Penerimaan atas diri menjadi langkah awal menjadi seorang pribadi, menyadari semua keterbatasan dalam diri, menerima semua kekurangan yang ada pada diri, memaafkan semua kesalahan yang telah terjadi. Kadang kala berteman dengan sepi untuk intropeksi, dan bersahabat dengan sunyi untuk merefleksi.
Tak jarang hilang kendali, ego yang ingin dimengerti, lagi-lagi menangisi diri sendiri. Namun, dari perjalanan itu akan menemukan sesuatu yang tersembunyi, yakni sebuah kekutan akan potensi.
Potensi yang mengantarkan pada kesuksesan, membawa akan perubahan untuk dirinya, sekitarnya terlebih untuk negaranya. Menjadi orang yang bermanfaat adalah sebaik-baik manusia. Jangankan bicara emansipasi, untuk sebuah kesuksesan yang kiranya sama dengan yang dilakukan laki-laki dinilai sangat berambisi.
Benar yang dikatakan Najwa Shihab, “sukses berkolerasi positif untuk laki-laki, namun kerap membawa konsekuensi negatif bagi perempuan.” Kesuksesan tidak untuk diperebutkan, ketika kerjasama bisa didahulukan, apalagi sesama perempuan. Mari saling berpegangan tangan, hindari kecemburuan tunjukkan empati, hindari iri dan dengki tunjukkan simpati.
Awali dari diri sendiri. Membuat kepalaku disinggahai pertanyaan, dari hal tentang mimpi sampai aku harus melakukan apa saat bangun nanti. Kian kali menjadi misteri akan jadi seperti apa aku beberapa tahun lagi. Hingga akhirnya aku memutuskan akan menjalani hari ini dengan rasa mensyukuri.
@farida.isna
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI