Sumber: www.kompas.com.
Kehidupan sehari-hari akan mempertemukan kita dengan radikal bebas, radikal bebas merupakan suatu molekul aktif yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan cara mengikat elektron molekul sel tersebut (Utomo et al., 2008). Radikal bebas yang dihasilkan secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi sel-sel tubuh yang akhirnya menjadi pemicu timbulnya penyakit seperti penuaan kulit, atau penyakit seperti kanker, alergi, gangguan pernafasan dll. Radikal bebas ini berpengaruh dan akan berefek buruk terhadap kulit kita, kulit kita ini berfungsi sebagai garis pertahanan utama untuk melawan antigen eksternal dan pengaruh yang tidak diinginkan juga kulit kita ini berfungsi untuk merasakan sensasi dan menjaga suhu serta kelembapan tubuh. penyebab yang bisa membuat penuaan kulit ialah dehidrasi sel sel kulit penyinaran ultraviolet (uv) serta polusi udara (Bahriul et al., 2014; Kim et al., 2018).
Ketika kulit terkena berbagai jenis perusak jaringan seperti sinar UV, stres oksidatif, serta polutan lingkungan, itu menyebabkan terjadinya peningkatan ROS (Reactive Oxygen Species) ialah molekul berbahaya bagi kulit terbentuk oleh polusi dan sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Jika kulit terus terkena paparan konstan radikal bebas atau ROS maka akan semakin tinggi pula risiko penyakit kulit yang terjadi seperti inflamasi, vitiligo, atau kanker kulit (Schieber & Chandel, 2014; Kumari & Pasparakis, 2015).
Epigallocatechin gallate (EGCG, (-) -epigallacatechin-3-gallate) merupakan polifenol yang berlimpah berasal dari teh hijau (Camellia sinesis L. Ktze (Theaceae)). Teh hijau memiliki kandungan katekin dimana EGCG adalah yang paling berlimpah, dapat terhitung lebih dari 50% dari katekin, selain epicatechin-3-gallate (ECG), (-) -epigallocatechin (EGC), (-) epicatechin (EC), dan (+) - catechin (Nagle et al., 2006; Singh et al., 2011).
Dari beberapa penelitian relevan juga telah menunjukkan bahwa senyawa Epigallocatechin gallate ini berefektif sebagai anti oksidan dan juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetika dengan aktivitas pelembab kulit, dan anti melanogenesis seperti dalam bentuk sediaan handbody lotion (Kim et al., 2018; Slamet dan Waznah, 2019).
REFERENSI
Bahriul, P., Rahman, N. dan Diah, AWM. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) Dengan Menggunakan 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil. Jurnal Akademika Kimia. 2014;3(3):143-149.
Schieber, M.; Chandel, N.S. ROS function in redox signaling and oxidative stress. Curr. Biol. 2014, 24, R453--R462.
Kumari, S.; Pasparakis, M. Epithelial Cell Death and Inflammation in Skin, Apoptotic and Non-apoptotic Cell Death; Springer: Berlin, Germany, 2015; pp. 77--93.
Utomo, A. B., Suprijono, A., & Risdianto, A. (2008). Uji aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) dan ekstrak teh hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Diunduh kembali dari http://journal.stifar.ac.id/ojs/index.php/js/article/viewFile/6/7
Kim, E., Hwang, K., Lee, J., Ham, SY., Kim, EM., Park, J. and Cho,JY. Skin Protective Effect of Epigallocatechin Gallate.International Journal of Molecular Sciences. 2018;19(173):1-14.
Nagle, D.G.; Ferreira, D.; Zhou, Y.-D. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG): Chemical and biomedical perspectives. Phytochemistry 2006, 67, 1849--1855.
Singh, B.N.; Shankar, S.; Srivastava, R.K. Green tea catechin, epigallocatechin-3-gallate (EGCG): Mechanisms, perspectives and clinical applications. Biochem. Pharmacol. 2011, 82, 1807--1821
Slamet, S. dan Wajnah, U. Optimasi Formulasi Sediaan Handbody Lotion Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis Linn). Jurnal PENA. 2019; 33 (1): 53-57.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H