Hari ini saya membaca berita di jpnn.com yang berjudul "Sering Indispliner, Tibo Batal ke Vietnam". Diberitakan bahwa striker Timnas Titus Bonai kembali berulah. Seakan ingin mempertegas status sebagai pemain bengal, dia kembali melakukan tindakan Indisipliner sehingga tak bisa berangkat ke Vietnam untuk memperkuat Timnas dalam laga uji coba.
Kabar pemain yang akrab disapa Tibo tersebut batal berangkat disampaikan Fisioterapis timnas, Matias Ibo. Dalam pesan singkat yang dikirimkan ke Jawa Pos, tadi malam (14/10). Dia menyebut Tibo tak bsia berangkat karena tak memiliki paspor. "Tibo tidak ikut, dia tidak bisa berangkat karena tidak membawa Paspor," ujar lelaki blasteran Indonesia-Swiss tersebut. Alhasil, akibat kecerobohannya, Tibo pun batal untuk mengikuti uji coba Timnas kontra Vietnam yang digelar besok (16/10). Sikap Tibo ini pun semakin memperpanjang catatan tindakan Indisipliner pemain asal Papua tersebut.
Pada pertandingan kualifikasi Olimpiade 2012, Tibo dicoret dari Timnas oleh pelatih Alfred Riedl karena mangkir tak terlihat saat sesi latihan. Kejadian itu berulang saat timnas ditangani Nilmaizar. Pada September lalu, setelah melakoni pertandingan di Surabaya, Tibo dicoret karena indispliner dan tidak tampak saat latihan.
Kondisi ini pun cukup disesalkan oleh penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong. Padahal, dirinya sudah bersusah payah untuk mempertahankan pemain seperti Tibo agar tetap bisa masuk ke Timnas meski sudah dicoret Nil. Namun, kali ini Limbong sudah kehabsian kesabaran. Dia menyebut Tibo ceroboh dan sudah terlalu sering berbuat ulah. Dia khawatir akan memegaruhi pemain lain. "Kami tak boleh fokus mikir dia. Percuma permainannya bagus kalau moralnya tidak bagus," ujar jenderal bintang satu tersebut.
Hanya RD yang Mengerti Karakter Pemain Papua
Jika membaca kutipan berita di atas, terkesan bahwa Tibo memang sering bertindak indispliner. Baik pelatih Alfred Riedl maupun Mil Maizar pernah mengalaminya, dan memutuskan untuk mencoret Tibo dari Timnas. Penanggung jawab timnas Bernhard Limbong mengeluarkan pernyataan yang lebih pedas, dengan mengatakan, "Percuma permainannya bagus kalau moralnya tidak bagus".
Namun di tangan Rahmad Darmawan, semua itu menjadi lain. Mereka, para pemain Papua tidak lagi berulah. Di tangan Riedl dengan gaya kepelatihan Riedl yang saklek dan tidak toleransi terhadap pemain yang tidak disiplin membuat Tibo kurang mendapat tempat yang nyaman. Namun kondisi itu berubah 180 derajat sejak Rahmad Darmawan turun gunung menangani timnas yunior.
Sentuhan tangan dingin Rahmad akhirnya mampu merangkul pemain asal Papua hingga ada lima pemain asal Bumi Cendrawasih masuk dalam skuad Timnas U-23 di SEA Games 2011. "Coach Rahmad sering mengajak kami bicara dari hati ke hati. Beliau sangat tahu dan mengerti dengan karakter pemain-pemain dari Papua. Kami merasa tenang dilatih oleh beliau, coach Rahmad seperti bapak kami di timnas," ujar Tibo.
Soal stigma negatif yang kerap ditujukan kepada pemain Papua terutama tentang kebiasaan mengkonsumsi minuman keras, Tibo memberi pembelaan. "Tidak semuanya seperti itu, kami semua tahu tanggung jawab kami di lapangan," katanya.
Dijelaskan Tibo, pemain asal Papua sebenarnya sangat jarang neko-neko. Pada prinsipnya mereka hanya mau dimengerti dan diberikan hak sesuai dengan porsinya. Jika itu semua dipenuhi, apapun akan mereka pertaruhkan demi mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Di Tangan RD, Pamor Pemain Papua Terdongkrak
Bahkan seperti diberitakan di republika.co.id, di tangan RD pamor pemain Papua terdongkrak. RD yang saat itu menangani timnas di ajang Sea Games 2011, mampu mendongkrak gengsi sejumlah pemain asal Papua. Ia ciamik mengombinasikan talenta Papua dengan kemampuan sejumlah pemain lainnya.
Di mata RD, kebersamaan adalah segalanya. "Pak RD merupakan salah satu pelatih terbaik yang dimiliki oleh Indonesia, beliau bisa meracik dan menangani sejumlah pemain muda Indonesia yang saat ini sedang berlaga di SEA Games," kata Koordinator Port Numbay Persipura Mania, Marcelino Roy Hababuk di Jayapura, Papua, Senin (14/11). RD yang pernah membawa Persipura meraih gelar Liga Indonesia musim 2004/2005 mengetahui betul karakter pemain-pemain asal Papua.
"Figur RD memang pantas disematkan sebagai salah satu pelatih terbaik yang kita miliki," katanya.
Di bawah besutan RD, timnas U-23 menampilkan pola permainan efektif dan menuai kemenangan. Pasukan Garuda melibas Kamboja dengan skor 6-0, menundukan Singapura dengan 2-0, dan mengalahkan tim kuat Asia Tenggara Thailand dengan skor 3-1 pada Minggu (13/11).
"Di tangan RD, para pemain muda asal Papua mendapatkan sejumlah kesempatan untuk berkarier di Tim Nasional," katanya menegaskan.
Nil Maizar Tidak Perlu Malu Belajar Pada RD
Nah, ternyata para pemain Papua itu sebenarnya tidak neko-neko kok. Pada prinsipnya mereka hanya mau dimengerti dan diberikan hak sesuai dengan porsinya. Jika itu semua dipenuhi, apapun akan mereka pertaruhkan demi mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dan itulah yang sudah diterapkan oleh pelatih RD ketika menangani timnas U-23 di ajang Sea Games 2011. Dan hasilnya, pemain Papua mampu bersinar dan menjadi terkenal dengan sebutan trio Papua yang mengagmkan.
Untuk Nil Maizar, anda tidak perlu malu untuk belajar dari RD. Saya yakin anda mampu bersikap profesional, dan membuang sikap ego akibat kisruh dualisme yang melelahkan ini. Anda dan RD sama-sama pelatih profesional, yang terbebas dari sekat-sekat yang tidak perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H