Halo para mahasiswa atau alumni mahasiswa, tentunya kalian pernah kan ketemu dosen yang omongannya bikin gak enak hati, bikin kalian kepikiran sampai tidak bisa tidur, merasa berdebar ketika papasan di kampus, dan lain sebagainya. Tenang, saya pun mengalaminya.
Terkadang ada dosen yang tidak tahu kalau kalimat mereka bisa menyakiti hati para mahasiswa. Tetapi yang akan saya bahas disini bukan berisi tentang keluhan akan dosen tersebut. Saya akan menjelaskan signifikasi antara kalimat kurang menyenangkan dosen dengan perkembangan mental mahasiswa, haha. Seru kan?
Tetapi, sesuai dengan judul artikel ini, supaya tidak dikira 'klik bait', saya akan memberikan perbandingan antara dua tipe dosen yang kurang menyenangkan dan dosen yang selalu memberikan apresiasi kepada mahasiswanya.
Here we go..
#1 Dosen yang kurang menyenangkan biasanya akan meremehkan pendapat mahasiswanya.
Dosen dengan tipikal seperti ini biasanya akan melemparkan pertanyaan ketika sedang mengajar dengan tujuan menguji apakah para mahasiswanya memahami materi perkuliahan dengan baik. Bagian tidak menyenangkannya adalah ketika kita menjawab pertanyaan tersebut, kita akan diragukan kembali dengan pertanyaan "yakin itu jawabannya? Hayo, kamu tahu apa?" atau "bener sih argumen kamu, tapi bukan itu jawabannya" dengan nada yang sedikit ketus.
Jujur deh, setidaknya pasti ada satu dari sekian dosen kalian pasti memiliki karakteristik yang semacam ini. Mengakulah. Gapapa.. kita berada pada kolam yang sama.
Ketika kalian bertemu dengan dosen semacam ini, tentunya akan semakin malas untuk aktif di kelas. Sepanjang pengalaman saya dan teman-teman mahasiswa yang lain, kami menjadi kurang antusias dalam mengikuti kelas dan diikuti dengan perasaan was-was takut ditanya ini dan itu. Percayalah, metode mengajar yang semacam ini tidak akan membuat mahasiswa menjadi semakin pintar, justru tertekan. Perasaan tidak dihargai, tidak diapresiasi, dan bahasa tubuh yang kurang menyenangkan akan membuat mahasiswa semakin minder dengan argumentasinya.
Mahasiswa kalau salah ngasih pendapat ya wajar, namanya juga masih belajar. Tidak perlu direndahkan secara verbal.
#2 Dosen yang selalu memberikan apresiasi terhadap mahasiswa terbukti membuat mahasiswa semakin semangat dalam mengikuti perkuliahan.
Dosen yang semacam ini biasanya akan membalas argumentasi mahasiswa dengan wajah yang sumringah sambil mengatakan "pendapat yang menarik!" atau "oke, bisa anda ulangi sekali lagi untuk saya catat?"
Tipe dosen yang semacam ini tidak pernah mengatakan pendapat mahasiswanya salah, karena itu semua bagian dari pembelajaran. Jujur saja, saya sangat senang ketika pendapat saya diapresiasi dengan baik meskipun cara penyampaian saya masih ala-ala mahasiswa cupu pada umumnya. Tetapi perasaan itu tidak akan pernah saya lupakan, perasaan ketika pendapat kita dihargai.
Pada poin kedua ini saya berusaha untuk menyampaikan bahwa keberanian yang saya miliki dalam mengemukakan pendapat dan aktif bersuara melalui tulisan adalah sebagian besar dipupuk oleh banyaknya apresiasi yang saya rasakan dari guru-guru saya, orang tua saya, pasangan saya, teman-teman, dan rekan-rekan seperjuangan lainnya. Bukan gila apresiasi ya, tetapi memang sepenting itulah pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualitas saya.
Semoga kita para mahasiswa bertemu dengan dosen-dosen yang baik dan para dosen bisa menjadi sosok yang lebih menghargai pendapat dari mahasiswanya. Aamiiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI