Mohon tunggu...
Farid Ma'ruf
Farid Ma'ruf Mohon Tunggu... lainnya -

'Aku hanya merasa orang Indonesia saja!'

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ketika Luke Shaw Cedera

16 September 2015   16:41 Diperbarui: 16 September 2015   16:41 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Foto: detik.com"][/caption]Bak pepatah setelah jatuh tertimpa tangga, MU harus menelan pil pahit dua kali pasca-lawatannya dari Eindhoven. Mereka tidak hanya harus pulang tanpa satu pun poin,mereka juga harus kehilngan seorang pemain andalannnya dalam jangka waktu yang lumayan panjang akibat mengalami cedra dalam pertandingan semalam.

Ya, Luke Shaw, diinformasikan mengalami patah kaki akibat tekel keras pemain PSV, Hector Moreno. Belum deiketahui berapa lama Shaw akan menepi untuk menjalani penyembuhan dan pemulihan.

Cederanya Shaw jelas merupakan kabar buruk, bukan hanya bagi sang pemain dan MU, tapi juga bagi sang ‘penjegal’ sendiri, Hector Moreno. Dalam wawancara pasca-pertandingan, Moreno mengaku tak berniat mencederai Shaw.  Ia mengukapkan pennyesalan dan permintaan maaf, serta turut berduka untuk Shaw.

Tackle Keras Itu

Kejadian nahas itu bermula pada menit ke-14. Ketika itu, MU sedang menguasai bola. Luke Shaw yang mendapat bola dari temannya kemudian  berinisiatif melakukan penetrasi ke jantung pertahanan PSV. Ia berhasil melawati hadangan beberapa pemain PSV hingga sampai memasuki kotak penalti. Ia sudah begitu dekat dengan gawang dan terlihat akan melakukan sebuah shooting sebelum akhirnya, tekel keras dari Hector Moreno menghentikannya.

Shaw terkapar. Ia meringis, tak mampu menahan rasa sakit. Wasit kemudian memanggil petugas medis untuk memasuki lapangan. Rupanya, sesuatu serius terjadi. Peralatan sederhana yang dibawa oleh dua petugas medis tak cukup. Petugas lain pun dipanggil dengan peralatan yang lebih lengkap. Shaw mendapat perawatan yang cukup lama di lapangan.

Sementara itu, Van Gaal terlihat cemas di bangku cadangan. Ia mengkhawatirkan sesuatu yang buruk pada anak buahnya. Di sisi lain, Marcos Rojo sudah disiapkan, Ia tengah melakukan pemnasan d pinggir lapngan. Setelah sekitar sepuluh menit, Shaw dibawa keluar lapngan, Rojo masuk untuk menggantikan, dan kemudian pertandingan pun dilanjutkan.

  

Berjalan Indah

Tanpa mengenyampingkan rasa prihatin atas cedera yang menimpa Luke Shaw, saya melihat sesuatu yang indah seputar kejadian semalam. Semuanya terlihat berjalan sebagaimana mestinya di lapangan.

Para pemain MU tidak bersikap berlebihan menyikapi tekel Moreno. Mereka tidak melakukan protes berlebihan apalagi sampai melakkukan kekerasan pada bek PSV tersebut. Mereka jelas tahu Moreno hanya menjalankan tugasnya mengamankan gawang timnys tanpa berniat mencederai Shaw.

Ketika Shaw mendapat perawatan, para pemain terlihat melakukan gerakan-gerakan ringan. Ashley Young terlihat melompat-lompat, Martial berlari-lari kecil dan para pemain PSV memainkan bola. Hal ini penting mereka lakukan demi menjaga suhu tubuh agar tetap siap melanjutkan pertandingan.

Sementara itu wasit melakukan pekerjaanya dengan baik dengan langsung memerintahkan petugas medis memasuki lapangan yang direspon dengan baik oleh petugas medis. Mereka terlihat sigap dan tidak terlihat panik. Mereka juga sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang sangat memadai untuk menghadapi kondisi seperti itu.

Yang terakhir dan membuat saya terkagum-kagum adalah ketika Shaw ditandu keluar lapangan untuk mendapat penanganan lebih lanjut, para penonton semua berdiri, memberikan applause untuknya. Tak peduli dia suporter PSV atau suporter MU. Mereka seolah sedang mempertontonkan betapa humanisnya sepakbola. Betapapun dua tim dan suporternya bersaing untuk meraih kemenangan, tapi ketika hal seperti itu terjadi, mereka tetap menunjukkan sikap respek yang luar biasa.

Jika di Indonesia

Saya kemudian membayangkan jika apa yang saya baru saksikan itu terjadi di sepakbola kita. Betapa indahnya dan betapa, Ah... Saya langsung trsadar...

Betapa sepakbola kita masih jauh untuk mencapai hal demikian. Betapa sepakbola kita masih saja sering diwarnai kekerasan dirusak oleh kerusuhan, diperburuk oleh manajmen yang amburadul. Yang lebih menyakitkan, kita masih harus menerima bahwa sepakbola kita masih saja menjadi lahan perebutan kekuasaan. (Waalm)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun