A. Peranan Sosial guru dalam Pendidikan IslamÂ
Guru adalah seorang yang memiliki kewajiban dan otoritas terhadap pendidikan siswa, baik dalam konteks pembelajaran kelompok maupun dalam pendampingan individual, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian, Bisa disimpulkan kalau seorang guru memiliki tanggungjawab dan keterampilan untuk membimbing siswa dalam mencapai potensi kepribadian mereka yang terbaik, yang mencakup aspek emosional, intelektual, dan keterampilan motorik siswa.
Keterampilan sosial sangat penting karena keterampilan sosial sangat dibutuhkan bersosiologi dan berinteraksi satu sama lain. Guru, siswa bahkan lingkungan. Pendidik yang sadar tentang tanggungjawab harus mampu memahami nilai dan norma etika masyarakat yang dapat mencoba dengan baik dengan menunjukkan perilaku yang baik pula. Pentingnya kompetensi sosial seorang pendidik dalam konteks pendidikan Islam adalah bahwa guru perlu memperbaiki interaksinya dengan berbagai pihak, termasuk orangtua atau wali, rekan kerja, dan terutama siswa. Â
Dalam konsep Islam, kemampuan sosial dan religius seorang guru diwujudkan melalui kepedulian terhadap masalah sosial yang sejalan dengan ajaran Islam. Sikap seperti kesediaan untuk membantu, kerja sama, toleransi, kesetaraan, dan sejenisnya. yang merupakan sikap yang seharusnya dimilikiÂ
oleh seorang guru, dapat dibangun melalui proses pendidikan Islam. Dalam melaksanakan perannya, seorang pendidik harus memenuhi persyaratan dalam penguasaan ilmu tertentu dan kepribadian. Seorang pendidik harus bersikap terbuka terhadap siapa pun, siap membantu kapan pun dan di mana pun, serta memiliki empati dan simpati terhadap siswa dan rekan kerja. Nah hal ini bertujuan agar guru itu dapat berinteraksi dengan masyarakat dan perlu memiliki pemahaman dalam psikologi sosial, terutama dalam hal hubungan antar manusia, untuk mendukung dinamika kelompok. Â
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terdapat 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:Â
1.Kompetensi pedagogikÂ
 Pedagogi, atau pendidikan, sebenarnya merupakan seni dan ilmu dalam mengajar dan mendidik. Kompetensi pedagogik mencakup lebih dari sekadar pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik. Ini juga mencakup perencanaan serta pelaksanaan pembelajaran, serta sistem evaluasi pembelajaran. Suparno juga mendefinisikan kemampuan pedagogik sebagai keterampilan dalam proses pembelajaran dan pendidikan, yang mencakup pemahaman terhadap sifat dan perkembangan siswa, pemahaman terhadap konsep pendidikan yang relevan, penguasaan berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan materi dan perkembangan siswa, serta penguasaan sistem evaluasi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa.Â
2.Kompetensi kepribadian guru didasarkan pada pemahaman bahwa guru tidak hanya bertanggung jawab atas pengetahuan yang diajarkan kepada peserta didik, tetapi juga memiliki peran sebagai panutan. Guru harus memiliki pengetahuan tentang kondisi fisik, psikologis, dan pedagogis peserta didiknya. Selain itu, guru harus memiliki kepribadian yang baik, mencerminkan akhlak yang luhur, bertanggung jawab, dan berwibawa agar dapat menjadi contoh yang baik bagi peserta didik.Â
3.Kemampuan SosialÂ
Kemampuan sosial diharapkan memiliki kapasitas untuk memelihara hubungan positif antara pihak yang terlibat. Hal ini mengacu padaÂ
 Â
kemampuan seorang untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya mempengaruhi orang lain, dan mencapai tujuan tertentu dalam situasi sosial yang sesuai dengan budaya, lingkungan, nilai- nilai yang dianut oleh individu, dan situasi yang ada. Guru tersebut harus memahami dan menerapkan prinsip pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, di mana keberhasilan belajar bergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Tugas seorang instruktur melibatkan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Kompetensi sosial guru mencakup kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan juga dengan lingkungan sekitar, termasuk orang tua, tetangga, dan rekan-rekan seprofesi.Â
4.Kemampuan ProfesionalÂ
Guru profesional memiliki kemampuan untuk mengorganisir lingkungan belajar yang produktif. Profesionalisme dalam konteks profesi adalah suatu proses pengembangan kualifikasi atau keahlian anggota profesi untuk mencapai standar yang diharapkan oleh profesi tersebut. Seorang guru yang profesional tidak hanya diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, melainkan juga harus menguasai semua aspek pembelajaran. Hal ini diperlukan karena pembelajaran yang efektif melibatkan peserta didik dan mencakup seluruh dimensi pembelajaran, termasuk aspek kognitif (pemikiran), aspek afektif (perilaku), dan aspek psikomotor (keterampilan). Â
Â
Perhatian guru terhadap hubungan sosialnya dengan siswa sangat diperlukan karena hubungan ini berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran dan keberhasilan interaksi antara guru dan siswa. Selain itu, hal ini juga memberikanÂ
1 kontribusi positif pada suasana pembelajaran yang menyenangkan. Terkait dengan hubungan sosial antara guru dan siswa, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial guru, diantaranya:Â
 Â
1.mengembangkan kecerdasan sosial karena kecerdasan sosial ini perlu dan Guru harus mengembangkan kecerdasan sosial karena ini akan membantu meningkatkan kelancaran proses pembelajaran, yang dapat menghilangkan kebosanan siswa saat belajar. Melakukan mengembangkan kecerdasan sosial dapat mencakup kegiatan seperti mengadakan forum diskusi dan melakukan kunjungan ke masyarakat serta lingkungan sosial yang beragam. Jika sebagian dari langkah-langkah cara ini dijalankan secara efektif, pendidik akan mampu meningkatkan kepedulian mereka terhadap kondisi para siswa, sesama pendidik, wali murid, dan situasi sosial masyarakat. Mereka juga dapat berperan aktif dalam mencari solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi oleh murid, rekan sekerja, wali murid, atau masyarakat secara umum. Contohnya mengadakan diskusi, berani mengambil peran dan mengadakan sosiolisasi langsung dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Â
2.Belajar komunikasi dengan baikÂ
Hal yang paling penting dalam kompetensi adalah dalam melakukan komunikasi yang sukses dalam berinteraksi dengan siswa, rekan pendidik, orangtua murid, atau masyarakat sekitar, faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan komunikasi dalam kompetensi sosial guru meliputi:Â
Â
a.1 sasaran komunikasi, dalam berkomunikasi hendaknya kita mengetahui atau memperhatikan siapa sasaran lawan bicara kita, apakah orang yang bependidikan atau tidak, apakah masyarakat umum atau pejabat, apakah siswa atau kepala sekolah, apakah siswa sd atau sma dan seterusnya. Dalam mengetahui karakteristik lawan bicara kita maka kita akan menyesuaikan gaya bahasa komunikasi menurut sasaran.Â
b.Tingkah laku/Perilaku, apa yang diharapkan dari sasaran setelah komunikasi terjadi dan selesai. Misalnya saja seorang guru sejarah yang berperan sebagai komunikator menanyakan perilaku seperti apa yang diharapkan dari siswanya setelah menjelaskan suatu kejadian tentang Pangeran Diponegoro.Â
c.Kondisi, dimana guru harus mengetahui kondisi siswanya, apakah siswa sedang gembira, sedih, Lelah, Sedang mengantuk. Dan sebagainya. Dengan memahami kondisi seperti ini maka berhasilah komunikasi yang disampaikan oleh guru tersebut.Â
d.Tingkatan, Sejauh mana sasaran komunikasi harus menguasai materi tersebut dapat diukur oleh sasaran itu sendiri. Sebagai contoh, saatÂ
1 seorang guru bahasa Inggris menjelaskan berbagai bentuk waktu, seperti past tense, present tense, dan future tense, pertanyaannya adalah berapa banyak kata kerja minimal yang harus siswa ingat pada hari tersebut: apakah 10, 20, 30, 40, atau 50 kata kerja. Jumlah kata kerja minimum yang siswa harus kuasai pada hari itu dapat menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi keberhasilan pengajaran atau komunikasi seorang guru bahasa Inggris. Â
3. SupervisiÂ
Tujuan dari supervisi ini adalah untuk mengevaluasi tingkat kompetensi sosial yang dimiliki oleh seorang guru sebagai pendidik dan juga untuk memberikan bantuan dalam perbaikan jika diperlukan dengan mengidentifikasi dan mengatasi kekurangan mereka melalui upaya pribadi. 4. WorkshopÂ
Dalam acara ini, para guru bertemu dan bersama-sama membicarakan serta mencari solusi untuk semua tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal kemampuan sosial mereka. Melalui workshop ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sosial guru sehingga mereka dapat melaksanakan tugas mereka secara efektif sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah.Â
5.Seminar  Â
Untuk meningkatkan kemampuan sosial guru, mereka dapat mengikuti seminar atau pelatihan yang relevan dengan pengembangan kompetensi guru, baik yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan maupun lembaga di luar sekolah.Â
6.Daftar pertanyaanÂ
Sejumlah orang diminta untuk menjawab pertanyaan tertulis secara berkala yang dirancang untuk mengumpulkan data yang akan membantu dalam menilai kemampuan sosial guru. Kuesioner ini dapat diisi oleh siswa, rekan kerja, orang tua, atau masyarakat, baik dengan maupun tanpa mengungkapkan identitas responden. Â
Menurut zakiyah drajjat guru mempunyai 4 peranan dalam pendidikan.Â
1.Guru sebagai pengajar, guru hendaknya senantiasa ,mengusai bahan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan Karena ini akan mempengaruhi pencapaian peserta didik. Â
2.Guru sebagai pembimbing dan motivator, peran guru adalah memberikan bantuan atau dukungan dalam proses pembelajaran.Â
3.Guru sebagai fasilitator, guru dalam hal ini, guru akan memberikan fasillitas atau kemudahan dalam proses pembelajaran.Â
4.Guru sebagai tenaga administrasi, guru bukan hanya seorang pegawai kantor, tetapi juga bertanggung jawab sebagai pengelola kelas dan pelaksana interaksi belajar mengajar. Â
Â
B. Peran Pendidik pada Lembaga Pendidikan IslamÂ
Secara sederhana, peran para pendidik (termasuk orang tua, guru, dan tokoh masyarakat/pemimpin) adalah untuk memberikan arahan dan panduan kepada anak didik agar mereka dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta potensi mereka. Seorang pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang pendidik juga memiliki dampak besar dalam mendukung pertumbuhan pribadi anak didiknya. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal bahwa seorang pendidik harus memiliki kompetensi kepribadian yang seimbang, terutama karena kompetensi ini akan menjadi dasar bagi kompetensi-kompetensi lainnya, seperti kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.Â
Ada pandangan yang berbeda yang mengatakan bahwa tugas pokok seorang pendidik dapat dibagi menjadi dua, yaitu "mendidik dan mengajar." Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajarmengajar. Ini melibatkan mengembangkan sifat-sifat manusia secara penuh dan mengaktualisasikan potensi manusia untuk mengatasi kelemahan yang mereka miliki. Penting untuk diingat bahwa seseorang yang hanya mentransfer pengetahuan kepada orang lain belum dapat dianggap sebagai pendidik. Sebab, seorang pendidik juga bertanggung jawab dalam mengelola, mengarahkan, memfasilitasi, dan merencanakan proses pembelajaran. Untuk mencapai tingkat profesionalisme dan kesuksesan dalam pendidikan, kita sebaiknya merujuk pada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan teladan pendidik yang sangat sukses dalam waktu yang relatif singkat. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pendidik didorong oleh kualitas luar biasa dalam kepribadiannya.Â
Dalam konteks pendidikan, lembaga-lembaga ini berperan penting sebagai tempat di mana anak-anak menjalani proses pengembangan potensi mereka. Mereka berfungsi sebagai pusat kegiatan pendidikan yang bertujuan mengembangkan anak-anak secara individu, sosial, etis, dan spiritual. Lembaga-lembaga ini, yang dapat diwakili oleh berbagai pihak seperti orang tua, guru, dan masyarakat, berperan sebagai wadah untuk mengarahkan, membentuk, dan memberikan pemahaman tentang masa depan yang cerah kepada anak didik. Â
 Â
Pendidikan sebagai totalitas usaha dan tindakan harus dijalankan melalui 3 lembaga pendidikan, yaitu: 1. Lembaga pendidik KeluargaÂ
Keluarga ialah tempat awal anak itu pendidikan, dan ini adalah lembaga pendidikan yang bersifat informal dan alami. Pendidikan di lingkungan keluarga ini diselenggarakan oleh ayah dan ibu, dengan anak sebagai penerima pendidikan. Lingkungan keluarga memberikan dasar-dasar penting untuk perkembangan anak agar mereka dapat tumbuh dengan baik. Salah satu aspek kunci dalam pendidikan keluarga adalah pembentukan karakter dan nilai-nilai keagamaan anak. Oleh karena itu, pendidikan keluarga memiliki peran penting dalam menentukan perkembangan individu selanjutnya. Kebiasaan baik yang terbentuk dalam keluarga juga berkontribusi positif terhadap lingkungan sosial di sekitarnya. Orang tua sebagai pendidik harus peka terhadap kebutuhan anak, seperti memberikan perhatian, penghargaan, pujian, dan komunikasi yang lembut. Anggota keluarga juga perlu memahami cara berinteraksi dalam lingkungan keluara dan dengan keluarga lain sebagai bagian dari perkembangan sosial mereka. Interaksi ini memberikan pengalaman berharga yang memengaruhi perkembangan anak.Â
Dengan demikian, peran orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga sangat strategis dalam membentuk individu yang cerdas dan berkualitas. Ini karena keluarga adalah tempat pertama di mana anak mengalami berbagai pengalaman, memenuhi kebutuhan emosional mereka, menanamkan nilai-nilai moral, menyediakan dasar pendidikan sosial, dan yang paling penting, membentuk dasar keagamaan.
2. Lembaga pendidikan sekolah, Â
Dimana lembaga ini memiliki tanggung jawab untuk mendukung peran keluarga dalam mendidik anak-anak, memperluas pengetahuan mereka, dan membentuk perilaku mereka. Kontribusi sekolah dalam membentuk masa depan anak-anak sangat berharga dan tidak dapat diukur dengan nilai. Â
Beberapa bentuk kontribusi sekolah meliputi hal-hal berikut.Â
a)Sekolah berperan dalam mendidik dan mengajar siswa, serta menjadi tempat untuk memperbaiki perilaku siswa yang berasal dari lingkungan keluarga.Â
b)Sekolah bertujuan mendidik dan mengajarkan siswa agar menjadi individu yang menghormati norma-norma sosial (aturan) atau etika.Â
c)Sekolah juga memiliki peran dalam mendidik dan mengajarkan siswa untuk menghargai dan mencintai budaya nasional.Â
Melalui pendidikan, sekolah membantu siswa mengembangkan kapasitas intelektual dan keterampilan kerja, sehingga nantinya mereka memiliki keahlian yang diperlukan untuk berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara menuju masa depan yang lebih baik. Dalam konteks pendidikan Islam, selain memenuhi persyaratan hukum, standar seorang pendidik yang berkualitas jauh lebih kompleks. Seorang pendidik harus memahami perkembangan psikologi siswanya, bahkan harus mendalami faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan mereka, seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Fungsi dan peran seorang guru merupakan konsep yang saling terkait yang mencakup mendidik, mengajar, dan melatih. Semua tiga aspek ini harus dimiliki oleh seorang pendidik.Â
3. Lembaga pendidikan MasyarakatÂ
Lembaga pendidikan tingkat tiga ini memiliki dampak signifikan dalam pertumbuhan individu. Masyarakat itu sendiri adalah kelompok orang yang tinggal di suatu wilayah, mereka memiliki pengalaman bersama, memiliki kepentingan yang serupa, merasa satu kesatuan, dan dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah kehidupan mereka. Dengan demikian, masyarakat dapat aktif dalam mendukung pemerintah dalam upaya mendidik generasi muda.
Berikut adalah beberapa karakteristik lembaga pendidikan masyarakat: a) Diadakan di luar lingkungan sekolah secara sengaja.Â
b)Peserta biasanya terdiri dari mereka yang tidak bersekolah atau telah keluar dari sekolah.Â
c)Program pendidikan berdurasi singkat tanpa pembagian tingkatan.Â
d)Kelompok peserta tidak perlu seragam.Â
e)Terdapat waktu untuk pembelajaran, metode formal, dan penilaian yang terstruktur.Â
f)Materi atau konten pendidikannya bersifat praktis dan spesifik.Â
g)Fokus pada pengembangan keterampilan kerja sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan hidup.Â
Dengan cara ini, penjelasan dari ketiga lembaga pendidikan memiliki hubungan erat dengan tanggung jawab yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada lembaga keluarga, pendidik (yaitu orang tua) bertanggung jawab untuk memberikan dasar-dasar bagi perkembangan anak sebagai individu, anggota masyarakat, yang memiliki moral, dan dimensi religius. Kemudian, dalam lembaga sekolah, tempat di mana anak-anak mengembangkan potensi dasar yang mereka miliki untuk meningkatkan kecerdasan intelektual mereka. Terakhir, pada lembaga pendidikan masyarakat, pendidiknya adalah masyarakat itu sendiri, di mana optimalisasi perkembangan dan aktualisasi diri setiap individu dapat tercapai. Â
Ketiga pusat pendidikan tersebut semuanya mempunyai peranan penting dalam mensukseskan pendidikan dan pada dasarnya saling berhubungan dan kolaboratif. Secara tak langsung, ketiganya juga memberikan panduan yang kuat dalam pelaksanaan pendidikan. Keterkaitan ini terlihat dalam bagaimanaÂ
 orang tua memenuhi tugas pendidikan di rumah, hambatan yang mungkin mereka alami, dan kemudian pengalihan pendidikan ke sekolah dengan masyarakat berperan sebagai pendukung siswa dalam pengembangan keterampilan mereka. Â
Â
C. Peran Guru dalam MasyarakatÂ
Masyarakat atau Manusia sebagai makhluk sosial, yang dimana memiliki kecenderungan untuk hidup dalam masyarakat dan tidak dapat bertahan tanpa bantuan dari individu lain. Interaksi dengan sesama manusia dalam konteks kehidupan sosial sangatlah penting. Dalam kehidupan sosial, setiap individu memiliki peran dan fungsi yang berbeda di dalam kelompok-kelompok seperti keluarga, komunitas, dan masyarakat. Â
Peran seorang guru dalam masyarakat sangat bergantung pada bagaimana masyarakat melihat kedudukan guru. Kedudukan sosial guru dapat berubah seiring waktu dan berbeda-beda di berbagai daerah. Sementara beberapa masyarakat menghormati profesi guru, yang lain mungkin lebih menghormati profesi lain seperti pengacara. Meskipun demikian, di beberapa daerah, seperti pedesaan di Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya, profesi guru masih sangat dihormati, meskipun mungkin hanya dianggap sebagai pekerjaan sampingan. Bagi banyak guru, profesi ini adalah panggilan jiwa, meskipun tidak selalu membawa kekayaan materi. Â
Pekerjaan guru memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa, karena diharapkan dari mereka akan muncul generasi muda yang siap untuk mewujudkan impian negara ini. Mereka diharapkan mampu memberikan bimbingan dan arahan yang dibutuhkan oleh generasi muda menuju masa depan yang sukses. Oleh karena itu, masyarakat masih memiliki harapan besar terhadap peran guru. Â
 Â
Dalam masyarakat, guru dapat memainkan berbagai peran, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Damsar menjelaskan dua bentuk peran guru dalam masyarakat, yaitu peran yang terlihat (manifes) dan yang tersembunyi (laten). Guru dihormati, dihargai, dan dipuja karena peran mereka yang sangat penting. Tetapi, menurut Gerstner, peran mereka akan mengalami perubahan di masa depan. Perubahan ini berkaitan dengan bagaimana berinteraksi dengan lingkungannya, seperti rekan guru, murid, orang tua, kepala sekolah, teknologi, dan perkembangan karir mereka sendiri. Guru tidak hanya akan menjadi pengajar lagi, melainkan akan menjadi pelatih, konselor, manajer pembelajaran, peserta aktif, pemimpin, dan pelajar. Namun, menurut Stevenson dan Stigler (masih dalam Supriadi), beragam tugas tambahan ini bisa membuat guru merasa tertekan, bahkan guru yang sangat kompeten pun bisa merasa kewalahan dan kehabisan energi, sehingga sulit untuk melakukan refleksi. Â
Guru harus menunjukkan komitmen dan integritas mereka sebagai agen perubahan sekaligus sebagai penjaga nilai-nilai peradaban, sehingga masyarakat memiliki kepercayaan pada mereka sebagai pemimpin, pembimbing, pencerah, dan panduan masyarakat. Dengan kesadaran penuh, guru harus menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berarti memberikan pelajaran, tetapi juga mencakup aspek-aspek seperti pengasuhan, pembimbingan, pengembangan, dan pelatihan. Peningkatan peran guru dalam masyarakat akan mendorong kreativitas, inovasi, dan produktivitas mereka. Hal ini akan memberikan dampak positif yang besar pada masyarakat dan dunia pendidikan secara keseluruhan. Keberadaan guru akan semakin diakui dan dibutuhkan oleh masyarakat, dan ini akan membantu mengurangi stigmatisasi negatif yang sering diberikan kepada guru. Selain itu, tanggung jawab moral guru sebagai intelektual masyarakat akan menjadi lebih mudah. Â
Â
 Â
D. Peran Guru sebagai bentuk ProfesiÂ
Profesi dari kata bahasa inggris profession yang berasal dari bahasa latin profesus yang berarti kemampuan atau keahlian dalam suatu bentuk pekerjaan. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang memerlukan pengetahuan khusus, untuk mencapai tujuan tersebut dengan pendidikan tertentu dan pengetahuan yang sesuai. Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lain karena pekerjaan tersebut memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pekerjaan juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus untuk melaksanakan pekerjaan tersebut Guru dianggap sebagai sebuah profesi karena mereka harus menjalankan peran sebagai contoh yang baik, pengetahuan, penggerak, serta figur yang bijaksana bagi para siswanya. Â
Selain itu, guru juga diharapkan mampu menjadi sumber pengetahuan bagi murid-murid mereka. Oleh karena itu, guru adalah salah satu profesi yang ada dalam sektor pendidikan. Jabatan guru melibatkan banyak tugas, baik yang terkait dengan institusi pendidikan maupun tugas-tugas yang bersifat sosial dan pelayanan masyarakat. Peran guru bukan hanya sebagai profesi semata, tetapi juga sebagai panggilan kemanusiaan dan kontribusi sosial. Sebagai seorang profesional, seorang guru diharapkan untuk terus mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetah uan dan teknologi. Tugas-tugas utama seorang guru mencakup mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Sebagai pendidik, guru bertanggung jawab untuk meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didik. Sementara sebagai pelatih, guru berperan dalam mengembangkan keterampilan peserta didik dan membantu mereka mengaplikasikan keterampilan tersebut untuk masa depan mereka. Â
 Â
Guru adalah profesi tertua di dunia sejak awal keberadaan manusia adalah profesi guru dilakukan oleh semua orang. Guru mempunyai posisi yang strategis untuk memberdayakan pembelajaran suatu bangsa tidak bisa digantikan oleh apapun. hal ini sudah menjadi kehidupan suatu bangsa sejak dahulu kala. Kehadiran guru semakin penting memenuhi peran dan tugas memastikan keandalan dan pengembangan bangunan kesiapan seseorang. Tanggung jawab dan profesi, guru mempunyai tanggungjawab yang harus dia jalankan dan diikuti, haknya adalah apa yang seharusnya dia dapatkan setelah memenuhi sebagian tanggungjawab profesionalnya.Â
Menurut Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. profesi guru dan dosen adalah bidang pekerjaan yang memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:Â
a.Harus memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.Â
b.Wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.Â
c.Perlu memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya.Â
d.Harus memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.Â
e.Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalannya.Â
f.Penghasilan yang diterima harus sesuai dengan prestasi kerja.Â
g.Mempunyai kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.Â
h.Mendapatkan perlindungan hukum saat menjalankan tugas keprofesionalannya, dan juga memiliki organisasi profesi yang memiliki kewenangan dalam mengatur aspek-aspek yang terkait dengan tugas keprofesionalan guru. Â
Â
 Guru dianggap sebagai tenaga profesional yang mempunyai tanggung jawab utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. dalam berbagai tingkat pendidikan, mulai dari anak usia dini hingga pendidikan menengah. Selain itu, guru juga dapat diartikan sebagai individu yang berperan dalam membentuk perkembangan seluruh aspek kehidupan bangsa, termasuk aspek spiritual, emosional, intelektual, fisik, dan lainnya. Dari sini, Seorang guru yang dianggap profesional tidak hanya diminta untuk memiliki penguasaan atas materi pembelajaran, Selain itu, diharapkan agar mereka memiliki pemahaman yang mendalam terhadap semua aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pembelajaran yang bermakna melibatkan peserta didik dan mencakup semua aspek pembelajaran, seperti pemikiran, perilaku, dan keterampilan.Â
 Tugas guru profesional, Seorang guru, baik dalam tugas resmi maupun diluar tugas resmi mereka itu sendiri, memiliki peran dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa. Tugas seorang guru umumnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, yakni tugas dalam ranah profesional, tugas dalam aspek kemanusiaan, dan tugas dalam aspek kemasyarakatan.Â
1.Tugas dalam bidang profesionalÂ
Dalam konteks profesional, guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan, pelatihan, dan pengajaran kepada siswa. Pendidikan di sini mencakup pengembangan nilai-nilai karakter. Pelatihan berarti mengembangkan keterampilan dan potensi siswa, sementara pengajaran adalah proses transfer pengetahuan dan pemahaman kepada siswa. Â
2.Tugas dalam aspek kemanusiaanÂ
 Â
Guru memiliki peran sebagai figur orang tua kedua di dalam lingkungan sekolah. Mereka berfungsi sebagai contoh yang baik dan mendekatkan diri kepada siswa. Guru juga memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa dalam memahami prinsip-prinsip kemanusiaan.Â
3.Tugas dalam aspek kemasyarakatanÂ
Masyarakat memberikan tempat yang penting kepada guru dalam lingkungan mereka, karena guru diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan teladan dalam perilaku di masyarakat. Guru juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Â
Â
Fungsi dan peran guru merupakan suatu suatu kesatuan yang tidak bisa kita pisahkanÂ
a)Peran Guru sebagai Educator atau PendidikÂ
Guru dalam peran sebagai pendidik merupakan contoh yang harus diikuti oleh para peserta didik dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, menjadi seorang guru teladan berarti memiliki sifat-sifat yang positif seperti tanggung jawab, otoritas, kemandirian, dan kedisiplinan. Â
b)Peran guru sebagai administratorÂ
Dalam bidang pendidikan, peran seorang guru melibatkan manajemen dan kepemimpinan. Guru bertanggung jawab dalam menyajikan materi pembelajaran sambil juga berperan sebagai pembimbing, membentuk karakter yang baik pada peserta didik, serta menciptakan generasi yang berbakat. Guru juga memiliki tugas sebagai pengelola atau manajer kelas, yang mengharuskan mereka memiliki keterampilan untuk mengelola situasi di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.Â
 Â
Â
Keterampilan ini dirancang agar siswa dapat belajar dalam kondisi nyaman. Â
c)Peran guru sebagai pemimpinÂ
Guru sebagai pemimpin pembelajaran memegang peranan penting dalam mendidik peserta didik. Mendidik dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya dengan menitikberatkan pada pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan.Â
d)Peran guru sebagai fasilitatorÂ
Sebagai fasilitator, peran guru adalah menyediakan dan menawarkan layanan terkait sarana yang diperlukan untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.Â
e)Peranan guru sebagai manajer.Â
Peran guru tidak hanya sekedar pengajar dan pendidik, namun juga pengelola. Sebagai administrator, guru diharapkan melaksanakan tugastugas yang berhubungan dengan administrasi secara rutin. Pengelolaan seperti ini ibarat mencatat hasil belajar. Membuat rencana studi.Â
f)Peran guru sebagai Inovator Â
Guru sebaiknya memiliki motivasi yang tinggi untuk terus belajar, selalu mencari pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan mereka sebagai pendidik.Â
g)Peran guru sebagai motivatorÂ
Seorang guru memberikan arahan kepada murid-muridnya dengan tujuan meningkatkan keterampilan yang dimiliki, memberikan panduan tentang metode belajar yang efisien, dan memberikan insentif berupa penghargaan, ucapan selamat, sanjungan, dan lain sebagainya. Selain itu, sebagai seorang motivator, guru juga dapat memberikan umpan balik yang memotivasi dalam bentuk catatan positif di buku kerja. Semua upaya ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa. Â
h)Peran guru sebagai Dinamisator Â
Guru hendaknya mempunyai metode tersendiri dalam membina karakter siswa. Guru juga harus membina hubungan yang dinamis dengan seluruh warga sekolah sebagai langkah dalam membangun karakter siswanya. Guru sangat kreatif dalam penemuan.Â
i)Peran guru sebagai evaluator Â
Guru profesional mempunyai peran yang harus dimainkan evaluator. dimana guru memiliki kemampuan untuk merancang alat ukur yang terkait dengan aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan). Â
j)Peran guru sebagai SupervisorÂ
Peran guru sebagai pengawas adalah membimbing, mengawasi dan mengendalikan siswa untuk terus meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Identifikasi masalah belajar yang dimiliki siswa dan kemudian temukan cara untuk menyelesaikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H