Sajak dukaÂ
Farida Putri RamadhaniÂ
Seorang yang tumbuh dewasa
Tak lagi tabu perihal rasa
Tentang asmara yang tak lagi sirna
Pada tuan sang idaman cinta
Tapi, hari itu telah berpaling kasih
Bak kembang layu diantara mekarnya melati
Tuan petik perihal bosan, dan terbuang
Laksana hirap, raga ini ditelan butalaÂ
Sial! katanya menghardik ganas
Tangis cinta telah membasahi akalnya
Kini jadi petaka di magrib sunyi
Karena terlanjur jatuh di jurang hati
Guntur pun menyentak sengit
Nabastala senja pun menangis tragis
Menjelma saksi kala mesra berarti
Yang kini telah lepas dan pergi
Ingin dirasa jadi daun kering yang jalang
Terbang diantara angin badai menggarang
Biarkan hancur, nelangsa tak lagi ada
Walau nyatanya lebih kejam atas derita
Wahai kawan! Pesanku perihal rasa
Boleh saja, hadirkan cinta
Hanya saja, tak perlu kau ungkapkan
Cukup do'akan di sepertiga malam
Ingatlah Tuhan, sang pencipta
Jangan kau palingkanÂ
Hanya alasan cinta
Karena, Jodoh pun telah tertuliskan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H