Dakwah hanya bisa disebut sains jika didasarkan pada fakta dan bukan fiksi atau emosi.
 Lebih lanjut, objektif dalam konteks ini berarti tidak terpengaruh oleh pandangan internal.
 Ilmu Dakwah harus dapat diverifikasi atau dibuktikan.
 Artinya konsep dan teori yang diajukan didukung oleh fakta.
 Dengan kata lain, kebenaran ilmu dakwah dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta dan data yang ada.
 Dakwah bisa disebut juga ilmu jika didekati secara kritis.
 Artinya ilmu dakwah muncul dari suatu proses mendalam yang memerlukan analisa dan evaluasi yang cermat.
 Berpikir kritis merupakan cara berpikir ilmiah yang sesuai dengan ilmu dakwah.
 Selanjutnya ilmu dakwah harus mengikuti kaidah ilmu.
 Artinya ilmu dakwah dikonstruksikan sebagai suatu disiplin ilmu yang sistematis, obyektif, rasional, dan empiris.
 Terakhir, ilmu dakwah harus logis.