jaman dulu, penghuni dua kuburan panjang adalah seorang pemuka agama dan isterinya, namun kisah itu sampai saat ini masih misterius. Yang jelas masyarakat Pulau Kampai menghormati makam itu, dan menjaganya sebagai kekayaan budaya masa lampau pendahulu kami di pulau ini.

Dia menjelaskan bahwa sejak jaman dahulu penduduk Desa Pulau Kampai, didiami oleh beberapa suku dengan latar belakang yang berbeda di antaranya, Melayu, Aceh, Jawa, Tionghoa dan etnis suku lainnya dengan jumlah penduduk saat ini mencapai  kurang lebih 5.000 jiwa. Meski berbeda etnis, suku dan agama, tapi seluruh warga di sini bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai.

Sebelum Indonesia merdeka, Pulau Kampai dikenal sebagai daerah penghasil lada. Ketika Indonesia merdeka, belacan produksi Pulau Kampai adalah yang terbaik di duniah bahkan kabarnya belacan yang diproduksi oleh tenaga ahli keluarga Tionghoa secara turun temurun di desa pesisir pantai itu telah dikenal di Medan, Pulau Jawa dan manca negara (Malaysia dan Belanda). Edy Rahmayadi pun tahu betul soal belacan Pulau Kampai.

Mendengar penjelasan itu, Zakaria pun mengakui bahwa bahwa belacan produksi Pulau Kampai paling enak di dunia. Menurutnya, tak ada yang mengimbanginya. Edy pun berharap belacan bisa terjaga terus sampai akhir masa. Walaupun tidak mudah, tapi Edy mengajak untuk terus berani mempertahankannya. Karena belacan itu kearifan lokal yang mendunia.

Edy menambahkan, dirinya meyakini masyarakat Pulau Kampai ini adalah orang-orang yang bermartabat. Sebab masih menjaga sejarah dan melestarikannya. Peninggalan sejarah, dan cerita-cerita yang menyertainya bisa dijadikan objek wisata. Edy menyatakan Pulau Berawe yang ada di Pulau Kembai bisa menjadi destinasi baru wisata pantai di Langkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun