Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pertanyaan dari orang Jepang : Besok atau Lusa?

7 Agustus 2013   11:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:32 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ramadan tahun ini sudah hampir berakhir, entah hari ini atau besok, kita kembali akan merayakan hari kemenangan Idhul Fitri. Bagi saya pribadi, besok atau lusa tidak menjadi masalah. Hal ini justru menjadi masalah karena ketetapan besok atau lusa justru ditunggu oleh 2 orang teman saya yang asli Jepang. Yah, sejak beberapa hari lalu, mereka sangat ingin mengetahui dan melihat langsung begaimana perayaan Idhul Fitri Muslim. Setelah selama ini mereka bertanya tentang puasa ramadan, dan tertarik untuk tahu lebih banyak tentang Islam, dan juga akhirnya memutuskan untuk melihat secara langsung prosesi perayaan Idhul Fitri. Secara pribadi saya merasa senang bisa sedikitpsedikit menjelaskan tentang Islam kepada mereka dan saya tidak menyangka kalau mereka sampai berniat untuk mengambil cuti kerja (karena mereka bekerja sebagai karyawati) setengah hari di hari Idhul Fitri untuk ikut dengan saya yang akan merayakan Idhul Fitri. Yang menjadi masalah sekarang adalah, untuk mengambil cuti mereka harus minta ijin atasan mereka, paling tidak sehari sebelumnya, artinya kalau ternyata Idhul Fitri jatuh pada tanggal 8 Agustus besok dan KBRI Tokyo juga melaksanakan sholat Ied dan Open House besok, maka hari ini mereka sudah harus mengajukan ijin cuti. Tapi sampai hari ini saya belum bisa memberikan kepastian kepada mereka apakah Idhul Fitri bertepatan dengan tanggal 8 atau 9 Agustus. Saya ingat dua tahun lalu, penetapan 1 Syawal di Jepang sempat terjadi perubahan mendadak. Sebelumnya KBRI Tokyo mengikuti keputusan pemerintah RI menetapkan 1 Syawal  jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011 yang juga diikuti oleh KBRI Tokyo. Pengumuman dibuat tangal 29 Agustus 2011 setelah selesai Isya. Ternyata beberapa jam kemudian, sudah hampir jam 11 malam waktu Jepang, ada perubahan, besoknya tanggal 30 Agustus 2011 sudah masuk 1 Syawal, mengikuti keputusan Asosiasi Muslim Jepang dan Islamic Center Jepang, sehingga mendadak lebaran. Untungnya  berita itu bisa cepat  tersebar, salah satunya melalui media sosial dan milis-milis komunitas muslim Indonesia di Jepang. Kembali ke cerita mengenai kedua teman saya tadi, saya sudah menjelaskan bahwa penentuan bulan baru dalam kalender hijriah (Islamic Calender) berdasarkan peredaran bulan dan ada dua cara yang biasa dilakukan yaitu dengan mengamati apakah sudah muncul bulan baru (rukyat) dan ada yang menggunakan metode perhitungan astronomi (hisab). Dan biasanya dua metode ini menghasilkan keputusan yang berbeda. Jadi bisa jadi nanti akan ada 2 hari Idhul Fitri, seperti telah terjadi untuk awal ramadan tahun ini, mulai di hari yang berbeda, ada yang versi pemerintah dan ada yang versi organisasi Islam di Indonesia.Pemerintah menggunakan metoda rukyat sehingga awal bulan diketahui paling cepat dua hari sebelumnya atau paling sering sehari sebelumnya, sementara beberapa organisasi Islam di Indonesia menggunakan metode hisab, yang menggunakan perhitungan astronomi sehingga sudah bisa menetapkan jauh hari sebelumnya. Bahkan  salah satu organisasi Islam di Indonesia, sejak beberapa waktu lalu  sudah menetapkan  1 Syawal tahun ini jatuh pada tanggal 8 Agustus, tanpa menunggu hasil rukyat dan keputusan pemerintah RI.Mudah-mudahan ini tidak menjadi hal yang aneh di mata mereka, kenapa kok menentukan hal seperti itu masih sering terjadi perbedaan. Kembali ke perbedaan penentuan 1 Syawal, saya jadi berpikir apakah tidak bisa dibuat sebuah kesepekatan bersama yang memuat penanggalan Islam lebih praktis dan bisa digunakan untuk membuat perencananna jauh hari sebelumnya. Mungkin karena selama ini kita lebih fleksibel dalam hal jadwal jadi meleset 1 atau 2 hari tidak punya efek yang besar, tapi bagi masyarakat Jepang yang sudah punya kebiasaan membuat jadwal jauh hari sebelumnya dengan tingkat akurasi yang tinggi, akan merasa aneh dengan penentuan tanggal yang baru bisa ditetapkan sheari sebelumnya, apakah sudah masuk bulan baru atau bukan. Selama ini saya sering mengikuti adu argumen antara kelompok hisab dan kelompok rukyat, dan masing-masing punya dasar argumentasi yang sama-sama berdasarkan Al Qur'an. Memang yang berebda adalah penafsiran dari ayat-ayat yang digunakan. Tapi sebagai orang awam yang bukan ahli fikih dan tidak pernah mendalami ilmu agama secara khusus di sekolah agama, saya punya pikiran yang praktis mungkin akan oleh sebagian orang akan dianggap menggampangkan masalah.Menurut saya, selama ini juga waktu sholat yang jadi patokan saya di Jepang adalah kalender Islamic Finder, yang perhitungannya menggunakan metode hisab. Selama setahun menggunakan jadwal tersebut dan kalau mau konsisten seharusnya dalam menentukan 1 Syawal saya juga harus berpatokan ke jadwal itu hehehe. Kembali ke metoda hisab dan pikiran praktis dan awam yang saya miliki, menurut saya perhitungan astronomi sudah sangat canggih, jangankan menghitung peredaran bulan dan bumi mengelilingi matahari yang siklusnya setiap satu tahun, bahkan peredaran benda-benda langit yang siklusnya sampai berpuluh-puluh tahun bisa dihitung dengan tepat. Saya ingat ada komet yang melintasi bumi sudah diperhitungkan beberapa  tahun sebelumnya, dan terbukti komet tersebut muncul pada saat seperti yang diprediksi beberapa tahun sebelumnya. Padahal itu bedna langit yang frekuensi kemunculannya sangat-sangat rendah dan atau siklus peredarannya dalam orde puluhan tahun. Yang memiliki siklus edar puluhan tahun saja bisa diprediksi dengan presisi di mana posisinya, apalagi yang siklus peredarannya hanya dalam orde bulan atau tahun. Peredaran itu mengikuti pola dan hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah, yang disebut sunatullah, sebagai mana hukum-hukum fisika, merupakan sunatullah yang dibelakang hari baru bisa dirumuskan oleh para ahli fisika, padahal itu fenomena yang sudah sejak dunia diciptakan oleh Allah, hanya baru bisa dirumuskan kemudian. Dalam Alquran juga telah disebut bahwa peredaran benda-benda langit mengikuti waktu yang telah ditentukan ”Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing2 berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Maha perkasa lagi Maha Pengampun “(QS. az-Zumar:5) [caption id="attachment_279851" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : www.nu.or.id"][/caption] Seperti halnya hukum-hukum fisika yang bersifat sunatullah yang sudah diformulasikan dan telah banyak d imanfaatkan oleh manusia untuk  kemudahan misalnya dalam perangkat-perangkat teknologi, menurut saya waktu yang telah ditentukan dalam ayat itu juga mengikuti hukum fisika yang bisa dihitung, dan bersifat sunatullah. Ada polanya dan itu yang bisa dipelajari oleh manusia. Kemajuan teknologi pun sudah mencapai tingkat kepresisian sampai dengan skala nano. “Allah menginginkan bagi kalian kemudahan dan tidak mengiginkan bagi kalian kesulitan.” (QS. Al Baqoroh/2: 185) Tapi itu pendapat awam saya saja. Dan saya tahu ada sebagian yang berprinsip melihat itu lebih membuat yakin, sehingga harus secara empiris harus bisa dibuktikan dengan panca indra,namanya ainul yakin. Ada juga yang yakin berdasarkan ilmu pengetahuan yang dipelajari, namanya ilmal yakin, dan ada juga yang tidak pernah bisa terindera, tidak bisa diterima secara ilmu pengetahuan dan logika karena transenden, tapi tetap percaya secara haqqul yakin. Kembali ke curhat saya, jadi besok atau lusa nih?. Saya harus segera menjawab pertanyaan teman-teman saya itu.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.

Semoga Allah menerima amal ibadah Ramadan kita.

Aamiin Yaa Rabb.

Selamat Hari Raya Idhul Fitri.

Eid Mubarrak

Maaf Lahir Batin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun