Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lulusan Arsitektur Ingin Bekerja di Kontraktor? Ini yang Perlu Anda Ketahui

29 Desember 2016   22:23 Diperbarui: 29 Desember 2016   22:57 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anda yang sedang menempuh perkuliahan di jurusan teknik arsitektur, tentu anda sudah berangan-angan tentang masa depan karir anda. Sama juga dengan yang saya alami dulu waktu masih kuliah. Banyak hal muluk yang ada di angan saya waktu itu. Menjadi orang hebat, tentu menjadi impian bagi setiap orang. Orang hebat seperti apa yang diimpikan ketika itu? Tentu orang hebat di bidang arsitektur. Maka angan-angan saya waktu itu terbayang akan sosok arsitek terkemuka yang sering diajarkan oleh dosen saya. Ada Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, Tadao Ando, Zaha Hadid, dan sebagainya. Tentu nama-nama itu adalah arsitek terkemuka yang sering saya baca di literatur jaman saya masih mahasiswa. Bagi adik-adik junior, atau yang sekarang masih kuliah, tentu nama-nama itu sudah usang, hehehe. Adik-adik mahasiswa arsitektur dapat menambahkan nama-nama arsitek yang lebih update di kolom komentar.

Ya, waktu itu cita-cita saya setelah lulus memang jadi arsitek di perusahaan konsultan. Mata kuliah yang saya sukai adalah yang berhubungan dengan desain. Waktu itu saya kurang begitu suka dengan mata kuliah konstruksi bangunan dan mekanika teknik. Waktu kerja praktek, saya pun memilih bekerja di perusahaan konsultan arsitek. Ada pun jika kemudian saya "terdampar" bekerja di perusahaan kontraktor, tentu ada ceritanya. Tapi yang jelas, kini saya tidak merasa "salah jurusan". Setelah sekian lama bekerja di kontraktor, akhirnya saya dapat menjiwai posisi saya sebagai arsitek yang bekerja di kontraktor. Mungkin ada yang bertanya, ngapain lulusan arsitektur bekerja di kontraktor? Bukankah kontraktor adalah untuk lulusan teknik sipil?

Memang benar, leader di kontraktor bukanlah seorang arsitek. Sedangkan leader di konsultan kebanyakan adalah seorang arsitek. Tapi perlu saya sampaikan bahwa dalam perumusan di divisi engineering sebuah proyek konstruksi, pertimbangan arsitektural selalu menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan. Artinya suara seorang arsitektur selalu didengar oleh project manager dalam perumusan pada proses engineering.

Oke, sebelum berbicara banyak hal tentang apa peran arsitek di kontraktor, saya ingin memberikan gambaran singkat perbedaan tentang perbedaan peran arsitek di konsultan dan di kontraktor. Di sini saya akan memberikan gambaran dari pengalaman empiris, jadi bukan penjelasan secara teoretis. Peran arsitek di konsultan perencana adalah memaksimalkan kreativitas, imajinasi dan kemampuan analitik untuk mewujudkan kebutuhan ruang dan bangunan dalam sebuah produk gambar perencanaan. Sedangkan peran arsitek di kontraktor adalah memaksimalkan kemampuan analitik dan teknikal dalam mewujudkan produk perencanaan menjadi produk gambar teknikal dan metoda kerja yang siapkan dilaksanakan di lapangan. Kata kuncinya adalah "kreativitas" untuk peran arsitek di konsultan, dan "kemampuan teknikal" untuk peran arsitek di kontraktor.

Lalu apa posisi seorang lulusan arsitektur ketika bekerja di kontraktor. Posisi yang paling pas adalah di divisi engineering, dengan jabatan sebagai site engineer arsitek atau juga disebut architect engineer. Namun bagi lulusan baru, biasanya akan ditempatkan terlebih dahulu sebagai trainee atau junior engineer. Untuk diketahui, pada struktur organisasi proyek konstruksi, ada divisi engineering, divisi lapangan, divisi pengadaan dan divisi safety. Pada divisi engineering, ada tiga disiplin dengan engineernya masing-masing, yaitu arsitektur, struktur dan MEP, plus satu lagi yaitu divisi planning.

Lalu apakah tugas fungsi engineering itu?

Tugas fungsi engineering adalah mengkoordinir persiapan engineering proyek, termasuk perhitungan construction engineering, VE (value engineering), pembuatan shop drawing, time control dan mengawasi pelaksanaan engineering proyek agar pelaksanaan engineering berjalan sesuai rencana target mutu, waktu, safety egnineering, dan biaya yang telah ditetapkan.

Secara konkret, tugas-tugas site engineer (arsitek) meliputi :

  1. Membuat master schedule dan breakdown kegiatan engineering. Kompetensi yang dibutuhkan adalah work management, planning & organizing.
  2. Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan dari owner. Kompetensi yang dibutuhkan adalah work management, planning & organizing. Selain itu, tentunya adalah material knowledge.
  3. Mengkoordinir pembuatan shop drawing dan as buit drawing. Kompetensi yang dibutuhkan adalah work management, planning, organizing dan follow up. Selain itu adalah construction drawing dan metode pelaksanaan.
  4. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan VE (Value Engineering). Kompetensi yang dibutuhkan adalah work management, planning & organizing. Selain itu tentunya adalah kemampuan review design dan value engineering.
  5. Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik. Kompetensi yang dibutuhkan adalah work management, follow up dan korespondensi.

Dalam kaitan dengan hubungan kerja, site engineer (arsitek) mempunyai atasan yaitu engineering manager dan project manager. Sedangkan bawahan site engineer adalah chief drafter dan drafter. Lebih lengkapnya, site engineer arsitek (architect engineer) memiliki hubungan kerja di lingkungan internal, yaitu :

  1. Dengan project manager sebagai atasan langsung, untuk report dan persetujuan.
  2. Dengan site manager, untuk konsultasi metode kerja dan penjelasan gambar kerja (shop drawing).
  3. Dengan commercial manager, untuk koordinasi soal purchasing, konsultasi material dan harga.
  4. Dengan QC, untuk koordinasi masalah mutu.
  5. Dengan drafter, untuk pelaksanaan pembuatan shop drawing dan as built  drawing.
  6. Dengan site engineer struktur dan MEP, untuk koordinasi masalah engineering antar disiplin.
  7. Dengan surveyor, untuk memperoleh data aktual lapangan.

Selain itu site engineer juga memiliki hubungan kerja secara eksternal, yaitu :

  1. Dengan owner/MK, untuk koordinasi gambar dan approval, baik shop drawing, material dan metode pelaksanaan.
  2. Dengan konsultan perencana, untuk diskusi, klarifikasi dan justrifikasi teknis dalam pembuatan shop drawing dan metode pelaksanaan.

Itulah gambaran yang perlu diketahui bagi lulusan jurusan arsitektur yang ingin bekerja di kontraktor. Dalam dunia kerja, ada basic knowledge yang diajarkan bangku kuliah, namun lebih banyak yang tidak kita dapatkan semasa kuliah. Kemampuan menganalisa permasalahan, komunikasi, korespondensi, pengambilan keputusan dan leadership adalah kompetensi manajerial yang dibutuhkan, selain kompetensi secara teknikal.

Nah, siapkan diri anda untuk memenuhi kriteria kompetensi yang dibutuhkan, sebagaimana penjelasan di atas.

Artikel ini sebelumnya diposting di blog pribadi penulis www.arsikons.co pada tanggal 29 Desember 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun