Tahun 2020 adalah tahun teristimewa untukku. Banyak hal penting yang tertunda bahkan tidak berjalan seperti yang diharapkan karena pandemi yang menggegerkan seluruh dunia pada awal tahun 2020 lalu. Wisudaku yang semula dijadwalkan pada bulan April 2020 awalnya bertempat di aula kampus dan akan dihadiri oleh keluarga juga sahabat-sahabatku, pada akhirnya terlaksana pada bulan Juli 2020 secara online melalui aplikasi zoom meeting di dalam kamar. Saat itu, aku merasa kesal dan kecewa. Bagaimana tidak? Salah satu momen berharga dalam hidupku tidak bisa dilakukan seperti yang sudah direncanakan karena pada saat itu kita semua masih harus berdiam diri di rumah dan menjaga jarak. Tapi pada akhirnya aku bisa menerimanya karena setidaknya aku tetap diwisuda, dan prosesi wisuda dengan cara online ternyata lebih simple dan ekonomis. Selain itu, kita tetap bisa menjaga kesehatan kita dan orang-orang tersayang dengan tetap diam di rumah. Ketika kita mau melihat sisi baik dari sebuah kejadian, bukankah sebenarnya masih banyak yang harusnya kita syukuri?
Setelah wisuda online berlangsung dan rasa kecewaku mulai surut, aku kembali beraktifitas sebagai guru di salah satu sekolah dasar swasta di kotaku. Kebetulan, sebelum wisuda online ku dilaksanakan aku sudah lebih dahulu meng-apply lamaran ke salah satu sekolah dasar. Karena situasi yang masih tidak kondusif dan tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka, sekolah tempatku bekerja juga menerapkan sistem pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah hal baru bagi semua guru, terlebih aku yang baru saja memasuki dunia baru sebagai seorang guru. Mencari strategi yang tepat untuk tetap menyampaikan isi pelajaran kepada anak dengan baik tidaklah mudah. Kita juga masih harus beradaptasi dan menyesuaikan banyak hal. Akan tetapi, kerumitan yang pada awalnya kami rasakan lama-kelamaan menjadi sebuah pelajaran dan pengalaman baru. Sebagai guru tentunya mendapatkan beberapa dampak positif terutama dalam bidang pembelajaran berbasis online.
Menjelang akhir tahun 2020 aku memutuskan untuk melanjutkan studiku ke jenjang yang lebih tinggi dengan mendaftar di salah satu universitas negeri di kotaku. Sebenarnya aku berharap dapat masuk kuliah dengan tatap muka seperti ketika keadaan masih normal. Tapi ternyata, lagi-lagi harapanku belum bisa sesuai dengan kenyataan yang ada. Kuliah perdanaku yang sebelumnya kubayangkan akan terasa menyenangkan karena dapat bertemu dengan teman dan lingkungan baru, pada kenyataannya masih harus membuka laptop dari rumah dan menyapa dosen juga teman-teman lainnya melalui aplikasi online. Tapi lagi-lagi, pada akhirnya aku merasa mungkin ini lebih baik. Setidaknya aku tidak harus kehabisan ongkos bensin untuk bolak-balik ke kampus dan waktuku juga bisa lebih efisien karena semua mata kuliah bisa kuikuti dari rumah, dan ketika ada satu mata kuliah yang dosennya berhalangan aku tak perlu repot-repot pulang lagi dari kampus ke rumah. Aku bisa mengisi waktu kosong tadi untuk melakukan hal lain yang lebih bermanfaat seperti membaca buku, menulis artikel, atau membuat karya lain yang bisa kuikutsertakan dalam kompetisi.
Memang kalau dipikir-pikir sejak awal tahun lalu kita dipaksa oleh keadaan untuk menyesuaikan banyak hal. Mulai dari gaya hidup hingga bagaimana kita bisa berfikiran kritis dan kreatif untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi. Tak hanya itu, keadaan juga banyak merubah kebiasaan kita secara tidak langsung. Seperti contoh pengalamanku ketika wisuda hanya dari dalam kamar melalui aplikasi internet, atau ada juga sebagian keluarga yang mengadakan perayaan pernikahan secara sederhana tanpa mengundang banyak kerabat, para pelajar dan mahasiswa yang hanya belajar dari rumah, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut belum pernah kita hadapi sebelumnya, tetapi dimulai dari tahun lalu kita mencoba bertahan dan bangkit melawan keadaan. Banyak orang menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menunjang kebutuhan di masa pandemi. Ide-ide baru bermunculan, kebiasaan-kebiasaan sehat yang sebelumnya banyak diabaikan kini mulai diterapkan. Banyak karya diciptakan, dan hal-hal positif lainnya mulai bermunculan karena pemanfaatan waktu dan kesempatan yang baik bagi sebagian besar orang.
Untukku pribadi, aku belajar banyak hal dari masa pandemi ini. Waktu tidurku menjadi lebih teratur karena aktifitasku yang tak sebanyak biasanya. Aku lebih menjaga pola makanku dan lebih sering mengkonsumsi makanan sehat. Waktu luangku dapat kumanfaatkan untuk berolahraga dan lebih banyak mempelajari hal-hal baru lainnya. Dari sekian banyak hal yang terjadi yang mungkin pada awalnya tidak sesuai dengan keinginanku, pada akhirnya aku bisa mengerti dan menerima banyak pelajaran baik dari kejadian tersebut. Harapanku, semoga di tahun 2021 ini keadaan semakin membaik, tetap diberi kesehatan dan kekuatan iman dan imun, dan bisa lebih banyak menuliskan karya-karya baru yang bermanfaat dan dapat dinikmati oleh orang banyak. InsyaAllah. #LadiesianaRenungankuHarapanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H