Mohon tunggu...
Farid Basslam
Farid Basslam Mohon Tunggu... -

Staff IBB https://indonesiabersatubisa.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Yakin Masih Sebut Jokowi Antek Asing (Pro-Asing)?

18 Maret 2019   14:45 Diperbarui: 18 Maret 2019   17:25 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya divestasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo telah membuahkan hasil, dengan ditandatanganinya dokumen dan pelunasan transaksi 26 september 2018, Indonesia kini resmi menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia.

Indonesia mengakuisisi PT Freeport Indonesia lewat holding BUMN Pertambangan, PT Inalum (Persero) dengan nilai mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun. Untuk membeli 51% saham PT Freeport Indonesia ini, Inalum menerbitkan surat utang global senilai US$ 4 miliar, salah satu nilai terbesar sepanjang sejarah RI.

Dengan kesepakatan di atas, Indonesia kini memiliki kendali atas cadangan terbukti dan terkira di lapangan PTFI yang secara kasar bernilai Rp 2.400 triliun, yang terdiri dari 38,6 miliar pound tembaga, 33,8 juta ounce emas, dan 156,2 juta ounce perak.

Ketiga, Tenaga Kerja Asing hanya 0,03% dari Total Penduduk

Soal Tenaga Kerja Asing, Jokowi seringkali diisukan  sebagai pemimpin yang lebih mengutamakan pekerja Asing dibandingkan pekerja dalam negeri. Bahkan isu yang beredar bahwa di Indonesia sendiri terdapat 10 juta TKA dari China masuk ke Indonesia. Padahal menurut Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang ada di Indonesia mencapai 85.974 pekerja hingga akhir 2017. 

Jumlah tersebut hanya 0,03% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa. Persentase jumlah TKA tersebut lebih rendah dibanding TKA di negara-negara lainnya. Dan yang perlu digarisbawahi bahwa TKA yang adalah mereka yang mengerjakan pekerjaan yang belum bisa diselesaikan oleh tenaga kerja Indonesia. Seperti pemasangan turbin, smalter, dan lain-lain.

Keempat, Investasi Asing Tidak Selalu Merugikan Negara.

Melakukan Investasi Asing di Indonesia merupakan hal yang saling menguntungkan untuk para investor dan untuk membantu perekonomian di Indonesia, dengan adanya investasi asing dan melakukan pembangunan atau dengan melakukan suatu proyek, selain membantu perekonomian di Indonesia sendiri, investasi asing juga dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran yang sulit untuk diatasi di Indonesia. 

Terutama para remaja yang sedang menganggur dapat melamar pekerjaan dan mengisi kekosongan waktu dengan bekerja dan menghasilkan uang, sehingga tingkat pengangguran dapat teratasi. Maka keputusan Jokowi mengundang investora asing tak selalu merugikan negara.

Dari fakta di atas jelas Jokowi bukanlah Antek Asing melainkan sosok pemimpin yang memiliki komitmen tinggi dalam memajukan Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik, semestinya kita lebih mengedepankan fakta yang ada, jangan muda terprovokasi oleh omongan-omongan orang yang tidak jelas sumbernya. Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah mendukung Jokowi menyelesaikan pembangunan di Indonesia.

Sekali lagi, Jokowi adalah Presiden Indonesia, dia bukan Antek Asing.

Staff IBB: Farid Basslam

indonesiabersatubisa.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun