Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tempo Tidak Bohong, Beritanya Masih Terpampang

6 April 2014   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 1847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13967405921495546954

Tulisan di Kompasiana terkait berita di Tempo soal klaim kemenangan PDIP di luar negeri ternyata masih berlanjut dan menggegerkan dunia persilatan di Kompasiana. Setelah Mas Adie Sachs dan Pakde menuliskan artikel bantahan terhadap tulisan Mbak Ira, tadi malam saya juga menulis tema yang serupa, tapi mencoba lebih fokus ke sisi jurnalistik. Ada pun tulisan saya berjudul "Kompas Oke, Tempo Tidak Oke". Eh, setelah itu ternyata masih ada lagi artikel muncul membahas yang sama, yaitu tulisan Mas Akhmad Fauzi, yang berjudul "Kok Diperlakukan Sama Antara Berita MUI dan Ira Oemar?".

Sebenarnya saya sudah menuliskan secara detail pada tulisan saya di atas. Saya mencoba tidak berprasangka apa pun di tulisan saya tersebut, soal siapa yang bohong, apakah Tempo atau PDIP. Saya hanya melontarkan logika-logika saja.  Dan itu saya tuliskan pada poin-poin  analisa di tulisan tersebut.

Di sini saya hanya menyampaikan bahwa sampai saat ini, berita dii Tempo yang diributkan itu masih terpampang, dan masih bisa diakses tanpa hambatan. Dan satu lagi, tidak ada revisi ata klarifikasi dari Tempo. Saya capture berita itu per hari ini jam 07.33 WITA.

[caption id="attachment_318760" align="aligncenter" width="411" caption="Berita di Tempo yang diributkan itu (capture)"][/caption]

Seperti kita ketahui, Tempo dikenal sebagai media yang sangat kredibel dengan akurasi berita yang tinggi. Pasti ada SOP yang sangat ketat dijalankan pada pola manajemen jurnalisitik medianya. Nah, melihat bahwa berita tersebut masih terpampang dan bisa diakses, serta tidak ada revisi berita, maka tidaklah salah kalau saya menyimpulkan bahwa berita itu benar. Setidaknya Tempo tetap menganggap bahwa berita itu benar. Tapi tunggu dulu, benar di sini bisa berarti dua macam, yaitu:


  1. Berita di Tempo benar, bahwa PDIP memang menang di pemilu di tiga negara tersebut.
  2. Berita di Tempo benar, bahwa memang bersumber dari media center PDIP.

Sebagai media yang besar dan dikenal  sangat kredibel, maka Tempo pasti mempunyai standar prosedur yang ketat atas kebenaran berita. Atau Tempo juga akan melakukan langkah-langkah yang konkret dan signifikan, jika terjadi kesalahan pada berita yang diluncurkannya. Apalagi jika itu menyangkut masalah politik, yang sangat sensitif menjelang pemilu ini.

Karena berita tersebut masih terpampang, dan tidak ada langkah-langkah apa pun, termasuk menarik berita dari peredarann, maka dapat dianggap bahwa Tempo tetap menganggap bahwa beritanya benar. Terkait konten beritanya, karena sudah ada berita lanjutan bahwa KPU membantah klaim kemenangan tersebut, maka secara tidak langsung Tempo sudah mengakui bahwa ada kekeliruan dalam pemberitaannya.

Namun masih ada masalah soal validitas sumbernya. Pada berita tersebut, Tempo menyebut media center PDIP sebagai sumber beritanya. Sampai saat ini, tidak langkah apa pun terkait validitas sumber berita tersebut. Bagi Tempo, tentunya hal ini bukan masalah sepele. Ini menyangkut kredibilitas  dan kepercayaan. Mungkinkah media sekelas Tempo menggunakan sumber berita yang tidak jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan?

Nah, dari paparan di atas, saya menyimpulkan bahwa Tempo tetap menganggap bahwa sumber berita tersebut memang benar berasal dari media center PDIP. Tudingan bahwa Tempo berbohong tentunya masih bersifat sepihak. Dan tentunya Tempo tidak akan mau membiarkan dirinya dituding berbohong.

Nah, kita akan menunggu, apakah Tempo akan melakukan sesuatu terkait tudingan kebohongan dalam pemberitaan itu? Atau Tempo akan membiarkan dirinya menjadi tertuduh atas berita bohong tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun