[caption id="attachment_312437" align="aligncenter" width="300" caption="Commuter Line Serpong Tanah Abang"][/caption]
Setiap pagi setiap hari dari Senin sampai Jumat bahkan Sabtu segala aktivitas sebahagian warga yang tinggal di daerah kota satelit (kota penyanggah) Ibu Kota Jakarta memakai jasa commuter line yang disediakan oleh PT KAI sebagai transportasi untuk mencapai tempat kerja bagi mereka yang mengais rezeki di Ibu Kota. Commuter Line se-Jabodetabek. Pada saat ini saya yang saya sajikan keadaan dan fakta dari commuter line Serpong Tanah Abang yang tiap pagi saya bahkan ratusan dan ribuan orang mengalaminya.
Jadwal berangkat commuter line Serpong Tanah Abang dimulai dari Stasiun Serpong sekitar pukul 05.00 pagi. Sebahagian ada commuter yang datang dari arah Parung Panjang menuju Serpong. Pagi hari jadwal perjalanan commuter line setiap 20 menit sekali sampai jam 09.00 pagi. Dan dari jam 09.00 pagi sampai siang jadwalnya menjadi setiap satu jam. Dan pada sore hari jadwal kembali setiap dua puluh menit sekali. Mengingat pagi dan sore hari adalah jam-jam terpadat penumpang.
Saya adalah sebahagian dari beratus orang yang memakai jasa commuter line pada sekitaran pukul 07.15 sampai 08.17 pagi. Dari rumah biasanya saya berangkat sekitar jam 7 kurang seperempat atau jam 7 pas demi mendapat jadwal berangkat kereta jam 07.15. Namun sudah demikian pun saya kadang telat kereta telah meninggalkan saya dikarenakan saya terjebak macet dalam pusaran macet di Pasar Serpong yang dekat dengan stasiun. Acap kali saya berlari-lari namun apalah daya akhirnya kereta meninggalkan saya. Setelah ketinggalan kereta jam 07.15 dari Serpong dan saya pun naik kereta selanjutnya keberangkatan pada pukul 07.40 WIB. Kereta yang datang dari Tanah Abang dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Serpong. Seharusnya kereta yang datang dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Serpong kapasitas penumpang di dalamnya sedikit dan kalaupun masih penuh mereka semua pasti akan turun di Stasiun Serpong, namun apa yang terjadi, ketika kereta datang muatan kereta sudah penuh sesak, dan hampir tidak ada penumpang yang turun di Stasiun Serpong. Yang turun hanya beberapa orang saja. Kereta telah dipenuhi oleh mereka yang naik dari stasiun sebelumnya, yaitu Rawa Buntu. Ya demi mendapati tempat duduk mereka mau ikut sampai ke Serpong. Alhasil penumpang yang berasal dari Serpong hampir tidak pernah mendapatkan tempat duduk.
Seperti diketahui bahwa Commuter Line berhenti di setiap stasiun untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Keadaan kereta dari Stasiun Serpong sudah penuh, saat kereta berangkat dari Serpong tepat pukul 07.40 menuju Tanah Abang dan berhenti di setiap stasiun, terjadi penambahan penumpang yang hampir 2 kali lipat di Stasiun Rawa Buntu, kereta bergerak melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Sudimara, ledakan penumpang semakin bertambah parah. Sudimara - Jurang Mangu - Pondok Ranji semakin bertambah parah, kita yang di dalam sudah persis kaya ikan bandeng yang siap untuk dipanggang. Meskipun Commuter Line AC, tapi sama sekali AC tidak terasa lagi, bahkan acap kali para penumpang membuka jendela dikarenakan tidak sanggup menahan hawa panas dan mencium beraneka jenis bau yang menyengat. Setelah sampai di Stasiun Kebayoran keadaan sedikit berkurang, karena 15 persen penumpang turun di Kebayoran. Meski begitu banyak juga yang naik. Dan setelah Kebayoran, kereta tiba di Stasiun Palmerah, harapan bahwa di Stasiun Palmerah keadaan bisa sedikit lega karena hampir 50% penumpang turun di stasiun ini. Namun apa yang terjadi hal tersebut tidak mengubah keadaan. Dikarenakan penumpang yang naik hampir sama jumlahnya dengan penumpang yang turun. Mereka adalah penumpang kereta ekonomi yang turun di Palmerah dan melanjutkan perjalanan ke Tanah Abang dengan Commuter, mengingat kereta ekonomi tidak berhenti lagi di Stasiun Tanah Abang.
Selain kereta yang berangkat pukul 07.40 saya juga pernah mengalami ketinggalan kereta dan terpaksa menunggu Commuter jadwal berangkat pukul 08.15 WIB dari Serpong. Menggunakan Commuter pada jam segini lebih horor dari yang 07.40 karena kereta ini datang dari arah Parung Panjang dan di Stasiun Parung Panjang telah dipenuhi oleh ratusan penumpang. Seperti halnya jam sebelumnya Commuter berhenti di setiap stasiun. Dalam pikiran saya, keadaan bisa lebih sunyi karena sudah siang dan kebanyakan orang telah memulai aktivitas di kantor pada jam tersebut. Ternyata dugaan saya salah, justru pada jam ini puncak terpadat Commuter Line.
Acap kali terjadi keributan antara sesama penumpang karena saling tolak menolak di dalam kereta, himpit-himpitan. Jerit-jeritan pun sudah biasa terjadi. Ada yang nangis, ada yang marah beraneka macam reaksi. Bahkan kadang ada yang pingsan karena tidak tahan. Sepertinya tulisan di dinding kereta yang mengatakan prioritas tempat duduk tidak diacuhkan oleh para penumpang, wanita hamil banyak yang dibiarkan berdiri desak-desakan. Yang lebih ironisnya mereka yang duduk adalah laki-laki yang masih gagah perkasa. Pura-pura tidak tahu dan pura-pura tidur agar tidak beranjak dari tempat duduknya. Bahkan anak-anak mereka tega anak-anak ikut berdesakan. Namun keadaan yang demikian tidak dihiraukan oleh para penumpang, bahkan terkesan penumpang tidak mempedulikan keselamatan diri mereka, mungkin termasuk saya. Karena harus mengejar office hour dan takut di PHK kita rela berdesak-desakan dan berhimpit-himpitan. Yang resiko kereta dapat terbalik jika sudah over load kemungkinan akan terjadi. Tapi kita sama-sama berdoa agar tersebut tidak terjadi.
Saran untuk PT KAI khususnya Commuter Line:
- Mohon tambah jumlah gerbong Commuter agar situasi tidak menjadi lebih parah.
- Mohon diperhatikan para penumpang yang naik dari Stasiun Rawa Buntu menuju Serpong dibuat peraturan yang tegas mungkin dengan memeriksa tiket mereka masing-masing. Jika ada yang masih naik mereka harus turun di Stasiun Serpong dan wajib melakukan tap lalu mereka tap kembali dan naik kembali. Hal tersebut agar azas keadilan berjalan. Naiklah pada stasiun di mana Anda menunggu, jangan ikut ke stasiun selanjutnya demi tempat duduk.
- Mohon kereta ekonomi berhenti kembali di tanah abang agar tidak semuanya naik commuter line. Karena salah satu penyebab terjadi lonjakan penumpang tersebut adalah tidak berhentinya kereta ekonomi di Tanah Abang, sehingga mereka yang biasa naik kereta ekonomi yang turun di Tanah Abang beralih naik Commuter Line.
Demikian saran dari saya. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H