Ketika Shaw mendapat perawatan, para pemain terlihat melakukan gerakan-gerakan ringan. Ashley Young terlihat melompat-lompat, Martial berlari-lari kecil dan para pemain PSV memainkan bola. Hal ini penting mereka lakukan demi menjaga suhu tubuh agar tetap siap melanjutkan pertandingan.
Sementara itu wasit melakukan pekerjaanya dengan baik dengan langsung memerintahkan petugas medis memasuki lapangan yang direspon dengan baik oleh petugas medis. Mereka terlihat sigap dan tidak terlihat panik. Mereka juga sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang sangat memadai untuk menghadapi kondisi seperti itu.
Yang terakhir dan membuat saya terkagum-kagum adalah ketika Shaw ditandu keluar lapangan untuk mendapat penanganan lebih lanjut, para penonton semua berdiri, memberikan applause untuknya. Tak peduli dia suporter PSV atau suporter MU. Mereka seolah sedang mempertontonkan betapa humanisnya sepakbola. Betapapun dua tim dan suporternya bersaing untuk meraih kemenangan, tapi ketika hal seperti itu terjadi, mereka tetap menunjukkan sikap respek yang luar biasa.
Jika di Indonesia
Saya kemudian membayangkan jika apa yang saya baru saksikan itu terjadi di sepakbola kita. Betapa indahnya dan betapa, Ah... Saya langsung trsadar...
Betapa sepakbola kita masih jauh untuk mencapai hal demikian. Betapa sepakbola kita masih saja sering diwarnai kekerasan dirusak oleh kerusuhan, diperburuk oleh manajmen yang amburadul. Yang lebih menyakitkan, kita masih harus menerima bahwa sepakbola kita masih saja menjadi lahan perebutan kekuasaan. (Waalm)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI