Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saking Banyak Mengeluh Hingga Lupa Nikmat, Kok Bisa?

23 September 2023   06:05 Diperbarui: 23 September 2023   06:24 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah akhir pekan masih doyan mengeluh? Datang hari Senin mengeluh, hari Rabu meratap capek, dan hari Jumat bilangnya lelah. Sekarang Sabtu pun masih mengeluh. Tiap malam mau tidur memejamkan mata pun masih penuh keluhan. Kok bisa?

Siapapun akan merasa kurang, bila standar bersyukur yang dipakia adalah nikmat orang lain. Apapun bisa dikeluhkan karena doyan membading-bandingkan yang dimiliki dengan punya orang lain. Pasti mengeluh saat gagal menikmati apa yang dimiliki, justru ngotot untuk memiliki seperti yang orang lain miliki. Hari-hari penuh keluhan. Mau sampai kapan?

Coba ambil dua lembar kertas sekarang. Tuliskan di satu kertas, apapun seluruh keluhan yang kita miliki. Tentang musibah, cobaan, atau kejadian yang tidak mengenakkan. Apapun yang tidak disukai terjadi sepanjang minggu ini. Dan satu kertas lainnya, tolong juga dicatat seluruh nikmat yang kita peroleh dari Allah SWT. Mulai dari makan enak, tidur nyenyak, masih sehat wal afiat, bahkan masih bisa bernapas setiap bangun pagi. Silakan dituliskan saja, di dua lembar kertas yang ada. Antara keluhan dan nikmat yang dialami.

Hasilnya, sudah pasti nikmat yang diperoleh melebihi cobaan yang dikeluhkan. Pasti lebih banyak nikmat yang diberikan-Nya daripada keluhan yang ditimpakannya. Lalu, kenapa kita tidak lagi mampu mengingat nikmat yang dimiliki?

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya (QS an-Nahl 18). Jadi, jangan lupa. Nikmat yang harus disyukuri pasti lebih besar daripada keluhan yang dilontarkan. Apapun keadaannya, cukup dijalani sambil tetap mengupayakan ketaatan kepada-Nya. Lalu bersandar pada-Nya dengan mengakui segala kelemahan diri kita di hadapan kemahakuasaan-Nya.

Sebab, Allah SWT tidak akan membebani siapapun melebihi kemampuannya. Sebab hanya Allah SWT yang maha adil, sehingga tidak pernah aniaya kepada hamba-Nya. Perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa dari waktu ke waktu. Hanya bersyukur yang bisa memudahkan segalanya. Bila ada masalah atau cobaan, cukup sabar dan ikhlas dalam menjalani. Hingga waktu berkah akan datang dengan sendirinya.

Jauhi mengeluh, dekatkan bersyukur dalam segala keadaannya. Teruslah berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Karena selalu ada kebaikan yang bisa dikerjakan, di mana pun dan kapan pun. Dan ketahuilah, nilai seseorang terletak pada apa yang diberikan dan bukan pada apa yang mampu diterima. Bukan dia yang memiliki banyak yang kaya, tetapi dia yang memberi banyak itulah yang kaya. Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun