Mohon tunggu...
farida ayu
farida ayu Mohon Tunggu... -

Saat tak paham maksut Allah yakinlah bahwa skenarionya lbh indah, saat tertekan oleh kkecewaan bersyukurlah, saat rencana hidup berantakan berserahlah, saat putus asa mlingkupi tetaplah melangkah, saat merasa sendiri tetaplah melangkah bersama Allah, sesungguhnya Allah mengajari kita tuk sabar&istiqomah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keutamaan Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah

20 November 2010   02:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.”[22]
Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau dikabulkan.[23] Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a pada hari Arafah adalah do’a yang mustajab kerana dilakukan pada waktu yang utama.
Jangan Tinggalkan Puasa Arafah
Bagi orang yang tidak melakukan haji , dianjurkan untuk menunaikan puasa Arafah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”[24]
Hadits ini menunjukkan bahawa puasa Arafah lebih utama daripada puasa ‘Asyura. Di antara alasannya, Puasa Asyura berasal daripada Nabi Musa, sedangkan puasa Arafah berasal daripada Nabi kita Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.[25] Keutamaan puasa Arafah adalah iaakan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau boleh pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya darjat.[26]
Akan tetapi untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arafah.

Oleh kerana itu, tidak perlu berniat khusus untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah kerana hadisnya dha’if (lemah). Namun jika berpuasa kerana mengamalkan keumuman hadits sahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, maka itu diperbolehkan. Wallahu a’lam.

penulis : Muhammad Abduh Tuasikal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun