Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Sih Gampang Keluh-kesah daripada Bersyukur?

5 September 2023   20:16 Diperbarui: 5 September 2023   20:19 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa, hari-hari begini banyak orang gampang marah dan nggak sabaran? Baru nggak punya duit sedikit sudah menghubungi pinjol (pinjaman online). Lihat orang salah sedikit, sudah langsung marah-marah dan memaki. Baru benci sedikit, sudah menebar cerita yang nggak-nggak ke mana-mana. Terus kalau orang lain salah, ap akita pasti benar? Zaman begini dibilang maju tapi akhlak malah justru mundur.

Anehnya lagi, anugerah dan nikmat Allah SWT itu "harus" dimaknakan dengan uang. Uang dianggap segalanya. Gara-gara pengen punya uang, nggak masalah halalkan segala cara. Rugikan orang lain juga nggak apa katanya. Pinjam sana-pinjam sini tapi nggak bisa bayar. Jual sana jual sini padahal bukan punyanya. Begitulah realitasnya, sebab nikmat hanya diartikan uang. Kesehatan, udara bebas, bahkan pikiran yang tenang dianggap bukan nikmat lagi. Katanya, untuk apa pikiran tenang bila nggak punya uang? Kacau nggak sih, hidup bila begitu.

Pantas sekarang ini, banyak orang menghitung nikmat atas apa yang tampak? Sementara yang nggak tampak seperti kesehatan dan waktu luang dianggap bukan nikmat lagi. Hingga akhirnya jadi lupa bersyukur. Lebih gampang keluh-kesah tanpa mau bersyukur. Jaid lupa, ajaran Nabi Muhammad SAW yang bersabda, 'Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak". (Hadits Hasan Riwayat Ahmad No. 278).

Punya masalah sedikit, ditimpa musibah sudah uring-uringan. Kondisi lagi senang saja susah bersykur, apalagi sulit. Semua orang juga punya masalah. Hanya yang beda itu cara memperlakukan masalah. Ada yang santai karena berserah kepada-Nya. Tapi ada yang keluh-kesah, seolah masalahnya dibikin orang lain. Maunya menyalahkan dan mentalitasnya jadi "korban". Hingga lupa, apapun masalahnya hadapi sana dengan sabar dan tawakal, biar rasa syukurnya nggak hilang.

Sebagian orang lupa. Bahwa masalah dan musibah cara Allah SWT untuk menghidupkan rasa syukur, di samping untuk mengingat-Nya. Bahwa nikmat Allah  SWT itu nggak ada  habis-habisnya. Maka penting hari ini, untuk selalu menjaga hati dan pikiran. Agar selalu bersyukur pada setiap keadaan. Karena memang selalu ada cara untuk bersyukur, apapun alasannya. Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun