Mohon tunggu...
farid muttaqin
farid muttaqin Mohon Tunggu... -

Lahir di Buaran, desa lumbung padi di ujung selatan Brebes, saat ini sedang mondok di SUNY-Binghamton, NY.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Situasi Korupsi, Mencari Upaya Terobosan

17 November 2017   10:58 Diperbarui: 17 November 2017   11:06 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama sebenarnya pikiran saya diganggu hebat oleh berita-berita tentang situasi korupsi di Indonesia, yang sepertinya bener-bener bikin hopeless. Apakah Indonesia "baru" yang bersih dari korupsi sesuatu yang mungkin dan bukan mustahil? Sejauhmana kita masih memiliki mimpi, imajinasi, bahkan ambisi akan kehadiran Indonesia yang bebas dari korupsi?

Dalam perjalanan bernegara kita di Indonesia, korupsi merupakan salah satu penanda terpenting perubahan. Pandangan ini bukan tanpa konteks sejarah. Rejim Orba menjadikan korupsi sebagai basis konsolidasi politiknya --selain militerisme, birokratisme, dan pembangunanisme---dan membawa Indonesia begitu morat-marit, bangkrut! Bukan tanpa sebab anti-korupsi menjadi agenda prioritas saat Orba mundur --ya nyatanya cuma mundur! Kita secepat mungkin membentuk lembaga yang secara khusus bisa menangani proses hokum kasus-kasus korupsi. Dialah KPK.

Sejauhmana korupsi benar-benar menjadi penanda perubahan dalam bernegara kita? Apa yang berubah antara situasi korupsi di masa orde new dan di masa orde now? Apa yang berubah terkait korupsi dari segi "perilaku" dan "cara pandang" --bukan dari segi kelembagaan dengan keberadaan KPK dan upaya hukum formal yang dilakukannya? Terkait perilaku, bukan saja mengenai mereka yang terjerumus korupsi, tapi juga tentang: pernahkah kita berpikir tentang sejauhmana respon dan reaksi kita terhadap kasus korupsi --terutama di era media sosial-- memberi dampak pada perubahan situasi terkait korupso? Akhirnya, karena kita percaya perubahan adalah sesuatu yang bisa dibuat (directed), apa yang bisa kita lakukan untuk terus mengubah situasi terkait korupsi, terutama dari segi "perilaku" dan "cara pandang" agar benar-benar bebas dari cara berpikir koruptif?

***

Setiap minggu kita disuguhi berita tentang OTT para koruptor (baru). Meski ini bisa jadi tanda kapasitas dan prestasi KPK, di sisi lain, juga tanda korupsi benar-benar menjadi bagian tidak terpisahkan dan tidak terhentikan --sejak Orba yang merupakan rejim korup runtuh secara formal-- dari kehiduapan "politik-ekonomi" kita, hingga saat ini. Benar-benar membuat kita hopless tentang Indonesia bebas korupsi.

Dari banyak berita, kita tahu KPK sekarang banyak "menyasar" praktek-praktek korupsi di daerah; sesuatu yang, dari segi praktek, pasti bukan baru. Mereka yang tinggal di daerah dan punya perhatian isu korupsi pasti mengalami stress luar biasa melihat lebih dekat kasus-kasus korupsi terjadi di depan mata oleh banyak pejabat daerah, sementara mereka juga disuguhi beraita korupsi tingkat nasional. Siapa yang tidak hopeless melihat situasi terkait korupsi ini?

Di luar makin banyaknya koruptor baru yang ter-OTT, kita sering dibuat hopeless juga karena tingkah-polah para koruptor itu. Ada yang malah cengengesan, pasang wajah ala selebiriti, menonjolkan tampang agamis, sampai trik pura-pura sakit. Kita disuguhi drama yang membuat rusak fokus kita terhadap kasus korupsinya sendiri. Dengan tampang dan perilaku semacam itu, para koruptor itu seakan ingin menunjukkan jika tindakan korupsinya bukan hal serius... not a big deal dan sama sekali tidak membahayakan negara! Perilaku semacam itu bahkan berani ditunjukkan para koruptor yang terkena OTT! Benar-benar bikin hopeless dan mules! Sementara, teman-teman mereka malah sering berkomentar aneh bin ajaib, semisal: "kalau sering-sering OTT, pejabat bisa habis" atau "sebelum melakukan operasi OTT, kasih tahu dulu dong..." --Warkop DKI aja gak bisa selucu itu! Komentar ini, sudah luwwwwucu juga ngeselin... Lagi-lagi, dari gambaran ini, apa yang berubah dari sikap kita terkait korupsi?

Belum lagi, perilaku anggota DPR yang kita lihat sering kontra produktif dengan penegakan hukum kasus korups. DPR lebih senang "membuat" keributan yang bukan cuma tidak produktif dengan usaha penegakan kasus korupsi tapi juga mengancam upaya ini. Siapa yang tidak semakin hopeless?

Begitulah....: koruptor baru makin banyak tertangkap; koruptor-koruptor yang tidak merasa menyesal; dan DPR yang tidak produktif dalam penegakan hukum korupsi.... semuanya menjadi sumber keputusasaan kita akan Indoenesia baru yang bebas korupsi!

Lalu... sepertinya, bahkan seharusnya, kita memikirkan langkah-langkah yang bisa melampau situasi di atas untuk kembali membangun semangat akan Indonesia bersih. Kita perlu "membantu" KPK, terutama dari segi "pembentukan dan perubahan sikap dan cara pandang terkait korupsi" --yang bukan saja terkait sikap para koruptor --minimal biar gak cengegesan, pura-pura sakit, atau mendadak soleh--, juga sikap kita semua tentang korupsi.

Terkait sikap para koruptor, selama ini kita belum pernah menyediakan ruang khusus mendengarkan suara mereka, ruang testimony, menceritakan sendiri life story, bagaimana akhirnya mereka memilih menjadi seorang koruptor? Kita juga perlu mendengarkan pandangan hidup mereka --in their mind, what is life, what is it for, and why do we live? Kita perlu membuat mereka bersikap serius... mungkin menceritakan kisah hidupnya dan pandangan hidupnya bisa "melatih" mereka bersikap serius dan tidak lagi mudah cengengesan. Cerita hidup mereka juga bisa jadikan bahan renungan, baik secara personal --untuk tidak mengikuti jejak mereka menjadi koruptor---dan secara struktural --tentang sistem pemerintahan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun