Mohon tunggu...
faridatun naqiyyah
faridatun naqiyyah Mohon Tunggu... -

saya membuat akun di kompasiana ini dengan tujuan untuk meningkatkan bakat tulis menulis saya dan saling berbagi ilmu dengan pengguna yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Agar Anak Dapat Berfikir Kreatif

19 Mei 2015   21:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pasti memiliki suatu keinginan. Atau cita-cita. Bagaimana kita dapat meraihnya? Tentu saja terlebih dahulu kita harus menemukan strategi atau tips secara kreatif agar tidak terasa tertekan atau berat untuk meraihnya. Belajar adalah merupakan suatu cara pasti untuk meraih keinginan atau cita-cita kita tersebut, akan tetapi jika kita hanya belajar dengan monoton maka, ilmu yang kita dapatkan terasa kurang adanya kreatifitas didalamnya, dan hanya monoton saja, maka dari itu, hendaknya bagi kita mengemas metode dan strategi belajar kita dengan se kreatif mungkin akan apa-apa yang kita hasilkan tidak monoton saja, akan tetapi terdapat kreatifitas juga yang kita dapatkan.

Begitupun yang terjadi pada anak-anak, jika kita hanya mengajarkan suatu ilmu kepadanya dengan cara-cara atau metode yang monoton yaitu sebagai contoh sang guru menjelaskan kepada anak didik tanpa harus si anak ikut andil dalam memikirkan hal tersebut, maka anak didik cenderung kurang kreatif dalam pemikirannya, karena ia hanya menerima informasi atau penjelasan dari sang guru saja. Maka dari itu di perlukan tips atau cara bagaimana agar anak-anak tersebut agar dapat berfikir secara kreatif.

Dalam buku John W. Santrock di jelaskan beberapa cara, tips atau strategi untuk mendorong anak agar berfikir kreatif diantaranya: melibatkan anak-anak dalam brainstorming dan mengemukakan ide-ide sebanyak mungkin, menyediakan lingkungan yang dapat menstimulasi kreativitas anak-anak, tidak mengontrol anak secara berlebihan, dan mendorong motivasi internal, memperkenalkan orang-orang yang kreatif kepada anak.

Pada strategi yang pertama yaitu melibatkan anak-anak untuk mengemukakan gagasan-gagasan apa yang ada di pikirannya, misalkan sedang mempelajari buah-buahan, contoh apel. Sebagai guru hendaknya tidak memberitahukan terlebih dahulu bahwasannya nama benda atau buah tersebut bernama apel, akan tetapi hendaknya guru memperlihatkan buah apel tersebut secara langsung terlebih dahulu kemudian memerintah sang anak untuk mengemukakan gagasan atau deskripsi dari sang anak terhadap apa yang telah ia lihat, baru kemudia setelah itu sang pendidik membenarkan atau membetulkan dari deskripsi yang telah si anak kemukakan.

Strategi yang kedua yaitu sang pendidik hendaknya menyediakan lingkungan yang dapat menstimulasi kreativitas anak-anak. Misalkan mempelajari tentang buah-buahan, maka sang pendidik harus menunjukkan langsung atau mengjak sang anak untuk melihat langsung d kebun yang terdapat beberapa buah-buahan didalamnya, dari situ sang anak diperintah untuk menyebutkan apa saja yang terdapat didalam kebun tersebut, dari situ akan terlihatlah kreatifitas yang dimiliki oleh sang anak.

Strategi yang ketiga yaitu tidak mengontrol anak secara berlebihan, bagi para pendidik tidak boleh terlalu menekankan minat anak atas kehendaknya sendiri tanpa adanya kemauan dari sang anak, jadi para pendidik tidak boleh selalu mendekte apa yang haris diminti oleh sang anak, melainkan harus memberikan kebebasan dan dukungan terhadap minat dan bakat yang disukai oleh sang anak, karena jika minat dan keinginan mereka selalu di kekang, maka mereka akan merasa selalu di awasi ketika bekerja, yang itu akan menyebabkan keterbatasan kreatifitas yang dilakukannya.

Strategi selanjutnya ialah mendorong motivasi internal ialah dengan mengevaluasi, menasehati, meningkatkan support atas keberhasilan yang dimilikinya, akn tetapi tidak harus melebih-lebihkan reward yang diberikan, karena dengan reward atau hadiah yang terlalu berlebihan diberikn kepada sang anak ketika mendapat suatu keberhasilan dapat mengurangi kesengangan intrinsic yang diperoleh anak-anak melalui aktivitas kreativ.

Strategi yang terakhir adalah memperkenalkan orang-orang yang kreatif di sekitar kita, misalkan didalam suatu kelas sang guru sesekali mengundang orang-orang yang kreatif seperti: penulis, musisi, ilmuan, dll. Agar menceritakan kiat-kiat atau cara-cara sehingga dia dapat meraih keberhaslannya atas kekreatifan yang telah ia miliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun