[caption id="attachment_245988" align="aligncenter" width="387" caption="www.usc.edu"][/caption]
Dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, kontraktor pelaksana akan membentuk satu tim dengan struktur organisasi proyek yang mewakili kompleksitas proyek tersebut. Beberapa kontraktor menerapkan pola manajemen yang berbeda satu sama lain, yang kemudian tercermin pada struktur organisasi proyeknya. Namun struktur organisasi yang berbeda tersebut pada intinya tetap harus mewakili fungsi-fungsi utama pada sebuah organisasi proyek.
Dalam hal penulis akan memberikan contoh struktur organisasi di perusahaan di mana penulis bekerja. Dalam berbagai proyeknya, struktur organisasi yang dibentuk selalu mewakili fungsi-fungsi utama sebagai berikut:
- Safety Officer, fokus pada masalah pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan proyek yang berwawasan lingkungan.
- Construction Manager (Site Manager), fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan, dengan memperhatikan metode kontsruksi, sistematika dan tahapan pelaksanaan.
- Chief Engineer (Site Engineer), fokus pada perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan shop drawing, time control dan pengawasan pelaksanaan engineering proyek.
- Commercial Manager, fokus pada pengelolaan pengadaan jasa dan material, contract administration dan quantity surveyor.
- General Affair, fokus pada pengelolaan urusan umum antara lain pergudangan, kesekretariatan, kepersonaliaan proyek, perijinan, monitoring pembayaran kas proyek, keamanan dan hubungan sosial.
Dari lima fungsi utama tersebut, penulis ingin membahas lebih lanjut pada poin nomor tiga, yaitu fungsi engineering. Tugas fungsi engineering, yang dalam ini dijabat oleh Chief Engineering atau Site Engineering (tergantung besar kecilnya proyek), adalah sebagai berikut:
- Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown aktivitas bulanan dan mingguan.
- Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari owner.
- Mengkoordinir pembuatan shop drawing.
- Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).
- Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik.
Fungsi engineering sendiri menempati tahap ketiga dari lima tahapan pelaksanaan proyek, yaitu pada tahapan sosialisasi dan penjabaran. Ada pun kelima tahapan tersebut terdiri dari tahap pemahaman dan perencanaan,tahap pengadaan, tahap sosialisasi dan penjabaran, tahap pelaksanaan pekerjaan dan tahap serah terima pekerjaan. Dalam pelaksanaannya, fungsi engineering merencanakan tugas-tugas tersebut di atas pada tiga aspek, yaitu stuktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal.
Lingkup pekerjaan struktur meliputi pekerjaan sub structure (pondasi), upper structure (struktur gedung) dan struktur atap. Jenis pekerjaan struktur meliputi pekerjaan beton dan baja. Untuk lingkup pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan finishing yang terdiri dari finishing dinding, lantai, plafond, pintu jendela dan penutup atap. Jenis pekerjaan atau material arsitektur (finishing) sangat beragam, sehingga memerlukan pembahasan tersendiri. Sedangkan lingkup pekerjaan mekanikal elektrikal, meliputi instalasi penerangan (elektrikal), air bersih, air kotor & limbah, tata udara, pemadan kebakaran dan pekerjaan instalasi elektronik.
Pada tulisan berikutnya, penulis akan membahas khusus untuk engineering arsitek, baik secara teoretik maupun pengalaman di lapangan, baik di lingkunan internal maupun eksternal. (bersambung)
----------------------
Catatan : Artikel ini juga dapat dibaca di blog penulis di sini. Kalau ada waktu, silakan mampir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H