Mohon tunggu...
Farida Ayu Hapsari
Farida Ayu Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Aida

a melancholy, not a melodrama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahkah Menjadi Diri Sendiri?

11 Januari 2021   07:28 Diperbarui: 11 Januari 2021   08:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Banyak quotes mengatakan "be yourself", "love yourself", "jadilah dirimu sendiri", dan pernyataan-pernyataan sejenisnya. Sudahkah kita menjadi diri sendiri? Itu adalah sebuah pertanyaan yang patut kita tanyakan kepada diri kita masing-masing. 

Menjadi diri sendiri tidaklah susah, tetapi juga tidak semudah itu. Beberapa dari kita kadang merasa tidak puas dengan diri kita sendiri lalu melihat dan meniru orang lain dengan harapan menjadi sebaik orang tersebut. 

Padahal, pada kenyataannya kita semua memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna, karena kita semua adalah manusia yang sedang berproses menuju kesempurnaan.

Terkadang kita lupa bahwa sejak lahirnya kita di dunia ini kita telah membawa potensi bersama diri kita. Kita lupa bahwa kita adalah makhluk istimewa yang mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Pernahkah kita menggali keunikan yang ada pada diri kita? Jika belum, ada baiknya mulai sekarang kita pertimbangkan untuk lebih mengenal diri sendiri sebelum mengetahui keunikan-keunikan yang ada pada diri kita dan mengembangkannya.

Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan agar bisa menjadi diri sendiri, di antaranya:

Menerima diri sendiri

Manusia adalah makhluk paling istimewa. Layaknya pelangi yang indah karena warna-warna berbeda yang bersanding, begitu pula manusia. Kita mungkin memiliki warna kulit yang berbeda, helai rambut yang kita miliki juga beraneka ragam, dan tentunya sifat kita sebagai manusia tidaklah sama. Setiap manusia terlahir dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kita semua tumbuh dan berkembang dengan mempelajari banyak hal. 

Seiring berjalannya waktu, kita menemukan apa saja yang mungkin kita sukai dan yang tidak kita sukai. Apapun yang menjadi anugerah Tuhan untukmu, syukuri. Tidak semua orang memiliki apa yang kamu miliki. Coba renungkan, adakah hal positif yang bisa kamu lakukan dan setelahnya bisa membuatmu senang melakukannya? Adakah sesuatu yang kamu rasa memberi manfaat untuk orang lain ketika kamu melakukannya? 

Kita pasti punya hal-hal semacam itu. Tetapi terkadang kita tidak menyadarinya karena sibuk melihat milik orang lain. Hal inilah yang pada akhirnya akan membuat kita menjadi insecure saat tidak mampu menjadi seperti orang lain. 

Mulai sekarang, apa yang ada pada dirimu baik itu fisik maupun potensimu, terimalah dengan rasa syukur. Tidak perlu melihat orang lain apalagi membandingkannya dengan apa yang tidak kita miliki. Kita semua istimewa dengan cara kita masing-masing.

Berhenti mengeluh

Seringkali kita merasa lelah dengan beban yang ada. Akan tetapi cobalah untuk tidak mengeluh. Ubah mindsetmu dari "beban" menjadi "pelajaran". Karena jika kamu terus menganggapnya sebagai beban, maka kamu akan terus menerus tertekan. Tetapi jika kamu menganggapnya sebagai sebuah pelajaran, maka dari setiap kejadian yang ada kita akan mendapatkan banyak hal-hal baru untuk memperbaiki masa yang akan datang.

Tidak perlu membuat semua orang senang

Jangan terlalu fokus terhadap pendapat orang. Mereka berpendapat sesuai dengan cara berpikir mereka, dan kamu harus tahu bahwa setiap orang memiliki cara berpikir yang beragam, dan pendapat adalah sebuah penilaian terhadap sesuatu. 

Jadi, jika ada seseorang yang berpendapat negatif tentangmu, anggap saja sebagai kritikan, jika memang diperlukan untuk membangun dirimu maka terimalah kritikan tersebut dengan lapang. Tetapi jika menurutmu itu adalah sebuah pendapat yang keliru, maka cukup abaikan. 

Jangan biarkan dirimu terganggu oleh hal-hal yang bahkan tidak akan mempengarui kehidupanmu selama 5 tahun kedepan. Sebaik apapun kamu berusaha, dimanapun akan tetap ada orang yang tidak menyukaimu. Tidak perlu repot-repot memikirkan pendapat orang lain tentangmu, itu hanya akan membuang waktumu. Fokus pada dirimu sendiri.

Me-time

Sempatkan sebagian waktumu untuk me-time, berdamai dengan dirimu sendiri dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai. Misalkan menonton film, membaca novel, atau mengunjungi tempat yang dapat menenangkan hatimu. Tidak perlu jauh-jauh, yang penting bisa membuat pikiranmu yang penuh dengan benang ruwet itu kembali segar sehingga bisa memunculkan pikiran dan ide-ide positif. 

Manfaatkan waktu me-time mu untuk menggali potensi yang kamu miliki lebih dalam lagi. Kalau kamu suka melukis, latihlah kemampuan melukismu. Itu pasti akan sangat menyenangkan. Kamu bersama dirimu meluangkan waktu hingga memunculkan hal-hal positif baru lainnya.

Sayangi dirimu dengan tidak membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain. Tidak apa-apa berbeda, memang kita semua dilahirkan agar saling melengkapi kekurangan dan agar dapat melukis dunia ini dengan berbagai warna agar lebih sempurna. Jadi, sudahkan kamu menjadi dirimu sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun